9

4K 829 156
                                    

Hari mulai gelap, tapi perjalanan mereka tetap dilanjutkan. Hutan yang memang tidak memancarkan sinar mentari dari siang dan tidak memancarkan sinar bulan membuat suasana semakin gelap gulita.

Mereka tidak menyadari bahwa beberapa dari mereka menghilang entah kemana karena terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jae, lo percaya kan yang gue omongin pas sore?" Bisik Doyoung.

"Yang mana"

"Yang gue liat mayat"

Langkah Jaehyun terhenti, matanya menatap Doyoung lekat "Gue juga liat" ucapnya pelan.

"Gue rasa, ini hutan gaada ujungnya" gantian Winwin yang bersuara. Sedaritadi pemuda asal Tiongkok ini memang banyak terdiam. Memilih untuk menyelami pikirannya yang tiba-tiba kacau akibat pertengkaran Jaehyun dan Yuta tadi sore.

"Lo bener, Yuta juga kayaknya gaada niat buat berhenti"

Winwin mengangguk, matanya menatap satu persatu teman-temannya yang masih sibuk menyusuri hutan dengan senter yang memang sudah dipersiapkan dari awal.

Diam-diam Winwin menghitung teman-temannya, seingatnya duapuluh satu temannya ikut berlibur di Jepang. Tapi sayangnya, Renjun dan Chenle memilih untuk tidak masuk ke dalam hutan karena pesan dari mamanya.

Winwin tidak bodoh untuk tidak mengetahui apa pesan dari mama dua anak itu. Jika ingin memilih Winwin ingin ikut bersama dua teman yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

Hitungan Winwin berhenti saat menyadari bahwa teman-temannya tidak ada sembilan belas (pengecualian untuk Renjun dan Chenle karena mereka ga ikut). Pikiran Winwin melayang saat Xiaojun memilih untuk berjalan terlebih dahulu, kemana anak itu? Bahkan teman-temannya yang lain pun nampak tak peduli.

Sesaat Winwin terdiam, ia baru menyadari bahwa Mark, Jisung, Yangyang, Jungwoo, Haechan dan Xiaojun tidak ada dalam barisan.

Winwin menoleh pada Doyoung yang masih menggenggam senternya dengan kuat disebelah Jaehyun. Winwin ingin bertanya, namun entah kenapa Ia ragu.

"Winwin, jangan ngelamun" ucapan Jaehyun sukses membuat Winwin tersentak. Ia meringis saat ketahuan melamun ditengah hutan.

"Lo mikirin apa?"

Winwin sebenarnya ragu, tapi entah kenapa ia sepertinya harus memberi tahu Jaehyun "Lo nyadar ga sih? Beberapa dari kita gaada di barisan lagi?"

Jaehyun mengernyit "Maksudnya apa?"

"Mark, Jisung, Haechan, Jungwoo, Yangyang dan Xiaojun"

Mendengar nama-nama itu membuat Jaehyun menegang ditempat "Ke-kenapa emang sama mereka?"

Winwin menatap Jaehyun dengan tatapan curiga, "Lo kok gugup?"

"Engga"

Winwin menghela nafas panjang "Mereka ngilang gitu aja". Ucapan Winwin hanya dibalas helaan nafas lelah Jaehyun.

Sejujurnya Jaehyun juga memikirkan hal itu dari tadi, ia menyadari bahwa beberapa temannya itu tidak ada dalam barisan. Sibuk melamun Jaehyun tidak menyadari jika sesuatu tengah menghampiri dirinya.

Sret

Bruk

"ARGH SIALAN!"

Winwin terlonjak begitupun Doyoung. Suara teriakan Jaehyun menggema di hutan gelap itu. Bukan hanya mereka berdua, tapi seluruh teman-temannya menoleh kebelakang.

"JAE! PEGANG TANGAN GUE! JANGAN DILEPAS!"

Suara Hendery yang tiba-tiba berada didepan Jaehyun menyadarkan semuanya. Jaehyun dalam bahaya.

"ARGHH! KAKI GUE SAKIT BANGSAT!"

Johnny dan Lucas ikut membantu Hendery menarik tangan Jaehyun. Sungguh, mereka tidak menyangka jika akar-akar serabut dari pohon tinggi ini bisa menarik kaki orang.

