Rahasia Wendy

Mulai dari awal
                                    

"Akhirnya lo datang juga. Semalem gue udah gak bisa tidur. Gue butuh paranormal. Kayaknya gue diikutin Mbak Las...eh, Lestari!"

Kedua cewek itu hanya saling pandang, meneguk ludah pelan. Entah mengapa Alfarez rese yang biasa mereka temui di sekolah auranya bisa beda banget kali ini. Emm, lebih terlihat seksi begitu.

"Woyy, kenapa kalian bengong?" Alfarez mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan wajah Wendy dan Senja.

"Eh, ehm i―iya gapapa, gue sekalian mau balikin jas lab nya Elfrey kok," jawab Senja gugup.

"Sori harus minta elu datang kemari," kata Alf lagi.

"Gapapa, kok."

"Tapi, kenapa elu harus ngajakin si Barbie Psycho ini? Kalian berdua saling kenal?" tanya Alfarez melirik Wendy.

Wendy sudah melotot tidak terima. "Aku bukan Barbie Psycho! Dasar makhluk Planet Namex!"

"Oh iya, sori elu bukan Barbie, sebenarnya elu lebih mirip boneka Annabelle daripada barbie!" Alf mengangkat ujung bibirnya―mengejek Wendy.

Wendy sudah hampir melayangkan tinjunya pada Alfarez, tapi Senja mencegah tangannya.

"Wendy sepupu gue, gak apa-apa kan kalau gue ajak kemari?" tanya Senja.

"Yaudah, udah terlanjur mau begimana lagi. Masa gue suruh pulang!" Alfarez melirik Wendy lalu tersenyum manis pada Senja. "Yuk, masuk!"

"Elfrey mana?" tanya Wendy saat mereka memasuki rumah.

"Mana gue tahu. Lo kan lihat sendiri tadi, gue juga baru pulang jogging!" sahut Alf sekenanya.

Lagi-lagi Wendy dan Senja dibuat takjub dengan desain interior rumah Alf yang mewah. Untuk menuju ruang tamu, mereka harus melewati koridor kaca, di luar kaca itu terdapat taman dengan berbagai tanaman rindang. Tepat dibawah kaki mereka adalah kolam ikan yang airnya sangatlah jernih.

Alf mempersilakan mereka duduk di ruang tamu. Wendy mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ruang tamu itu cukup luas, dengan sofa empuk berwarna abu-abu. Di sudut ruangan ada sebuah guci antik. Sedangkan dinding ruangan itu dihiaskan sebuah lukisan kuil di atas gunung yang dikelilingi awan. Wendy jadi teringat kuil udaranya Avatar Aang.

"Gue ganti kaos bentar ya," sahut Alf lalu naik ke lantai dua.

"Mau minum apa, Non?" Seorang wanita paruh baya mendekati Wendy dan Senja.

"Apa aja deh, Bi." Senja tersenyum pada wanita itu.

Wanita itu segera pergi ke dapur. Elfrey tiba-tiba keluar dari sebuah ruangan di belakang mereka. Ia sedikit terkejut melihat Senja dan Wendy berada di rumahnya.

"ELFREYYY!!!" pekik Wendy riang.

Elfrey menjauhkan tubuhnya saat Wendy berlari ke arahnya. "Ngapain lo ke rumah gue?" tanya Elfrey.

"Kenapa emang? Masa main ke rumah calon suami nggak boleh sih!" Wendy cemberut.

Senja terkikik geli. "Gue yang ngajakin Wendy. Ini jas lab yang lo pinjemin ke gue, thanks ya." Senja menyerahkan jas warna putih itu.

"Lo kan bisa ngasih di sekolah. Ngapain repot-repot kemari?" Elfrey menerima jas itu.

"Besok Senin kan Senja mau nemenin Shasha Olimpiade Kimia. Jadi, dia enggak masuk kelas!" jawab Wendy mewakili Senja.

"Kalian tau rumah gue darimana?"

"Dari GPS, Wendy lacak dari satelit!" jawab Wendy lagi.

Senja terkekeh mendengar celetukan Wendy.

High School and Rebellion [Misteri Gedung Olahraga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang