Ternyata Dia

2.7K 195 0
                                    

Untuk memastikan prasangka nya tersebut, ia bertanya dengan firman perihal bos nya

"Eeumm, kalau boleh tau bos lo namanya siapa?" Tanya aufar spontan

"Namanya Aliya Rahman, ujung namanya sama kayak nama Abang tadi" firman menjawab pertanyaan tersebut sambil tersenyum

"Waduh, jadi bos kamu cewek man" Aufar berpura pura tidak tahu, ia ingin mengetes sekretaris adiknya ini

"Iya bang, keren sih, cewek seumuran dia udah jadi bos" puji firman pada Aliya, ia tidak tahu kalau pria yang ada di sampingnya ini adalah Abang dari bos nya

"Tapi man, biasanya kalau bos cewek itu moodnya suka labil, sering marah marah gak jelas, emang Lo sanggup?" Aufar mencoba memancing firman

"Mood Bu Aliya emang sering berubah-ubah, tapi bagi saya sih itu udah biasa bang, ya wajar lah mungkin bos saya itu lelah, dan saya juga paham gimana kerjaan dia di kantor, mana tanggung jawab nya juga besar" jelas firman dengan tatapan lurus ke jalan

"Maaf ya bro, gue nanya nya gak sopan, menurut lu, bos Aliya itu orangnya gimana sih?" Pertanyaan Aufar semakin menjadi jadi

"Bu Al itu cantik, baik, Soleha, adem kalau di liat, orangnya juga ramah, sopan dan gak sombong bang, yaa bisa di bilang wanita idaman" kata kata itu begitu saja keluar dari mulut firman

"Oh segitu idaman kah bos Aliya, terus kalau emang idaman, kenapa lu gak deketin, kan peluang lu besar nih, udah jadi sekretaris dia" Aufar menaikkan kedua alisnya sambil tertawa sinis

"Saya mah tau diri bang, gak mungkin Bu Al mau sama saya, pria biasa dari kampung, gak punya apa apa, tampang juga pas pas an, menang putih sama tinggi aja, pinter juga nggak, hahahaha, mimpi apa saya bisa dapatin Bu Al" jawab firman sambil tersenyum sinis, ia sadar kalau dirinya tidak pantas jika bersanding dengan Aliya

"Eh bro, jodoh gak ada yang tau, siapa tau bos Al juga suka sama Lo, hati orang kan gak ada yang tau" Aufar menghibur firman dengan kata katanya

"Dia udah jadi jodoh orang kok bang, saya liat dia kemarin di ruangannya sama cowok, mesra banget, cowok itu nyender di bahu Bu Aliya, sampai Bu aliya gak tega bangunin dia" jawab firman yang melihat seorang pria di ruangan Aliya kemarin

Aufar terkejut mendengar jawaban firman, ternyata firman tidak menyadari kalau pria itu adalah dirinya, dan pantas saja dia tidak mengenalinya karena saat itu wajah aufar tidak kelihatan oleh firman

"Eemm, yaudah, berarti Lo harus sabar bro, mungkin dia bukan jodoh Lo, oh ya ini gue ada undangan buat Lo, besok lusa datang yaa,gue tunggu" Aufar mengambil sebuah undangan pernikahan dari dalam laci mobilnya

"Alhamdulillah, makasih bang, semoga lancar pernikahannya, insya Allah saya bakal datang" firman dengan senang hati menerima undangan tersebut

Setelah perbincangan itu, akhirnya Aufar sampai di bengkel yang di maksud firman, mereka berpisah di sana

"Makasih ya bro, udah bantuin gue, kalau gak ada lu mungkin gak tau lah gimana" ucap Aufar sambil memegang pundak firman

"Ini semua karena Allah bang, mungkin Allah takdir kan kita buat jadi temen, yaudah saya turun dulu ya bang, assalamualaikum" firman mengucapkan salam kemudian keluar dari mobil Aufar

Aufar pun menjawab salam tersebut sambil membunyikan klakson nya dan terus melanjutkan perjalanan ke rumah nurul

