╱╱ O9. Tercyduk 🌿

101 45 22
                                    

・Eits, tunggu dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・Eits, tunggu dulu. Vommentnya yuk tarik sis! Gratis kok, asli. Mari berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini, thanks and luv u all. ♡・

Happy Reading . . .

—————————————


Acara penyambutan sudah selesai beberapa menit yang lalu, kini acara selanjutnya yaitu dance berpasangan. Musik DJ berkumandang keras di gendang telinga, membuat suasana semakin meriah, sorak sorai mulai bergemuruh. Kemudian para sepasang manusia disana pun mulai melakukan gerakan menari ala kadarnya.

Disaat yang lain sedang menari, Karaml malah memilih untuk di pojokan, mencomot kue-kue yang tersedia. Kapan lagi makan enak dan gratis seperti ini kan? Banyak sekali kue-kue yang lezat, dia bahkan sudah menghabiskan tiga potong kue. Kue Melanie enak sekali! Karamel tak pernah memakan kue seenak ini.

Lalu gadis itu mengambil jus jeruk yang tersedia di atas meja samping kue, meneguknya hingga setengah.

Ah, segar!

Netra Karamel bergerak mengedar memandang para teman-teman yang sudah menari di dance floor. Lantas rautnya kembali murung, malas sekali bergabung dengan mereka, lebih tepatnya dia menghindar.

Merasa tak pantas bergabung disana. Toh memang dari dulu seperti ini, di asingkan. Mau menari dengan siapa memangnya?

Karamel mendesis samar.

Bahkan kini orang yang sedang berstatus menjadi pacarnya pun menari dengan orang lain. Iya, Leon menari dengan Melanie. Bahkan si Melanie itu gelayutan mesra di lengan kokoh Leon. Mereka terlihat cocok.

Eits, Leon hanya pacar bohonganmu, Mel! Toh seharusnya tak peduli, tetapi kenapa melihat mereka malah tak suka begini?

Sudahlah Karamel, lupakan.

Sebenarnya Karamel kesal sekali dengan Leon dan teman-temannya yang sangat menyebalkan itu. Bagaimana bisa menjadikan dia sebagai kelinci bahan taruhan dan berpacaran dengan Leon? Sungguh gila, Karamel sangat mengutuk orang pencetus ide taruhan gila itu!

Tetapi mengingat soal tadi Leon menolongnya dari sekuriti tak waras itu, pikiran gadis itu benar-benar tak karuan apalagi saat Leon memanggilnya dengan sebutan sayang. Iya tau, Leon bilang begitu hanya untuk menolong, tak lebih.

Tetapi kenapa Karamel terus kepikiran begini sih? Tangan hangat lelaki itu yang menggenggam erat jemarinya ... ya tuhan, Karamel sudah gila! Sadar tak boleh ada rasa dengan Leon si lelaki menyebalkan, itu sama saja masuk ke lubang buaya.

Ya, tak boleh menaruh rasa pada lelaki itu.

Drrttttt ... drrtttt ...

Tersadar, ponsel Karamel terus bergetar dan menimbulkan suara di dalam tas selempang yang ia kenakan, tangan gadis itu bergerak sergap mengambilnya dan menekan telepon terima pada layar.

KAMELEONWhere stories live. Discover now