╱╱ O3. Pingsan 🌿

Start from the beginning
                                    

Hari ini adalah waktu pelajaran olahraga bagi kelas XI-2. Semua murid berhamburan menuju lapangan. Termasuk dengan Leon dan Karamel. Mereka ikut bergabung ke barisan para teman lainnya dan segera memulai pemanasan.

Pak Damar selaku guru olahraga memasuki lapangan, kumis tebal di atas mulutnya semakin membuat wajah tegasnya seram. "Selamat pagi anak-anak, silahkan memulai pemanasan terlebih dahulu."

Pemanasan di mulai, Karamel ada di barisan paling belakang. Cahaya matahari mulai menyorot mengenai kulit putihnya. Tapi tak menghalangi semangatnya untuk mengikuti pemanasan yang dipimpin pak Damar.

"Baik anak-anak, hari ini kalian akan praktik bola voli. Sebelum itu, silahkan mencari kelompok. Satu kelompok berisi dua orang. Perempuan sendiri, laki sendiri ya."

Semua pun langsung bergerak mencari kelompok. Karamel bingung harus sekelompok dengan siapa, namun kelihatannya Regina anak yang anti sosial sama persis dengan Karamel belum mendapat kelompok juga. Karamel pun menghampirinya,

"Hai, kamu belum ada kelompok?"

Regina menoleh, dengan takut-takut ia mengangguk.

"Yuk sama aku, aku juga belum ada."

"Oke."

Karamel dan Regina pun kembali masuk ke dalam barisan. Pak Damar kembali menginstrupsi, "sudah dapat kelompok semua? Baik sekarang ketua kelompok silahkan ambil kertas di dalam kotak ini. Nanti tertulis angka disana, itu menentukan kalian berlawan dengan siapa."

Karamel menoleh ke arah Regina yang ada di sebelahnya, "aku atau kamu yang jadi ketua?"

"Lo aja."

Karamel mengangguk, ia pun segera mengambil kertas dalam kotak itu. Lalu kemudian ia membukanya, "Gin, kita dapet nomor 2."

"Baik semuanya, saya akan menentukan siapa lawan kalian. Kelompok nomor 1 dan nomor 2 tetap disini, yang lainnya menepi terlebih dahulu."

Semua pun menepi, kecuali Karamel dan Regina yang yakni kelompok 2, seperti di sebutkan pak Damar tadi. "Ehm, Gin, siapa ya lawan kita?" Regina menunjuk dua gadis di belakang mereka, Karamel pun mengikuti arah telunjuk Regina.

"Melanie? Kiara?"

Melanie dan Kiara mendekat ke arah Karamel, ia tersenyum picik. "Hai cupu, senang bisa lawan lo. Kita lihat siapa yang paling hebat di antara kita. Dan kalo lo kalah, cepet-cepet lo harus jauhin Leon!"

Karamel mengkerutkan keningnya, "apa urusannya sama Leon? Memangnya aku pernah deket sama dia?"

Melanie menyilangkan tangannya depan dada. "Halah, jangan sok ga tau deh cupu. Lo itu udah ngerebut Leon gue! Lo udah jadian sama dia kan?"

Karamel menggigit bibir bawahnya, ia tak tahu mau jujur atau tidak.

"Heh cupu jawab!"

Karamel meneguk ludahnya, "tanya aja sama Leon."

Melanie berdecak, menatap Karamel sinis. "Oh, jadi lo nantangin gue? Oke, ayo sekarang kita selesain pertandingan ini dan inget pesan gue!" Melanie dan Kiara mulai mengambil posisi, kemudian mereka berbisik sesuatu.

KAMELEONWhere stories live. Discover now