Dia Melamar

2.9K 190 1
                                    

Pagi ini hari hari berjalan seperti biasanya, rutinitas nya di kantor bergelut dengan laporan, berkas dan rapat, yaah itu sudah menjadi makanan hari hari Aliya, gamis batik dan pashmina maroon menjadi tema pakaiannya hari ini, pukul 10 nanti ia dan firman akan pergi ke sebuah kantor untuk membicarakan kelanjutan proyek mereka

"Man berkas berkas udah kamu bawa semua kan?" Tanya Aliya yang sedang berjalan menuju mobil nya

"Iya Bu, ini sudah saya siapkan di dalam map merah, semoga hari ini meeting kita berjalan lancar ya Bu" jawab firman sembari mengambil tempat duduk bagian stir

Aliya hanya tersenyum dan kemudian mengambil tempat di belakang mobil, mereka berdua memang duduk dalam satu mobil namun Aliya juga masih tau batasan, tidak etis rasanya jika duduk berdampingan dalam sebuah mobil dengan yang bukan mahram nya, apalagi mereka hanya berdua

15 menit kemudian mereka sampai di kantor dan langsung menuju ruang meeting, kali ini mereka melanjutkan meeting dengan investor yang beberapa bulan lalu mereka temui

Tak butuh lama, rapat selesai tepat setengah setelah mereka mulai, Aliya dan firman bergegas meninggalkan kantor tersebut, karena waktu Dzuhur tidak lama lagi akhirnya mereka berdua memutuskan untuk sholat Dzuhur di sebuah masjid yang ada di tengah kota

Adzan Dzuhur berkumandang dengan merdu, kedua insan itu bergegas melaksanakan sholat Dzuhur secara berjamaah

"Apa ibu masih banyak kerjaan di kantor?" Tanya firman pada gadis yang sedang berjalan di sampingnya menuju mobil yang sejak tadi terparkir

"Eumm, gak juga sih, paling cuma mau lanjutin proyek yang tadi, memang kenapa?"

"Saya boleh minta waktu ibu sebentar, yaa saya ingin menanyakan sesuatu pada bu Aliya" seru firman seraya berbalik dan duduk di tangga masjid megah di belakangnya

Aliya hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki firman dari belakang, seketika jantung Aliya berdegup kencang, tidak pernah ia merasakan jantungnya bisa segugup ini

"Aduh, firman mau nanya apa ya, apa dia masih ingat kalau aku pernah bilang dia itu calon suami aku, aduh kok jadi ribet gini sih" gumam Aliya dalam hati

Firman dan Aliya duduk di tangga tepatnya di pelataran masjid, mereka duduk di anak tangga yang sama namun dengan jarak yang lumayan jauh tapi tetap suara mereka masih bisa terdengar

"Kamu mau nanya apa man?" Aliya memainkan ujung jilbabnya untuk menghilangkan rasa gugup yang sejak tadi melandanya

"Pria yang kemarin ke kantor itu siapa Bu?" Tanya firman dengan tatapan lurus ke depan

"Eumm, dia itu pria di masa lalu saya, tiga bulan lalu kamu memutuskan untuk ta'aruf, namun beberapa bulan lalu dia malah main api sama sahabat saya, dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak meneruskan ta'aruf kami" jelas Aliya

"Oh jadi dia pria yang pernah mengisi hati bu Aliya, wah beruntung sekali pria itu, pernah menjadi pengisi hati seorang Aliya Rahman" firman tersenyum sinis ketika mengetahui pria yang bergelut dengannya adalah pria yang pernah ada hubungan dengan Aliya

Sementara Aliya hanya tersenyum simpul, ia tidak bicara banyak jika berkenaan dengan Fadil, sudah cukup hatinya di buat sakit oleh pria itu, dia hanya bisa bersyukur bahwa Allah menyelamatkan dirinya dari pria seperti Fadil

Setelah pertanyaan mengenai Fadil, tidak ada percakapan di antara mereka, suasana hening, hanya ada suara angin yang berhembus tenang, di tambah dengan udara segar dari pepohonan yang tumbuh di sekitar halaman masjid

"Maaf firman, saya sudah lancang menyebut kamu sebagai calon suami, saya benar benar ti..."