Doyoung termangu, kejadiannya terlalu cepat. Jaehyun yang sedari tadi berjalan disampingnya tiba tiba jatuh dan terseret oleh akar serabut dari pepohonan. Akar itu melilit kaki Jaehyun hingga tubuhnya tertarik kasar kebelakang.

Doyoung hanya berharap Johnny, Lucas dan Hendery bisa menarik Jaehyun.

"TAHAN JAEHYUN!" teriakan Lucas menyadarkan Doyoung dari lamunannya. Matanya membelalak dengan pemandangan yang tersaji didepannya.

Akar itu bukan hanya melilit kaki Jaehyun, tapi tubuhnya!. Hampir seluruh tubuh Jaehyun ditutupi akar serabut yang sepertinya tajam. Karena beberapa luka gores nampak begitu besar di seluruh kaki juga tubuh Jaehyun yang hanya memakai sweater berwarna putih.

"JAEHYUN!!"

"ARGHHHHHHHH"

Tubuh Doyoung melemas. Ia terjatuh, matanya masih menatap kedepan dengan tatapan tak percaya. Tubuh jaehyun sudah tidak tampak di penglihatannya. Kenyataan bahwa tenaga tiga temannya itu tidak sebanding dengan akar akar yang melilit tubuh Jaehyun membuat pegangan tangan mereka terlepas dan berakhir dengan Jaehyun yang terseret dalam kegelapan.

Doyoung memperhatikan teman-temannya yang juga masih ternganga dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.

"Bangsat! INI SEMUA GARA GARA LO NAKAMOTO YUTA!!!"

Duagh

Doyoung tersentak saat mendengar tinjuan yang keras dari arah belakang. Dapat dilihat Hendery memukul Yuta dengan brutal.

"Lo bilang apa hah? Salah gue? ITU SALAH JAEHYUN SENDIRI! DIA GAK HATI-HATI!!!"

Hendery mendecih "Salah Jaehyun kata lo? Jelas-jelas lo yang salah disini! Lo yang nahan kita biar kita gak balik dan terus ngikutin lo!"

Yuta terkekeh, Ia berdiri dan menatap Hendery dengan tatapan tajamnya "Terus? Ngapain lo ikut? NGAPAIN LO IKUT GUE! LO BISA KAN PUTER BALIK SENDIRI"

Duagh

"Bacot! Gue nyesel ngikut lo kesini!"

Hendery masih berdiri dengan tangan terkepal, matanya menatap Yuta yang terduduk akibat tinjuannya dengan tatapan tajam.

Melihat situasi itu, teman-temannya hanya mendengus lelah, mereka sama sekali tak berniat untuk memisahkan Hendery dan juga Yuta.

"Lebih baik kita istirahat, ini udah malem" ucapan lirih Taeil hanya dibalas anggukan kecil teman-temannya. Sejujurnya mereka lelah, hanya saja karena ucapan Yuta yang mengatakan jika butuh waktu 2 jam lagi untuk keluar dari hutan, mereka mengurungkan niat untuk istirahat.

"Gue gak bawa tenda"

"Buat apa?"

Lucas mendelik "Ya buat tidur lah! Lo fikir kita harus tidur di atas akar hah?"

"Gue juga gak bawa tenda, jadi yaudah tidur nya duduk aja" usul Winwin.

Mereka mengangguk. Memutuskan untuk beristirahat sebentar.

Suasana ribut berubah menjadi hening, suara deru nafas yang teratur menandakan bahwa mereka telah tertidur. Tapi tidak dengan Doyoung.

Matanya masih terbuka lebar, Ia bahkan tidak bisa tidur sama sekali. Beberapa kali menghela nafas kasar. Karena sungguh, kejadian beberapa menit lalu masih terus berputar di kepala nya.

Lama bergelut dengan lamunan nya membuat mata nya memberat. Hampir saja terpejam jika Doyoung tidak merasakan sesuatu yang dingin menyentuh leher nya, diiringi dengan suara lirih yang sukses membuat Doyoung menegang ditempat.



































"Kim Doyoung? Welcome to your hell"

Welcome To Your Hell || NCT Ot21Where stories live. Discover now