Chapter 19

105 35 3
                                    

Erin menutup laptop nya dan segera tidur siang seperti biasanya.

Skip....

Di kelas Erin melamun karena akhir-akhir ini ia banyak pikiran membuat ia pusing dan jadi terlihat murung dan tambah dingin.

Aslan tidak terlihat lagi entah ia lagi pergi kemana sampai sekarang keadaannya masih di pertanyakan?.

Sedangkan untuk Alex, Erin tidak melihatnya juga dan ia juga terlalu males untuk mencari Alex jika Alex membutuhkan nya ia akan pergi mencari Erin, itu lah yang di pikirkan Erin sekarang.

Tidak lama kemudian palajaran di mulai seperti biasanya.

skip.......

Pulang sekolah

saat Erin mau keluar kelas ia di berhentikan oleh seorang guru yang mengajarkan kelas tadi.

"Erin silahkan ikuti saya ke ruang guru, untuk berdiskusi lebih lanjut karena lomba nya tinggal 2 hari lagi" ucap guru tersebut

Erin hanya mengangguk patuh dan mengikuti guru tersebut. Sesampai nya di ruang guru Erin melihat Profesor Andric sudah menunggu nya, sepertinya Profesor sudah menunggunya lama.

"Erin saya yang akan mengajarkan mu semua mata pelajaran yang kamu ikuti untuk lomba, silahkan ikuti saya" ucap Profesor Andric tanpa basa basi dan tersenyum licik.

Tentu saja Erin menanggapi perkataan itu dan berjalan bersama Profesor Andric ke sebuah ruangan, Erin yang dari tadi diam pun tidak ada yang bisa melihat kilatan cahaya di mata Erin pada saat memasuki ruangan tersebut, guru-guru hanya menghela nafas karena kasihan terhadap nasib Erin.

Sebagai siswa baru dan terpintar di sekolah semua guru pasti akan sangat bangga nendapatkan siswa tersebut tapi pribahasa mengatakan masih ada langit di atas langit jadi mereka hanya bisa mengikuti kemauan Profesor Andric, pemilik sekolah saja mematuhi perintah Profesor Andric apalagi seorang guru yang hanya karyawan sekolah, hak apa yang mereka punya untuk menghentikan Profesor Andric?, tentu saja tidak ada.

Didalam ruangan Erin merasakan udara sangat dingin, dingin hingga mencapai titik beku. Sebenarnya itu adalah aura hantu yang ada di ruangan itu tentu saja Profesor Andric tidak merasakan aura itu hanya memang di ruangan ini terasa dingin itulah yang di pikirkan Profesor Andric.

Mata Erin menyapu seluruh ruangan, ia melihat semua hantu di sini memakai baju seragam sekolah ini, semakin Erin memikirkan nya semakin kuat pula firasatnya, sampai mata Erin melihat hantu pria tentu saja dia sangat kenal dengan sesosok hantu ini tidak lain adalah Alex.

Seketika pikiran semua adegan serta percakapan nya dengan Alex berputar di kepala Erin, dari ekspresi Alex hingga semua percakapan nya menghubungkan suatu titik yang Erin perkuat dengan penampakan hantu-hantu di ruangan ini.

Di depan Erin ada sebuah tabung besar muat untuk satu orang di tabung tersebut terdapat banyak kabel yang terlihat karena tabung itu transparan.

"Baiklah, Erin kamu bisa bisa memasuki tabung ini karena di tabung ini ada semua informasi dan pelajaran yang belum pernah kamu pelajarin sebelumnya, saya yakin jika kamu memasuki tabung ini dan tidak beristirahat satu malam, kamu akan menjadi seorang jenius yang tidak terkalahkan di dunia, tunggu apa lagi Erin cepat masuk jangan menunda nunda kesuksesanmu" ucap Profesor Andric penuh dengan partisipasi dan kilatan cahaya kekejaman muncul di matanya di tambah dengan senyum semringah nya menambah kesan sangat menyeramkan di wajahnya.

"Permintaan maaf, Profesor pernakah anda memasuki tabung ini? " Erin menunjukkan tabung di depan nya dengan senyum miring dan licik di wajah nya.

Seketika wajah Profesor membeku
'Apa yang di katakan anak ini?, dia ingin aku masuk ke tabung ini apakah dia ingin aku mati' ucap Profesor Andric di hatinya.

"Hahhahha, nak ini di khusus kan untuk seorang jenius seperti mu. Sedangkan untuk orang tua ini, itu tidak akan berhasil lagi pulak saya sudah tua tidak bisa lagi di sebut dengan jenius tetapi itu akan beda dengan kamu yang masih muda dan jenius kamu akan terkenal di seluruh dunia" ucap Profesor itu dan semakin melebarkan senyumnya.

Senyum Erin semakin dalam dan mata nya yang licik dengan sikap nya yang acuh tak acuh membuat Profesor Andric bergidik ngeri.

"Maaf, saya akan masuk jika Profesor bersedia memasuki tabung tersebut terlebih dahulu, untuk membuktikan tabung tersebut aman atau tidak" ucap Erin dengan acuh tak acuh.



Bersambung........

yeyyyy, bentar lagi mau tamat, makasihh yang udah mau baca cerita gaje ini:)

ig: antika8076

salam manis

antika😘

Gadis Istimewa [Terbit✔️]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora