14. Laboratorium

182 14 0
                                    

— 07

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— 07.00 wib —

Hari ini kelas IPA 3 akan mengambil nilai praktik di laboratorium.

"Anak-anak, kalian langsung saja ke laboratorium. Bapak tunggu." ujar pak Hardi, lalu ia keluar kelas lebih dulu.

"Iya, pak." Sahut muridnya, lalu mereka menyusul ke laboratorium.

Amigos sedang berjalan menuju laboratorium.

"Prakteknya pakek kelompok ga, ya?" Tanya Tira penasaran.

"Ya pakeklah pasti, masa iya nggak." Tebak Vira.

"Paling juga kelompoknya yang kemaren." Sambung Jiya.

Yang lainnya hanya membalas dengan mengangguk.

"Gue keinget yang di labor kemaren, yang erlenmeyer pecah." Ujar Neya.

"Untung, Vira ga napa-napa. Lah, kalo kena pecahannya gimana coba?" Sahut Bila dengan kesal.

"Udah, udah. Hati-hati aja intinya." Ujar Vira menyudahkan masalah yang di laboratorium kemarin.

Murid IPA 3 masuk ke laboratorium dan memakai perlengkapan keamanan.

"Baiklah anak-anak, jika kalian sudah memakai perlengkapan keamanan, silahkan mengambil tempat secara berkelompok seperti kemarin." Ujar pak Hardi.

"Baik, pak." Sahut muridnya, lalu mereka menuruti perintah pak Hardi.

"Bapak ingatkan kalian untuk berhati-hati, jangan sampai terjadi kecelakaan seperti kemarin." Ujar pak Hardi dengan tegas.

"Iya, pak." Sahut muridnya.

"Vir, tuker tempat sama gue." Ujar Abin yang langsung menarik tangan Vira, dan menggeserkan ke tempatnya lalu Abin pindah ke tempat Vira yang sebelumnya.

"Yampun, Bin. Ga makek narek gue sgala kali." Sahut Vira dengan kesal.

"Udah, diem." Balas Abin tanpa melihat Vira.

"Gue nyamuk. Gue lebih diem." Sindir Neya yang sekelompok dengan mereka.

"Ngga gitu maksudnya, Ney. Srius. Plis." Sahut Vira sembari menggelengkan kepalanya.

Alhasil mereka diam dan fokus melanjutkan tugas mereka.

Neya menjadi sekretaris di kelompoknya, Abin dan Vira yang melakukan tugasnya.

Tim yang beranggotakan Jiya, Tira, dan Bila. Tira yang menjadi sekretarisnya, lalu Jiya dan Bila yang nelakukan tugasnya.

Tak lama, karet pengikat rambut Vira putus.

Rambutnya langsung terurai ke depan.

Karetnya pun terpental mengenai leher belakang siswa yang di belakang Vira, "Aw. Siapa yang maen jentikin karet?" Tanya siswa itu menoleh ke belakang sambil memegang leher belakangnya.

Sedingin Es (S1)Where stories live. Discover now