2 ¦ ⏳°‧ٓ✧

948 122 0
                                    

"2065."

  Rose pun segera pergi menjauh dari pria itu lalu mencari tempat yang sedikit sepi. Ia pun memutar waktu ke tahun 2020, lalu menyalakan mesin waktu nya. Namun tidak ada yang terjadi. Keringat yang mengalir dari pelipis gadis itu semakin bercucuran. Ia pun memutar waktu nya ke tahun 2021, ya setidaknya melewatkan 1 tahun tak masalah.

  Namun sama, mesin waktunya tak memberikan respon apa-apa. Merasa frustasi, ia pun mengantongi mesin waktu nya lalu menyalakan ponselnya. Ponselnya menyala, namun ia tidak mendapatkan sinyal. Ia pun berinisiatif menelpon Dongwook. Namun gagal karena kartu SIM nya telah kedaluwarsa dan tidak dapat digunakan lagi.

  Tentu saja kedaluwarsa, ini tahun 2065.

  Lalu Rose pun berbalik, berniat pergi mencari counter ponsel. Namun terhenti karena pria yang tadi ia tanyai sedang menatapnya. Rose pun bergegas pergi mencari counter tempat orang menjual kartu SIM, kuota internet, dan lainnya. Namun saat ia melihat sekeliling. Semua asing. Semua berbeda.

  Tidak seperti tahun 2020, tempat ia tinggal.

"Gimana ini?" batin Rose, ia benar-benar takut. Berada di tahun 2065 seorang diri tanpa membawa perbekalan apa-apa. "P-permisi?" Rose menoleh saat pria tinggi itu lagi-lagi menampakkan dirinya.

"Ya?" Tanya Rose.

"Perlu bantuan? Aku rasa kamu terlihat bingung.." tutur pria itu sopan dan sedikit terbata.

"Em.. dimana aku bisa menemukan orang yang menjual kartu SIM untuk ponsel?" tanya Rose sambil mengangkat ponselnya. Pria itu menatap benda kotak itu, lalu mengulum senyum. "Sudah ku duga kamu bukan berasal dari kota ini.." ujarnya.

"M-maksudmu? Ah lupakan— jadi dimana aku bisa membeli kartu SIM?" tanya Rose sekali lagi. Pria itu lantas menggeleng. "Ponsel yang kau maksud itu sudah berhenti diperjualbelikan di pasar. Dan kartu SIM.. mustahil masih ada yang menjualnya." jelasnya. Tubuh Rose menjadi kaku. Pikirannya kacau sampai tak tahu ingin berkata apa. Lalu pria itu berbicara pada dirinya sendiri— ah ralat, ia berbicara dengan orang lain lewat earphone yang ia pakai.

"Lis, ke lokasi gue sekarang."

"Oke."

"Bagaimana kalau pesawat? Bisa antarkan aku ke bandara?" tanya Rose. Yah, untunglah ia masih membawa beberapa uang dan kartu banknya. "Pesawat juga sudah.. tidak ada," jawabnya tidak enak. Lalu tanpa sadar air mata Rose mengalir begitu saja.

"Gimana gue bisa pulang.." gumamnya dengan perasaan frustasi. Ia benar-benar takut. Tak ada satupun yang ia kenal di sini. Tak ada satupun benda yang ia punya bisa ia gunakan di sini. Rose pun berjongkok sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan sambil menumpahkan air matanya.

"Atur dulu ke bahasa tahun 2020." Gumam Jaehyun pada seorang gadis yang baru saja muncul, "gue dah tau bodoh."

"Permisi nona," itu suara seorang perempuan, tangannya menepuk bahu Rose. Rose pun langsung menghapus air matanya kasar lalu melihat sosok perempuan itu. "Kau perlu bantuan?" tanya gadis berambut panjang itu. Rose bahkan terdiam beberapa detik karena kagum dengan paras cantik gadis itu, terlihat tegas dan berani.

"A-aku ingin pulang.." ujar Rose. "Dimana alamat rumahmu? Kami bisa antar," ucap gadis itu.

"Jalan Petterson nomor 3. Rumah warna kuning," jawab Rose. Namun ekspresi gadis itu berubah menjadi wajah kebingungan. Ia pun menoleh ke arah pria muda yang Rose tanyai tadi, "kamu tau?" Pria itu menggeleng.

"Maaf, kami tidak tau dimana itu.." jawab gadis itu. Jawaban itu sukses membuat Rose kembali menitikkan air matanya. Ia tak mungkin harus tinggal di hotel,bisa-bisa uang nya habis. Pikiran gadis itu benar-benar sudah kacau.

"K-kalau begitu ikutlah kami. Jangan menangis."

  Rose pun menatap mereka satu persatu. "Kau tak punya tempat tinggal kan? Dan sepertinya tak ada yang kau tahu di kota ini."

"Ada... Ada! A-apa kau tau universitas ini?!" Rose langsung menunjukkan fotonya bersama Jihyo yang sedang berdiri di pintu gerbang kampusnya. Nama kampusnya terpampang jelas disana. Gadis cantik itu menatap gambar itu, lalu ia menoleh pada pria itu yang kemudian mendekat dan melihat foto itu juga. Kedua menggeleng. Rose pun membuang nafasnya frustasi.

"Jadi, kau sepakat ikut dengan kami?" Tanya gadis itu. Tentu saja Rose mengangguk walaupun hatinya masih ragu. Tapi ia tak punya pilihan lain. Masih untung ia bertemu dua orang baik hari ini.

  Entah betulan baik atau tidak.

  Lalu gadis itu mengulurkan tangannya. Rose pun meraihnya dan berjabat tangan. "Gue Lisa," ujarnya dengan senyum tegas. "Roseanne."

  Lisa pun menekan earphone yang terpasang sempurna di telinga nya. "Hubungkan portal dari koordinat kami ke koordinat markas sekarang. 3 orang."

"Udah gosah bacot. 5 detik." Jawab Lisa kepada seseorang di tempat lain. Lalu tak lama Lisa menempelkan lembaran berbentuk lingkaran kecil yang barusan ia ambil dari kantong nya ke permukaan tanah. "Injak itu." Titah Lisa. Rose menurut, dengan ragu menginjak lingkaran itu. Tak lama Lisa dan pria tadi juga menginjak lingkaran yang sama. Tanpa perlu waktu lama, mereka sudah tiba di dalam ruangan dan lingkungan yang berbeda.

  Yang Rose rasakan pertama kali adalah pusing. Namun tak berlangsung lama. Lalu kemudian ia melihat ada dua pria yang sedang mengenakan VR sambil cekikikan. Mereka terlihat asik sambil berbicara dengan bahasa yang tak Rose pahami. Hanya sedikit yang Rose pahami. Selebihnya... asing.

  Lisa menjitak kepala dua pria itu, mereka meringis lalu membuka VR nya dan menatap Rose dengan tatapan terkejut. "Pake bahasa tahun 2020." Titah Lisa. Tak lama dua pria itupun mengangguk dan sibuk menekan earphone yang sama seperti Lisa pakai.

"Hai."

"Halo neng."

"H-halo kalian."

"Siapa namanya?"

"Nama gue Roseanne. Panggil aja Rose." Jawab Rose dengan senyum.

"Halo juga. Gue Dokyeom ini—"

"Jungkook yang tampan." Potong pria satunya.

"Ga usah didengerin Rose, lalu dia—"

"Suruh kenalin diri sendiri dong woy, ga kreatip amat." Celetuk Jungkook. Lalu pria yang sejak awal ia temui di kota asing ini pun terkekeh. Rose pun menatap wajah itu, diam-diam kagum dengan senyuman pria itu. Teduh sekali. Ia tak dapat mengelak bahwa pria itu adalah tipenya.

"Ketawa-ketawa doang lo! Disuruh kenalin diri juga" komentar Dokyeom. Lalu pria yang tadinya terkekeh itupun mulai mengeluarkan suaranya, menyebutkan namanya dengan senyum yang belum pudar.

"Salam kenal Roseanne. Gue Jaehyun Jehian."

-T.B.C-
Avv sudah ketemu sama satu tim nih neng Rose~

Gimana review eps hari ini?
Jangan lupa untuk kasih pendapat kalian di kolom komentar ^^

Semoga memuaskan ya manteman

See yaaa~♡

TIME HUNTER | 97l ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora