TASYA || 42

6.3K 323 28
                                    

Typo maklumin ya, soalnya ga gue baca lagi. Mata gue kalo kelamaan liat tulisan lier eyy.

Happy Reading.

***

Lagi dan lagi, taman belakang sekolah lah yang di jadikan tempat untuk bersembunyi dari guru-guru yang mengajar.

Sejak awal datang kesekolah Gibran dan Tasya tidak masuk ke kelas mereka, mereka memilih berjalan ke taman belakang.

Fix. Tasya bolos dua kali.

Dua sejoli dengan sifat yang berlawanan ini tengah duduk di atas rumput di temani dengan kesunyian. Sepuluh menit berada di sini tapi keduanya tidak kunjung membuka suara.

Sejak awal datang ke sekolah keadaan hati Tasya memang sedang tidak bagus, ia terus berdecih dan kadang bergumma tidak jelas seperti orang gila yang sering lewat di prapatan.

Gibran yang setia bersama dengan Tasya pun hanya bisa diam membisu. Takut-takut salah bicara nanti malah berantem.

Sekarang, Gibran sudah tidak tahan dengan keadaan hening ini. Ia memang dingin, tapi ia juga tidak suka di cuekin. Egois.

Gibran menoleh menatap Tasya yang tengah memandang lurus keadaan di depannya. Gibran menghela nafas pelan,"Kenapa sih?"

Tasya tidak menjawab, gadis itu hanya menoleh dan menatap Gibran tajam.

"Kenapa?" lagi, Gibran bertanya lagi dengan sedikit paksaan.

Tasya membuang nafas panjang dan memalingkan wajahnya dari Gibran.

"Kesel gue sama bonyok."

"Kenapa?"

Tasya menegakan tubuhnya, memutar haluan hingga bisa menatap Gibran dengan leluasa.

"Masa semalem gue tidur di awasin sama mereka. Ya gue ga bisa tidur lah" ucapnya menggebu-gebu.

Gibran menahan bibirnya agar tidak tertawa, "Takut lo bunuh diri kali."

"Gila lo!?"

Gibran terkekeh sambil memengangi tangannya yang terkena tabokan pedas dari tangan kasar Tasya.

"Ya terus apa dong kalo bukan itu?"

"Au ah!"

"Idiih, ngambek!" ledek Gibran.

"Bodo amat!"

🔪🔪🔪

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Dan sekarang Naya, Fidel, Restu, Jupiter dan Valen sudah berada di kantin dan dengan meja yang sama.

Di dapannya sudah ada makanan sesuai pesanan mereka dan tentu saja dengan seleranya masing-masing.

Naya mengambil jus mangganya, meminum jus itu dengan mata yang tak lepas dari teman-temannya. Ia meletakan kembali gelas berisi jus mangga itu di atas meja di samping piring bekas siomaynya.

"Ini Tasya ga masuk. Gibran masuk ga?" tanya nya.

Jupiter dan Valen kompak menggeleng, "Sama. Gibran juga ga masuk." ucap Valen.

Jupiter mendorong piring berisi nasi gorengnya,"Wudah ini mwah, merekau bolos berduwah!" Jupiter menyampaikan pendapatnya masih dalam keadaan mulut yang penuh dengan nasi goreng.

Teman-temannya menatap jijik tingkah Jupiter. Muka ganteng kelakuan mines.

Restu melempar tissu bekas yang sudah ia bulat-bulat tepat di wajah Jupiter. Jupiter yang di perlakukan seperti itu tidak terima ia menelan sisa nasi dalam mulutnya secara kasar dan menatap Restu nyalang.

TASYA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang