16¦ ⏳°‧ٓ✧

280 51 0
                                    

  "Eits, sebentar bossqu."

  Suara Bambam yang keluar dari earphone mereka berhasil membuat langkah kaki berhenti. "Liat disana, di situ, dan di depan kalian." 

"Di situ di sono pala lo. Dikata kami bisa ngerti arah omongan lo di mane? Liat lo nunjuk aja kagak bisa," Jungkook mencibir sambil menepuk jidat. Eunwoo dan Jaehyun hanya menggeleng. Tak lama Mingyu sampai di tempat mereka berdiri, ia naik terlambat setelah memastikan situasi luar aman. "oiya lupa, maap. Maksud gue, di arah pukul 12, pukul 9 dan pukul 3. Ada laser pelindung dan cctv. Untungnya, cctv udah dimatiin sama Dokyeom, sekarang tinggal alarm laser. Mon maap nih ilmu Dokyeom belom nyampe untuk matiin laser─"

"Sialan lo Bam." ─Dokyeom.

"Udah jan debat lagi, udah disini, di operator pula, pusing gue pusing!" Mingyu mengeluh. Eunwoo hanya menepuki bahu pria yang sepertinya sudah tertekan itu. Dokyeom pun mengambil alih, "oke, karena gue gabisa matiin alarm laser nya, lo pada kudu lewatin sendiri." Ujarnya sambil menatap layar. 

"Okedeh kalo gitu," Jungkook meregangkan sendinya, lalu maju pertama kali. Saat kakinya melangkah, bajunya langsung ditarik Eunwoo. "Lo apaan dah narik-narik?!" Sungut Jungkook sebal. "Gue dulu aja," Jaehyun maju dan membelakangi Jungkook. Kakinya melangkah dengan teliti tanpa meyenggol garis-garis sinar hijau itu. Lalu diikuti Mingyu, Jungkook dan terakhir Eunwoo. Butuh waktu 45 menit untuk melewatinya karena Mingyu dan Jungkoook berkali-kali mengenai sinar itu. Terpaksa Mina memundurkan waktu beberapa menit agar tak terjadi masalah karena mereka menyenggol sinar lasernya.

"Huah akhirnya nyampe juga," Jungkook berucap sambil mengusap dahinya. "Dih, gegayaan banget lo ngelap keringet, dasar beban tim." Mingyu mencibir. "Heh taplak, lo juga beban ye kalo lo lupa," balas Jungkook tak kalah pedas. "Kook, bantuin gue sini daripada lo berisik," Jaehyun berucap. Jungkook pun menurut, ia menghampiri Jaehyun yang menatap ke arah depan. "Butuh iris mata bapak lo nih. Lo ada nyimpen datanya kan?" Pertanyaan Jaehyun diangguki Jungkook. "Kyeom, di komputer coba cari data iris mata bapak gue, ada di folder biasa."

  Lalu setelah Jungkook berucap seperti itu, Dokyeom menyerahkan datanya kepada Eunha. Eunha dengan cekatan menggambar bola mata sesuai dengan DNA dan RNA dari data tersebut. Setelah jadi, Jaehyun menggenggam bola mata karya Eunha itu. Ia mengarahkan benda halusinasi itu ke sensor tersebut dan─

"Iris mata yang dipindai tidak sesuai. Coba lagi."

"Lho kok gabisa? Apa bapak gue copot bola mata terus ganti baru??" Jungkook berceloteh tidak jelas. "Bukan ganti bola mata, tapi pemiliknya yang ganti."

  Jaehyun dan teman-temannya kaget bukan main. Suara mengerikan nan mencekam tiba-tiba menginterupsi percakapan mereka. Jaehyun kenal betul suara ini, dan ia sangat mengenal sosok pria yang berbicara tadi. "A.. yah?"

"Oh, halo nak. Gimana? Apakah kamu kaget dengan penelitian terbesar ayah?? Keren bukan? Melihat manusia berevolusi, berubah jadi makin kuat, semakin ajaib." Ayah Jaehyun tersenyum sambil menatap Eunwoo dengan wujud yang telah berevolusi. Tiba-tiba saja tubuh Eunwoo tak dapat dikendalikan, kakinya bergerak dan tangannya dengan cepat mencekik Jaehyun. "HEH EUNWOO LO NGAPAIN ANJIR?!"

"Kaget? Hahahaha, ekspresi kalian lucu. Oh iya, kamu anak walikota Jeon kan? Ayahmu bukan walikota yang baik, kamu setuju kan nak?? Jadi saya hancurkan saja dia beserta antek-anteknya. Hama itu tidak pantas untuk berevolusi dan jadi budak saya." Profesor Claudius menggerakkan tangannya setelah berbicara. Tak lama Eunwoo membuka maskernya lalu menatap Jaehyun. Jaehyun bahkan tak mampu mengalihkan tatapan dengan netra kemerahan Eunwoo. Ia terpana, lalu dengan mudah Eunwoo mengeluarkan taringnya. Bersiap menggigit mangsanya yang sudah tak dapat berkutik lagi. Detik-detik terakhir, Mina keluar dari portal dan waktu segera berhenti. Semua berhenti bergerak kecuali Profesor Claudius.

TIME HUNTER | 97l ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang