Jordan menahan emosinya, ia mengambil helm dan memakainya lalu mentancap gas motornya keluar area sekolah.

"Kamu. Jangan pulang dulu." Ujar pak satpam menunjuk pada Abin.

Abin hanya pasrah untuk menetap di sana.

Reno dan Raka secepatnya mengambil motornya dan keluar area sekolah bersama menyusul Jordan.

Pak satpam melihat nama cowok tinggi itu di bajunya sambil menyipitkan mata. "Hhmm, Abin ya? Ada masalah apa toh?" Tanyanya dengan nada normal.

"Nggak pak, dia duluan yang nyakitin temen saya. Saya gak bisa tinggal diem aja, pak." Jawab Abin lalu membenahi rambutnya ke belakang dengan tangan kanannya.

"Siapa toh temen kamu? Kok kamu yang balesinnya?"

"Eum, cewek pak."

Pak satpam memukul pelan lengan kanannya Abin berulang kali."

"Oh, ngerti toh bapak. Pasti masalah cinta ya?" Kekeh pak satpam senyum-senyum sendiri, sedangkan Abin serius ini bukan masalah cinta remaja pada umumnya.

Ia melihat jam tangan di kirinya, ingat mau menyusul sehabis membalas Jordan.

"Pak, saya izin pulang dulu, mau nyusul temen saya." Pamit Abin terburu-buru mengambil motornya.

"Eh, iya hati-hati toh dijaga temennya." Kekeh pak satpam lalu berbalik badan berjalan menuju pos satpam sambil menggeleng kepala, "Dasar anak remaja.." kekehnya senyum-senyum sendiri.

Pak satpam peka banget ya, mungkin masa remajanya berbunga-bunga.

❄️❄️❄️

— 16.30 wib —

Toko buku.

Abin melihat sisi ke sisi ruangan ini yang begitu luas. Ia mengacak rambutnya frustasi.

Ia bingung mau mencari Vira kemana, lalu ia teringat jika Vira suka novel. Segera mungkin ia menuju tempat khusus buku novel.

Dan terlihat seorang siswi dengan seragamnya sedang duduk dipojokan dekat jendela sana. Dengan memakai earphone-nya. Menatap sedu ke luar jendela.

Abin menghampirinya, lalu duduk di kursi kosong yang berhadapan dengan Vira.

"Ternyata lo di sini, Vir." Kata Abin sambil mengatur napasnya yang kelelahan berlari mencarinya.

Vira langsung terkejut dan membulatkan matanya akan kehadiran Abin, ia langsung melepaskan earphone-nya.

"Kok lo tau gue di sini? Ngapain?" Tanyanya dengan mata yang sembab.

"Udah, gak pakek basa basi. Tau gue lo nangis tadi gegara Jordan." Jawab Abin.

Vira mengerjapkan matanya, mengulumkan bibirnya ke dalam.

"Tau ah, gue mau sendiri." Kata Vira langsung berdiri hendak pergi.

Abin langsung mengikuti dan menarik tangan kanannya Vira.

"Vir, elo 'kan janjinya ke mama lo ke toko buku, trus lo mau kemana? Bohong dosa." Ujar Abin memperingatkan.

"Gak, gue cuma mau pindah tempat. G-gue gak bohong..." matanya berkaca-kaca lagi.

Abin langsung memeluk Vira.

"Elo kurang puas 'kan nangis di sekolah, hm? Nangis lagi aja, Vir. Gue tutupin." Kata Abin.

"Gue.. gue ga nangis." Ia mulai meneteskan air matanya.

"G-gue sia-sia aja selama ini, Bin. Gue kayak ngejar angin. Bodoh bener gue." Ujarnya diakhiri dengan tangisan.

Sedingin Es (S1)Where stories live. Discover now