11. Malam yang Buruk

Comenzar desde el principio
                                    

"Kubilang diam, mengerti ?" ia menghentakkan tanganku dengan keras dan aku kembali meringis kesakitan karena perih yang kurasakan menjadi dua kali lipat dari yang tadi.

Kedua tangannya mengitari wajahku serta rambutku dengan elusan lembut, dan berhenti di leherku. Ia melingkari kedua tangannya di leherku yang kemudian tersenyum licik dan wajahnya mulai mendekat ke arahku.

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi tenaga besarnya tentu saja mengalahkan tenaga kecilku. Aku ingin mencoba untuk melarikan diri lagi, tapi aku takut jika ia akan kembali menyiksaku yang lebih dari ini. Yang dapat kulakukan hanya memohon padanya untuk berhenti dan menangis seraya menutup kedua mataku.

"MENYINGKIR DARINYA !"

Author POV

Laki-laki berkulit tan itu melangkahkan kakinya kesana kemari tanpa henti di dalam ruangan yang sama. Ia mengetuk-ngetukan ponsel di tangannya berulang kali. Tidak dapat mengelak lagi, laki-laki itu merasa gusar, hatinya seperti terganjal sesuatu.

"Tae, ada apa ?" Hoseok berjalan mendekati Taehyung seraya menepuk pundak sahabatnya pelan.

Seketika Taehyung menghentikan langkahnya dan menatap Hoseok dengan tatapan gusarnya.

"Entahlah hyung, perasaanku tidak enak" ujar Taehyung seraya mengusap wajahnya.

"Kenapa ?"

Taehyung tidak menjawab pertanyaan Hoseok melainkan membuka ponsel di tangannya dan mencari nomor telepon seseorang kemudian menempelkan ponselnya tepat di samping telinganya.

"Kau menelepon siapa ?"

Taehyung melirik singkat laki-laki di sampingnya itu.
"Jungkook"

"Ada apa dengan Kookie ?"

Lagi-lagi Taehyung tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hoseok. Ia masih tetap menunggu panggilannya dan berharap agar dijawab oleh laki-laki manis yang kini berstatus sebagai 'calon tunangan yang terpaksa'.

"Ayolah" gumamnya yang kembali mencoba menekan tombol panggilan di kontak laki-laki manis itu.

"Sebenarnya kau ini kenapa Tae ?" kini Seokjin yang ikut mendekati Taehyung.

Seokjin merasa risih dengan tingkah Taehyung yang terlihat aneh hari ini. Hampir seharian ini Taehyung bertingkah aneh, ia bertingkah seperti kurang fokus. Bahkan saat ia sedang bersama kekasihnya Bae Irene, ia tidak menggubris ucapan Irene saat mengobrol tadi. Saat Irene memintanya untuk mengantarkan pulang, Taehyung malah berkata bahwa ia sedang tidak enak badan dan menyuruhnya untuk pulang bersama supir pribadinya. Sesungguhnya Taehyung pun tidak mengerti dengan apa yang sedang dipikirkannya.

Tetapi saat Jungkook menelfonnya tadi dan memintanya untuk menjemput laki-laki manis itu, ia menyadari bahwa perasaan tidak enaknya tersebut mengarah pada Jungkook. Saat Taehyung mengetahui Jungkook hanya seorang diri di halte bus depan kampusnya.

Tidak, Taehyung tidak menganggap perasaan ini adalah perasaan kekhawatiran yang timbul pada dirinya untuk Jungkook. Ia hanya berfikir bahwa perasaan tidak enaknya ini hanyalah perasaan takut biasa yang dirasakan setiap laki-laki saat temannya mengalami sesuatu.

Ya, hanya itu.

"Jungkook, ia bilang bahwa tadi ia hanya sendiri di halte bus kampusnya. Aku ingin segera menjemputnya karena kupikir ini sudah cukup malam. Tapi, Irene. Irene menjadi alasan utamaku untuk tidak menjemput Jungkook"

Keempat temannya kini sudah berada di dekatnya.

"Jadi, bagaimana sekarang ?" tanya Namjoon yang menatap Taehyung serius.

Me AmaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora