29. Andai Bisa Reset

Start from the beginning
                                    

"Eh, vidio ini. Ulang, ulang." Rangga salah menekan tombol.

"Ya elah," "Astaga udah rapih gini gue-nya"

"3, 2, 1... nah bagus tuh ketabrak sama golden hournya." Rangga memberikan ponsel itu pada Tira.

Dan kalo gue ga ke taman hari itu. —Vira

"Bagus banget, plis. Suka." Ceria Jiya.

"Mesti di post, wajib." Seru Bila.

Giliran para cowok yang yang diboomerangin oleh Vira menggunakan ponsel Tira.

Memo Tira menjadi tempat spam mereka jika berkumpul.

Sorry, Bin. Udah ngecewain lo juga. Posisi gue emang lagi suka Jordan. —Vira

"BBQ kuy, abis ini pulang." Ajak Vira yang melihat ada restoran Barbeque tak jauh dari tempat mereka.

"Kuy!" Serempak sahabatnya menjawab diakhiri dengan kekehan, langsung saling bergandengan menuju restoran.

Yang cowok yang menggeleng tak habis pikir, betapa cerianya amigos.

And thank you to you all guys, gue terhibur banget hari ini. —Vira

"Iya yang ini aja, disamain semua." Jiya menjelskan lagi pesanan mereka pada pelayanan tersebut.

❄️❄️❄️

Jordan memeiksa ponselnya yang berisi panggilan tak terjawab oleh dua temannya itu sejak pagi tadi.

Ia membiarkan ponsel itu mati lagi setelah melihatnya.

Lalu keluar rumah, menaiki motornya menuju taman yang datarannya tinggi hingga dapat melihat semua bangunan di depannya.

Banyak anak-anak kecil yang sedang bermain di sana. Dengan ceria, tertawa.

Jordan mendekati tepi taman itu yang dipagari oleh besi. Dan memangkukan kedua tangannya diatas itu.

Memandang seluruh bangunan yang terpancar orange-nya senja sore itu.

Angin yang berhembus, membuat dedaunan menari.

"Nak?" Seseorang pria dengan suara khas bapak-bapak memanggilnya.

Dengan refleks Jordan langsung menoleh ke sumber suara.

Membulatkan mata, tak percaya apa yang ia lihat.

❄️❄️❄️

"Masih gak diangkat sama Jordan?" Tanya Reno disebrang telfon.

Raka yang sedang santai dibalkon rumahnya hanya berdeham mengiyakan.

"Tapi gue udah kirim pesan ke dia, terserah mau di bales apa nggak. Pasti dibaca." Kata Raka yakin.

"Oh, yaudah. Sisanya terserah dia aja." Reno mengakhiri telfonnya. Melanjutkan lari sorenya.

❄️❄️❄️

"Eum, enak banget plis." aku Jiya mencicipi daging itu.

"Enak 'kan? Bagus dong kalian seneng." Kekeh Vira lalu menyuapkan sepotong daging ke mulutnya.

"Langganan gue nih restoran jadinya." Kata Yuda sambil memotong dagingnya.

"Ditambah minuman sodanya, beuh!" Rangga mendalami ekspresinya memuji daging yang ia kunyah dengan soda.

"Alay." —Dhika.

"Lebay." —Aldy.

Abin hanya menahan tawa sambil meminum sodanya.

Sedingin Es (S1)Where stories live. Discover now