"Kamu sebenarnya kenapa? Setiap kali aku mencoba mendekati kamu, kamu selalu bersikap kayak gini."
"Karena gue gak suka lo, ngerti?"
"Gimana kalau aku jatuh cinta sama kamu," Alya menatap mata Albert.
Albert berdecak, "Benar dugaan gue, lo sama aja...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jangan menghindar dari aku lagi,"
🌺Albert🌺
__________
"Alya baik-baik aja, dia pingsan karena mencoba mengingat ingatan yang dia lupakan."
Albert menghembuskan napasnya lega saat mendengar penjelasan dokter yang bertugas menjaga UKS.
"Saya permisi terlebih dahulu," Albert mengangguk menanggapinya.
"Kamu berhasil membuat aku khawatir setengah mati,"
"Cepat sadar, cantik."
Albert menyandarkan tubuhnya pada kursi di samping brankar tempat Alya berbaring. Sudah satu jam Alya pingsan, gadis itu belum ada tanda-tanda akan sadar. Albert menjadi sedikit khawatir, takut Alya tak bangun-bangun. Dia menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan pemikirannya barusan.
Albert menggenggam tangan Alya lembut, dia juga mengusap-usap punggung tangan gadis itu. Kapan gadis ini akan sadar. Dia sudah rindu menatap retina Alya yang selalu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
"Shh ..." sebuah ringisan berasal dari seorang gadis yang baru saja bangun.
"Kamu gak apa-apa?"
"Ada yang sakit gak?" tanya Albert berturut-turut.
"Aku ada di mana?" tanya gadis itu menatap Albert.
"Dia gak kembali hilang ingatan kan?"
"Sekarang masih ada di UKS, tadi kamu pingsan."
Alya mencoba mencerna perkataan Albert. Kini dia ingat, tadi waktu bangun tidur tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing. Sebuah ingatan samar-samar muncul di kepalanya membuat gadis itu meringis pelan.
"Kepalanya masih sakit?" tanya Albert khawatir, takut gadis itu pingsan kembali.
"Sebelumnya kita pernah di sini?" tanya gadis itu menatap Albert meminta jawaban.
Ekspresi Albert berubah ceria, "Kamu ingat?"
"Aku hanya ingat saat aku bangun terus aku melihat kamu lalu setelah itu semuanya samar."
"Sudah jangan dipaksakan, aku gak mau kamu kenapa-napa."
Alya mengangguk singkat. Alya memejamkan matanya kala rasa pusing itu menyerangnya kembali. Albert mengusap-usap kening Alya mencoba meredakan rasa pusing gadis itu.
*****
Saat bel istirahat berdering, Nichol segera keluar dari kelasnya lalu pergi menuju kelas XI IPA 1 untuk menemui Alya. Namun setibanya di sana gadis itu tidak ada, Qaila memberi tahunya bahwa Alya berada di UKS. Saat Nichol dan yang lainnya akan pergi ke UKS, orang yang ingin mereka temui terlebih dahulu datang menghampiri mereka.