***

Sekitar 15 menit perjalanan, Aufar sampai di rumah Nurul, terlihat hiasan pengantin sudah terpasang di rumah minimalis itu

Sebelum turun Aufar menelfon Nurul, untuk saat ini mereka di larang bertemu oleh keluarga Nurul, hal itu tentu membuat Aufar sedikit kesal tapi ia tetap menghargai perintah keluarga Nurul

"Assalamualaikum rul" ucap Aufar yang menelpon Nurul

"Waalaikumsalam mas, mas udah nyampe?" Tanya wanita di seberang sana

"Udah nih, mas lagi di depan rumah kamu, kelihatannya ramai banget, mas gak berani masuk" jawab Aufar yang masih berada di dalam mobil

"Eeumm, yaudah kalau gitu, nurul titipin bajunya sama umi ya, biar umi yang kasih ke mas di luar, kebetulan umi lagi di kamar sama Nurul" jelas nurul yang membuka jendela kamarnya dan melihat Aufar dari kejauhan

"Mas gak sabar rul" Aufar mulai menggoda calon istrinya itu

"Ihh mas apaan sih, jangan mikir macam macam, udah tunggu di situ, Nurul panggilin umi dulu, assalamualaikum" jawab Nurul dengan nada kesal dan saat ini pipinya memerah karena di goda oleh Aufar

"Umi" Nurul memanggil sita umi Nurul yang saat ini sedang merapikan hiasan pengantin yang ada di kamar Nurul

"Iya sayang, kenapa?" Jawab umi dengan lembut dan menghampiri Nurul yang duduk di dekat jendela kamar

"Umi, Nurul boleh minta tolong gak?" Pinta nurul dengan nada manja

"Boleh sayang, kamu perlu apa?"
Sita sangat menyayangi putri semata wayangnya tersebut, ia sangat menjaga Putri nya dengan sangat hati hati

"Mas Aufar lagi di luar mi, umi boleh tolong kasih baju pengantin ini nggak buat mas Aufar, soalnya kemarin dia habis ke Singapura jadi gak sempat ambil ke butik, jadi sekalian nurul ambilin kemarin" Ucap gadis itu dengan nada lembut

"Oh bisa sayang, mana bajunya udah kamu siapin?" Tanya sita dengan senyum simpulnya

"Ini mi ,baju nya udah Nurul taruh di dalam tote bag ini" jawab Nurul sambil memberikan sebuah Tote bag kertas yang berisi baju pengantin Aufar

"Yaudah, kalau gitu umi keluar dulu kasih bajunya, assalamualaikum" ucap sita sembari mengambil Tote bag dan keluar dari kamar

"Waalaikumsalam, makasih yaa umi" Nurul membalas salam dari ibu tercinta nya

Sita pun keluar dan membawa Tote bag itu keluar dari rumah, melihat sita yang keluar dari rumah, Aufar pun turun dari mobil dan menunggu sita sampai di dekat mobilnya

"Assalamualaikum mi"

"Waalaikumsalam nak, ini baju pengantin kamu, tadi Nurul nitip ke umi, soalnya dia lagi di pingit, gak boleh keluar kamar apalagi ketemu sama kamu" jelas sita sambil tertawa kekeh

"Iya mi, Aufar tau kok, makasih ya umi, Aufar jadi ngerepotin tuan rumah" Aufar mengambil Tote bag yang di berikan sita

"Kamu ini kayak sama siapa aja, kamu ini kan calon mantu umi, jadi gak usah merasa gak enak gitu"

"Yaudah kalau gitu Aufar pulang dulu ya, salam buat abi, maaf gak sempat masuk, assalamualaikum" ucap Aufar sembari menyalami tangan calon ibu mertua nya

"Waalaikumsalam, hati hati ya nak" jawab sita sembari melambaikan tangannya kepada Aufar

Aufar pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 16:00

Ku Pesan Cinta Lewat Do'a (Completed)Where stories live. Discover now