╱╱ O1. Si Cupu 🌿

Começar do início
                                    

Mata Leon langsung tertuju ke satu gadis yang tengah duduk tenang di bangku pojok-nya. Leon mendecih, ia teringat tantangan gila dari Bagas.

"Pacarin cewek itu."

Leon terlonjak kaget ketika seseorang menepuk bahu-nya lumayan keras. Ia menoleh, itu Bagas.

"Can masih inget dare kemarin kan? Gih buruan, kayaknya ini waktu yang pas." Kata Bagas. Leon menghela nafas panjang, kembali memikirkan kemungkinan yang akan terjadi.

Sebenarnya mudah tinggal bicara, namun ia malu. Ia malu dengan teman sekelasnya. Pasti mengira yang tidak-tidak. Apalagi, berhubungan dengan si cupu selama seminggu ... Rasanya bisa gila.

Tetapi demi koleksi CD Bagas, ia harus berusaha!

"Gas, seminggu doang kan?" Tanya Leon.

Bagas mengangguk, "iya, kalo lo ga ke-semsem sama cewek cupu itu." Lalu ia tertawa mengejek.

Leon mendecak. Segera ia melangkah ke bangku Karamel, si gadis cupu.

"Semangat macan sayang!" Seru Gama. Membuat sekitar bergidik ngeri, apalagi Leon. Adhan yang ada di sebelahnya memukul kepala Gama dengan buku paket tebal di tangan-nya.

"Istighfar nak,"

Gama menatap Adhan sinis, "astagfirullah ... Ga boleh gitu bego!"

"Istighfar lagi,"

"Astagfirullahaladzim ... Gama khilaf,"

Dion yang berada di tengah teman-nya itu menghela nafas kasar, ia merebut buku paket di tangan Adhan dan memukulnya ke kepala Gama dan Adhan. "Diem ya sayang,"

"Istighfar nak!" Sahut Gama dan Adhan bersamaan.

"Astagfirullahaladzim ... Dion khilaf,"

Perhatian mereka teralihkan melihat Leon yang masih berdiri di samping bangku Karamel. Ternyata Leon tak kunjung bergerak, Karamel juga tak peka jika Leon ada di sebelahnya.

Bagas memberi kode pada Leon agar segera berbicara, karena bel masuk sebentar lagi berbunyi. Jika begitu, artinya Leon gagal.

Leon menghela nafas kasar, gadis di hadapannya masih diam tak berkutik.

"Woy cupu!" Panggilnya.

Karamel masih diam, sembari manggut-manggut tak jelas.

"Woy, budek ya lo?"

Leon terheran, ia memeriksa Karamel lebih dekat. Ternyata gadis itu sedang menggunakan earphone. Pantas saja daritadi dipanggil tak menyaut.

Leon pun menarik earphone yang terpasang di telinga Karamel. Membuat sang empu terlonjak kaget, mata indah yang di lapisi kacamata membulat melihat Leon yang kini ada dihadapannya.

"L-leon?"

Leon mendecak, "gue panggil dari tadi. Budek ya lo?"

"M-maaf ... aku tadi lagi dengerin lagu," Karamel menunduk, ia tak berani menatap Leon.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo."

Karamel tertegun, tumben sekali? Ia pun mendongak kembali menatap Leon. "Apa?"

Leon menarik nafasnya pelan, "jadi pacar gue."

Seketika suasana kelas yang gaduh pun hening mendengar perkataan Leon. Mereka terkejut, termasuk dengan Karamel yang tak kalah terkejut.

Karamel mengerjapkan matanya, "hah?" Ia masih tak paham, sepertinya salah dengar atau telinganya yang konslet?

"Jadi pacar gue!"

KAMELEONOnde histórias criam vida. Descubra agora