Delapan

37 17 10
                                    

"Bu May, maaf nih, bukannya Saya nggak mau ngelanjutin pembicaraan kita terkait kompetisi desain dan arsitektur yang tengah kita berdua ikuti, tapi jika Ibu nggak keberatan, boleh nggak kita lanjutin perbincangannya nanti, setelah Saya memakan hidangan-hidangan ini?" tanya Radi sembari diiringi dengan ekspresi wajah semelas mungkin, selayaknya anak kucing tersesat yang tengah meminta belas kasihan dari wanita tersebut.

"Hihi, boleh dong, Pak. Bahkan, sebelum bapak minta, Saya udah berinisiatif loh untuk mengisi perut Saya dulu, sebelum kita melanjutkan pembicaraan kita ini."

"Nah, bener tuh, Bu. Kalau laper, bawaannya senggol bacok mulu. Semuanya jadi nggak konsen.  Rasa-rasanya, mau ngomong apa pun juga, tetap aja nggak bakalan nyambung atau pun masuk ke otak. Pasti fokusnya Cuma ke makanan aja."

"Iya, Pak! Saya juga suka begitu kok, suka mendadak lemot kalau asupanya kurang," ujar Maya sembari terkikik geli, "dan untuk mengantisipasi kurangnya asupan pada jam-jam genting, maka Saya pun berinisiatif dengan cara menyediakan beberapa jenis kudapan yang menurut Saya cukup ampuh untuk di konsumsi di kala lapar."

"Wah, bener banget itu, Bu. Soalnya teradang rasa laparnya itu justru muncul pada saat-saat mendekati jam makan siang. Seperti waktu-waktu antara jam sepuluh sampai jam sebelas. Nah, di waktu yang begitu itu tuh, yang lagi genting-gentingnya. Waktu-waktu tanggung, di mana si perut udah mulai ribut meminta jatah asupan makanannya.

"Sayangnya, meski si perut udah nggak lagi sinkron dengan otak dan juga tubuh, kita sendiri pasti merasa malas untuk segera mengisi perut dengan jenis makanan berat selayaknya nasi yang di santap di kala makan siang. Dan satu-satunya cara biar urusan perut nggak menjadi gaduh, ya itu tadi kaya yang Ibu bilang, mesti disusupi camilan ringan, agar bisa bertahan sampai waktu makan siang nanti," ucap Radi menyetujui sebelum memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya dan mengunyah makanan itu dengan perlahan.

"Terus, Ibu biasanya nyemil apaan, kalau lagi lapar di jam-jam tanggung kaya begitu? Kalau Saya sih biasanya suka sedia Fit Bar gitu Bu, di laci meja."

"Kalau Saya sih, kudapannya hampir sama kaya bapak gitu. Tapi terkadang, kalau lagi bosen, Fit Bar-nya suka saya ganti dengan camilan buah-buah segar pak."

"Oh gitu, buah-buahannya Ibu beli jadi atau siapin dari rumah juga?"

"Ya, beli jadi atuh pak. Banyak kok minimarket-minimarket yang sekarang menyediakan dan menjual buah potong," jelas Maya.

"Oh, Saya pikir Ibu nyiapin juga dari rumah buahnya."

"Nggak Pak, kalau Saya siapin dari rumah, keburu nggak enak buahnya. Apalagi ruang dosen kan nggak ada lemari esnya. Nanti Sayanya kerepotan sendiri dong, kalau harus bolak-balik ambil camilan di ruang administrasi."

"Iya sih ya, Bu. Emang nih, sayang banget nggak ada kulkas di ruang dosen. Padahal kayanya kalau diselipin satu buah aja, juga nggak masalah sih. Yang kecil aja tapinya, jangan yang gede juga, kaya yang ada di rumah Saya. Kan lumayan banget kalau ada kulkas, kita-kita para dosen jadinya bisa nyimpan makanan atau minuman sebelum di santap dikala lapar atau haus. Kalau kaya sekarang ini, menurut Saya sih agak repot ya, Bu."

"Iya Pak, kita mesti jalan dulu dari area fakultas menuju toserba atau area kantin yang letaknya agak jauh di tengah kampus. Atau nggak, ya titip pesan sama para OB. Jadinya kan, kasian OB-nya. Apalagi kalau kita belinya cuma satu atau dua doang. masa si OB mesti bolak-balik hanya untuk ngeladenin pesanan kita? Kalau ada kulkas kan, barangnya bisa di simpan setelah kita beli."

"Bener tuh, Bu. Eh iya, kita malah ngomongin kulkas fakultas."

"Iya nih, jadi ngelantur terus. Abisnya kalau ngobrol sama bapak enak sih, seru aja gitu pembahasannya."

Ah, si cantik mah. Orangnya gitu, suka muji-muji. Mas kan jadinya malu, Neng.

"Hehe, Saya emang orang begini, Bu. Suka ceriwis, segala hal yang menarik di bahas. Jadi, harap maklum aja, ya Bu," ujar Radi, "oh, iya terkait perlombaan kita. Menurut Ibu, sebaiknya kita menggunakan tipe rumah yang mana? Yang tipe 54 atau 60?"

Kini, keduanya telah selesai menyantap seluruh makanan lezat yang telah menjadi santap siang keduanya itu. Sehingga, keduanya pun dapat leluasa untuk kembali melanjutkan perbincangan mereka terkait kompetisi yang akan diikuti oleh fakultas keduanya tersebut.

***
Hai! Maaf ya, kemarin aku kelupaan buat UP. Jadi, kemungkinan hari ini bakalan double up deh 🥳🥳🥳 YEAY! Oh iya, aku tunggu vote sama komennya yaa. Terima kasih dan selamat membaca 🌸

Love Project [TAMAT]Where stories live. Discover now