Sebelum menyelesaikan perkataannya firman langsung mengarahkan tatapannya ke Aliya, gadis itu kelihatan sangat gugup ketika pandangan mereka saling beradu, dan baru kali ini Aliya melihat jelas wajah sekertaris nya itu

"Bagaimana jika saya memang menjadi suami ibu, apa ibu akan menerima saya?"

Aliya membulatkan matanya, saat ini jantungnya benar benar akan meledak mendengar ucapan spontan firman itu

Apa maksudnya, apakah pria itu saat ini sedang melamar Aliya ataukah ini hanya lelucon semata

"Maksud kamu?" Aliya mengerutkan alisnya seakan tidak percaya firman mengatakan hal itu padanya

"Mau kah Bu Aliya rahman menjadi pendamping hidup saya?" Firman mengambil posisi menghadap ke Aliya, tatapannya begitu sendu dengan penuh pengharapan

"Maaf kalau saya lancang Bu, tapi jujur saya sudah jatuh hati pada ibu saat pertama kita bertemu, entah kenapa saya merasakan ketenangan ketika bersama ibu"

Aliya masih terpaku dengan kata kata firman tadi, tidak ada kata kata yang bisa ia ucapkan saat ini, ia benar tidak menyangka bahwa prasangka nya selama ini benar, firman menaruh hati padanya

"Ta.. tapi kenapa harus saya man?" Tanya Aliya dengan terbata bata

"Saya tidak tahu kenapa Bu, sejak saya sholat istikharah selalu wajah ibu yang muncul dalam mimpi saya, saya tidak tahu kenapa, saat ibu butuh pertolongan kenapa Allah selalu mempertemukan kita, saya yakin ini adalah petunjuk dari Allah SWT"

Firman menundukkan kepalanya, perasaannya saat ini seperti es campur, nano nano bercampur aduk antara sedih, bahagia dan malu

"Berikan saya waktu untuk istikharah, saya hargai keberanian kamu mengkhitbah saya, jika nanti Allah memang menakdirkan kita bersama, semoga ini akan menjadi berkah dalam kehidupan kita man" jawab Aliya yang menyeka air matanya saat memberikan jawaban dari pertanyaan firman

"Saya akan menunggu Bu, kapan ibu siap memberikan jawaban, saya akan menunggu, dan maaf jika saya lancang seperti ini"

"Tidak papa man, saya paham kamu seorang laki laki dan pasti punya rasa dengan lawan jenis, kalau kamu tidak ada rasa berarti kamu tidak normal kan?" Aliya mulai mencarikan suasana yang sejak tadi terasa tegang karena lamaran firman kepada dirinya

"Saya mencintai ibu karena Allah" firman mengatakan hal itu sembari melemparkan senyum kepada Aliya

kata kata firman itu sanggup membuat hati Aliya terbang ke udara, apakah ia juga saat ini sudah mempunyai rasa dengan firman, ah sungguh Aliya tidak menyangka bahwa firman akan melamar nya di tempat suci ini dan tanpa memberikan tanda atau kode sama sekali

Setelah perbincangan tersebut, mereka kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan masing-masing

Aliya berusaha kembali menetralkan jantungnya, sesekali ia melirik firman yang sedang fokus membawa mobil silver itu

"Apakah dia memang seseorang yang selama ini kau takdir kan untuk ku?, Atau dia pria yang sama dengan fadil, pria yang hanya memanfaatkan ku karena harta?, Ya Allah berikanlah petunjuk mu, jangan biarkan aku salah menaruh hati untuk yang kedua kalinya" Begitu lirih ungkapan gadis itu, ia masih shock dengan lamaran tiba tiba ini









Assalamualaikum readers...
Ayo gimana dengan part ini....
Kasih bintang sama komennya yaaaa
Jangan jadi silent readers Yaa
Nanti aku sedihhh, huhuhu

Miss Juni❤️

Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)Where stories live. Discover now