[6] Melemahnya Agaz

188 157 72
                                    

"Kalian tolong hadang gue sama Runa biar gak diliat sama yang lain." Pinta Agaz pada kedua sahabatnya sambil memegang erat tangan Runa yang terus memberontak.

"LO!! JANGAN PERNAH IKUT CAMPUR URUSAN GUE!" Runa melototkan matanya menatap Agaz dengan penuh amarah.

"Gue gak pernah ikut campur urusan lo, gue cuma mau nolongin Runa, lo yang seharusnya berhenti gangguin dia!" Ia membalas dengan tatapan tak kalah tajam, mendengar ucapan yang keluar dari mulut Agaz membuat Runa semakin memberontak.

Sudah beberapa kali Agaz mencoba untuk menetralkan tubuh Runa namun terus saja gagal, sesuatu yang merasukinya benar-benar kuat membuat Agaz kewalahan. Setelah dirinya siap kembali, dengan tenaganya yang tersisa, ia mencobanya sekali lagi. "Kalo dia pingsan langsung kalian bopong." Erik dan Dirham serempak mengangguk.

"Lepasinn gue!!"

"Lepasin atau lo nyesal!"

Runa terus memberontak.

"Arghhh!!" Agaz menggeram hingga sesuatu yang merasuki tubuh Runa keluar menjadi kepulan asap hitam. Erik dan Dirham langsung menahan tubuhnya yang tidak sadarkan diri. Agaz menghembuskan nafas lega.

"Biar gue yang bawa ke uks, kalian izinin gue ke guru nanti, bilang kalo Runa pingsa," ucap Agaz mengintruksi.

"Sip," jawab Dirham.

"Jangan lupa kita masih penasaran," lanjut Erik. Agaz mengangguk lalu membawa Runa pergi. Sepanjang perjalanan menuju uks, seisi sekolah nampak heboh melihat Agaz, kebanyakan dari mereka membicarakan hubungan yang mungkin ada antara dirinya dan Runa.

"Tolongin dia, gue mau keluar bentar." Setelah meletakkan tubuh Runa di ranjang uks, Agaz beranjak pergi. Ia melangkah gontai menuju halaman belakang, sesekali tersandung karena kepalanya yang begitu pusing.

"Arghh! Gila efeknya sampai gini banget." Darah segar keluar mengalir dari hidungnya, ia mimisan.

"Dan--"

Belum sempat ia menyebut nama Daniel, pandangan Agaz langsung mengabur, tubuhnya tak mampu lagi ia tegakkan sampai akhirnya Agaz terjatuh lalu pingsan.

Sementara itu di ruang uks, kesadaran Runa sudah mulai kembali, ia bangkit dari tidurnya. "Udah sadar?" tanya petugas uks yang merasakan ada pergerakan dari Runa.

"Iya, pusing."

"Tiduran aja dulu."

"Gue, kok bisa di sini?"

"Agaz yang bawa lo ke sini."

Runa hanya mengganguk pelan, heran. Ia berusaha berpikir, terakhir kali ia sedang membaca buku di kelas lalu tiba-tiba tersadar di ranjang uks dan sekarang ia melirik jam dinding, ternyata sekolah akan usai beberapa menit lagi, Runa bangkit dari ranjang uks masih menahan sakit di kepalanya namun ia harus segera pergi ke kelas untuk bersiap-siap.

"Run? Lo liat Agaz nggak?" Erik dan Dirham tiba-tuba muncul di balik pintu dengan tergesa.

"Dari gue sadar, dia gak ada."

"Argh! Kemana sih??! Cari lagi ayo!" Mereka beranjak pergi mencari Agaz di tempat lain meninggalkan Runa yang masih terdiam di tempatnya.

"GAZZ!!"

"AGAZZZ!!"

"LO DI MANA WOYY!!"

Erik dan Dirham terus berjalan menuju halaman belakang.

"GAZZ!!"

"ASTAGA, RIK!! ITU AGAZ!" Dirham menunjuk ke arah Agaz yang tergeletak di tanah.

"Itu?--"

Am I A Ghost?Where stories live. Discover now