05 - Morgan terluka?

40 14 47
                                    

Jangan lupa klik bintangnya!

Syasya pov's

Sudah 30 menit aku menunggu tapi Azel tak kunjung datang padaku. Kemana ia? Apa mungkin terjadi sesuatu padanya? Tapi, tidak mungkin. Aku tidak melihat Sargas seharian ini.

Kemana dia?, batinku.

Aku menggigit jari jempolku dengan bergetar serta mata yang tak luput aku lirikan ke segala arah mencoba mencari sesosok perempuan imut nan cantik itu. Namun nihil, ia tak kunjung datang padaku. Sial, ia membuatku khawatir dan gelisah.

Aku merutuki diriku sendiri jika saja aku mengantarnya ke toilet, pasti sekarang aku berada dirumah bersama Azel sambil bercanda ria. Aku tidak tahan, ini sudah membuat puncak kesabaranku menipis ditambah rasa khawatir yang terus datang bertubi - tubi.

Aku berlari menyusuri koridor sekolah dengan kepala yang aku tolehkan ke segala arah berharap sosok yang aku cari dapat ditemukan. Koridor sekolah sudah mulai sepi dan aku melihat jam tanganku. Saat ini, jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan aku harus cepat menemukannya sebelum hari menjadi gelap.

Saat aku berada di koridor sekolah belakang dimana itu adalah tempat toilet dan ruangan loker berada aku mendengar suara teriakan yang sepertinya aku kenal siapa itu.

"MORGAN!!!"

"Azel" gumamku dengan kepala yang menoleh ke arah sumber suara dan itu pasti Azel, aku yakin itu.

Dengan begitu, aku lari menghampiri sumber suara disana. Aku khawatir, aku takut Sargas yang tiba - tiba muncul didepan Azel.

Begitu aku sampai di toilet, aku tertegun melihat pemandangan didalam sana. Kakiku seketika lemas, badanku menegang, sorot mataku tidak luput dari Azel yang menangis sambil menepikan kepala Morgan pada paha Azel.

Morgan terluka?

Author pov's

Morgan terjatuh begitu saja ke lantai. Badanku menegang melihat Morgan mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Sargas hanya berlalu begitu saja meninggalkan kami berdua didalam tanpa sepatah katapun. Aku sungguh membencinya.

Aku merangkak pelan menghampiri Morgan yang sudah bercucuran darah disekitarnya, ia menatapku dengan satu tangannya yang mencoba menahan darah agar tidak keluar terus menerus.

Aku menarik pelan kepala Morgan dan diletakannya dipahaku dengan tanganku juga yang bertumpu diatas tangan Morgan mencoba menenangkannya dan menahan darahnya yang keluar sedikit deras.

Air mataku terus saja mengalir, aku menangis tersedu - sedu. Aku merasa bersalah padanya, karna ia menolongku Morgan jadi harus seperti ini.

"t-ttolong jangan menangis" ujarnya padaku pelan. Ia menatapku begitu dalam dan aku melihat sorot matanya yang memancarkan antara sedih dan sakit.

"maafkan aku, Morgan" lirihku pelan dengan air mata yang terus menerus mengalir deras hingga salah satu butirnya mendarat di pipi Morgan.

"hey, it's okay" lirihnya pelan dengan sedikit tersenyum padaku.

"A- aazel, apa ini?" lirih Syasya dengan tangan yang menutup mulutnya dan aku juga melihat air matanya turun melewati pipi mulusnya itu.

"Syasya, cepat tolong aku. Ia terluka, kita harus bergegas ke rumah sakit terdekat sekarang juga" ucapku dengan bibir bergetar.

Morgan hanya menggigit bibir bawahnya dan matanya yang sesekali terpejam. Menahan sakit yang menghantam tubuhnya itu. Aku dan Syasya mencoba memapah tubuhnya yang tinggi dan besar itu sekuat tenaga untuk menuju mobil Syasya.

HANAZELWhere stories live. Discover now