╱╱ O2. Pacar Mainan 🌿

201 78 62
                                    

・Eits, tunggu dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

・Eits, tunggu dulu. Vommentnya yuk tarik sis! Gratis kok, asli. Mari berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini, thanks and luv u all. ♡・

Happy Reading . . .

—————————————

"Can, pinjem PR matematika lo dong."

Leon pun menoleh ke arah Bagas, "gue aja belom."

"Dasar pemalas."

"Mau gue beliin cermin?"

"Ga perlu. Cermin-nya ntar pecah ga kuat melihat kegantengan gue."

Leon mencibir, malas sekali berdebat dengan manusia seperti Bagas. Ia juga lupa belum mengerjakan PR matematika. Mengingat nanti adalah pelajaran Bu Tutik, guru matematika di kelas Leon yang paling kejam.

Dulu ia pernah tak mengerjakan tugas, alhasil ia disuruh membersihkan toilet kelas tujuh sampai dua belas. Mana toiletnya jorok banget bau kencing, dan juga ada yang mengambang di kloset. Membayangkan kembali saja membuat Leon ingin muntah, ia tak mau membersihkan toilet lagi.

"Dhan, lo ganteng deh. Pinjem PR matematika dong." Bujuk Leon pada Adhan.

"Gue juga gue juga!" Bagas tiba-tiba ikut nyambar begitu saja. Leon menatap Bagas sinis. "Gue duluan!"

Bagas memanyunkan bibirnya, "bagi berdua kali. Kata nenek gue, orang pelit kuburannya sempit."

"Uang gue banyak, gue bisa suruh lebarin kuburan gue selebar stadion bola."

Adhan geleng-geleng kepala melihat kedua sahabatnya. Sebagai sahabat yang baik hati dan suka menolong tak lupa juga berparas cakep, Adhan pun memberikan buku tulis matematika-nya ke para anak rajin, rajin nyontek. "Nyoh, bilang apa?"

"Matur nuwon."

Leon dan Bagas pun dengan cepat menyalin PR punya Adhan. Sepuluh menit berlalu, mereka bernapas lega akhirnya selesai mengerjakan PR-nya. Bel berbunyi, bu Tutik masuk ke kelas dengan tampang tegasnya, tatapan matanya menyalang membuat bulu kuduk berdiri.

"Selamat pagi. Saya absen dulu ya,"

Bu Tutik membuka buku absen, segera ia memanggil satu persatu murid untuk di absen.

"Melody Karamel?"

Hening. Bu Tutik mengedarkan pandangannya ke bangku milik Karamel.

"Melody Karamel ga masuk?" Tanya Bu Tutik pada murid-muridnya. "Ada yang tahu kenapa dia ga masuk?" Memang heran, tumben saja gadis itu tak masuk. Pasalnya ia tak pernah meninggalkan absen.

"Nggak bu!" jawab murid di kelas serentak.

"Ya sudah. Leon Galdevino?"

Leon mengangkat tangan, "hadir bu."

KAMELEONWhere stories live. Discover now