29. Andai Bisa Reset

195 8 0
                                    

"SETAN!" teriak Tira hingga memeras kuat lengan Rangga disebelahnya yang dikagetkan oleh pemeran kuntilanak di wahana itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"SETAN!" teriak Tira hingga memeras kuat lengan Rangga disebelahnya yang dikagetkan oleh pemeran kuntilanak di wahana itu.

Yang lainnya refleks ikut teriak gara-gara Tira.

Kemudian diakhiri dengan tertawa.

"Jelek bener lo." ejek Yuda pada pemeran kuntilanak itu sambil menjolorkan lidah.

Mereka terus berjalan, menyusuri wahana rumah hantu itu.

Vira tersenyum sendiri, melihat tingkah laku sahabatnya.

Seandainya gue bisa reset lagi. —Vira

Mereka telah keluar dari rumah hantu itu, lalu membeli gulali berwarna-warni bak pelangi.

"Hm manis banget sumpah," Tira kesenengan.

Semenjak ketemu Jordan, hidup gue berubah pesat. —Vira

Vira menyuapkan gulali itu ke mulutnya.

"Eh, sana yok." Bila menarik sahabatnya mengarah ke mesin pencapit boneka.

Hingga berujung ditolak, sakit hati, kecewa, —Vira

"Yes! Dapet dong bonekanya!" Seru Jiya berhasil mendapat boneka yang capit, dan mengambilnya dikotak pengambilan mesin boneka.

"Coba elo, Vir." Tira memberi koin pada Vira untuk memulai game-nya.

"Nah itu cepetan, cepetan. Ntar waktunya habis." Seru Neya heboh.

Tapi mereka selalu ada buat gue, mengertiin gue, —Vira

"Yes!" Seru sahabatnya heboh diakhiri dengan tertawa, Vira pun mengambil bonekanya.

"Gir, gir, minggir. Giliran gue." Yuda tiba-tiba menerobos mereka hingga menguasai tempat mesin pencapit boneka.

"Orang GG mau kasih tutor capit boneka yang bener." Yuda membunyikan buku-buku jarinya dengan berlaga sombong.

"Hm, GG? Bego lu yang ada, jangan sok makanya." Ceplos Rangga menepuk bahu Yuda yang tak mendapatkan boneka yang ia capit.

"Elah, pemanasan." Ngelas Yuda malas. Disahut dengan kekehan oleh yang lainnya.

Kalo gue denger kata mereka, mungkin gue ga bakal sakit hati gini. —Vira

"Udah sore aja, cepet banget waktu." Gumam Abin setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 15.50.

"Boomer yok, boomer." Ajak Jiya yang memegang boneka itu.

"Yok, boy boomer-in kita yaaa.." Tira mengasih ponselnya pada Rangga.

Amigos pun memilih tempat untuk boomerang, tepat di depan pintu masuk wahana itu.

"3, 2, 1..."

Sedingin Es (S1)Where stories live. Discover now