4

4.9K 926 396
                                    

"Yut, besok rencana kita mau kemana?" Tanya Taeil.

Yuta tampak berfikir, sedetik kemudian ia tersenyum lebar, membuat teman-temannya merinding. "Gue tau tempat yang bagus buat memacu adrenalin di Jepang"

"Apa?"

"Rahasia! Pokoknya besok ikut gue aja"

"Ck, kenapa gak dikasih tau sih!" Rutuk Chenle. "Gak! Besok aja dikasih taunya, besok kalian harus bangun pagi. Kita naik kereta soalnya"

"KERETA? SERIUS?"

"Serius gue, udah kalian tidur sana, jangan sampe kesiangan. Terutama Haechan sama Yangyang, kesiangan gue tinggal"

Haechan mendengus, Yangyang mendelik kesal. "Ren, awas kalau jambak rambut gue lagi"

Renjun terkekeh "Tergantung sih"

"Sialan!"

"Heh! Mulutnya! Udah sana tidur semua"












"Apa?

"Udah sampe Jepang kamu?"

"Udah"

"Jagain adik kamu disana"

"GAK!"

"Kebiasaan kamu, dia tuh adik kamu. Makanya kamu sebagai kaka harus jagain adiknya"

"Terserah"

Tut

"Gege?"

"Ck, apalagi sih? Udah tidur sana"

"Tadi ayah ya yang nelfon?"

"Bukan urusan lo"

"Ayah ngomong apa?"

"Diem atau gue tendang lo dari sini!"

Pria itu menghembuskan nafasnya kasar "Gue gak suka ayah lebih merhatiin lo dasar anak jalang"

Pria itu membalikan tubuhnya, bersiap untuk tertidur, tak menyadari bahwa orang yang ia sebut anak jalang itu menangis dalam diam.

"Bunda gue bukan jalang asal lo tau" gumamnya pelan. Ia memilih bangun, langkah kakinya berjalan menuju dapur, mengambil air putih dan meneguknya sekali teguk.

"Gue juga gak berharap di lahirin, gue juga gak berharap buat jadi bagian keluarga lo" racaunya. Matanya memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong.

Sepersekian detik kemudian tatapannya teralih pada benda yang bisa membuatnya tenang akhir-akhir ini. Ia memegangnya pelan dan sedikit demi sedikit menggoreskannya pada lengan kiri.

Setelah puas, ia berjalan menuju wastafel dan menyalakan keran air untuk membersihkan lukanya. Ia ingat, ini bukan kosan atau apartemennya. Ini rumah temannya, dan ia jelas tidak mau membuat teman-temannya terkejut dengan darah yang mengalir di lantai dapur saat pagi nanti.

Setelah dikira semuanya bersih, pria itu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya dari ruang tamu dengan senyum miring di wajahnya.



















"BANGUN SEMUA BANGUN"

Teriakan Yuta pagi ini sukses membuat teman-temannya tersentak dari kasurnya. "YUTA HYUNG BERISIK TAU GAK!" teriak Chenle dari atas

"CHENLE JUGA BERISIK" teriak Jaehyun dari kamar samping

"KALIAN BERDUA BERISIK" teriak Doyoung

"KOK MALAH TERIAK TERIAK SIH!"

"Lo juga teriak Lucas!"

15 menit kemudian

"Bagus, udah kumpul semua kan?"

"UDAHH!!"

"Buset, gausah teriak juga kali, pengang kuping gue"

"Kita mau kemana sih hyung! Awas tempat wisata nya aneh-aneh!"

"Gak aneh kok, intinya ikut aja"

Setelah berpamitan dengan sang nenek, mereka pun akhirnya menuju stasiun kereta untuk memesan tiket.

"Gunung fuji?" Gumam Johnny. "Kita mau ke gunung fuji?"

"Serius? Seru tuh ke gunung fuji" ucap Yangyang

"Bukan, dibelakang gunung fuji"

"Hah? Gimana maksudnya?" Pertanyaan Winwin hanya dibalas senyuman tipis Yuta. "Nanti tau sendiri"

Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya kereta yang mereka tunggu datang . Kereta shinkansen ini yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.

"Perasaan gue makin ga enak" gumam Jaehyun. "Sama, gue juga gak enak" balas Kun pelan.

"Kenapa juga Yuta hyung gak ngasih tau tempat tujuannya. Makin aneh" Ucapan Jungwoo membuat semuanya mengangguk.

Ten yang sedari tadi diam disamping Jungwoo ikut merasa tidak enak. Entah kenapa sedari tadi matanya memandang keluar jendela dengan gelisah. Sesekali menghela nafas kasar, mengusap kedua telapak tangan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hyung?"

Ten menoleh dan mendapati Jisung yang sedang menatapnya bingung "kenapa?"

"Hyung baik kan?"

"Sejujurnya engga" Jisung mengangguk ia menyetujui ucapan hyungnya ini.

"Jisung? Kok pergelangan kaki kamu merah?" Pertanyaan Ten membuat Jisung menatap kaki kanannya. "Gak apa-apa kok hyung, cuma kepentok tangga"

"Serius?"

"Iya"

Ten mengangguk, perasaan tidak enak itu kembali membesar seiring dengan kereta yang sebentar lagi berhenti di stasiun tempat ia dan teman-temannya turun.



















"Ini yang gue tunggu"

Welcome To Your Hell || NCT Ot21Where stories live. Discover now