The Masquerade PRINCE | Chapter 44 - Being Frustrated

8.5K 553 35
                                    

Up!

Part ini serius dulu, nggak ada Anna juga. Sori 🥺

__________________________________

Playlist : The Chainsmokers--Kills You Slowly

__________________________________

Madrid, Spain. 10.00 PM

Dari sebuah serial animasi yang diciptakan Joe Ruby, Ken Spears, dan Iwao Takamoto dapat disimpulkan bahwa monster sesungguhnya adalah manusia. Manusia bisa sangat serakah dan buta bila sudah bersangkutan dengan dunia, dimulai dari rasa iri yang kemudian berlanjut menjadi dendam.

Dextier sudah membuktikannya. Bukan keinginannya memang bermetamorfosis menjadi sedemikian rupa, tapi orang-orang serakah di sekitarnya yang memaksa ia berkutat dengan dunia hitam. Semua punya alasan, dan keselamatan orang terdekatnya lah yang selama ini membuatnya bertahan.

Seumur-umur berkecimpung dalam dunia bawah tanah, baru komplotan Black Rose yang begitu sulit diruntuhkan. Organisasi mafia gelap itu seakan menjadi kupu-kupu yang terus berputar pada kehidupan yang sama. Selalu ada celah untuk mereka mengepakkan sayap.

"Anda benar, Mr. Tidak salah lagi, Nona Anna diculik orang-orang Black Rose."

Sudah ia duga. Rasanya masih sama bahkan setelah detektif menjelaskan apa yang sudah terjadi, frustasi terus membelenggu. Dextier menjambak rambut kasar. Penampilannya jauh dari kata rapi, kemeja kumal sudah mencuat keluar, dasi mengendur dan miring tak berbentuk, pun tiga kancing teratasnya sudah terlepas tanpa ia sadari.

"Kondisi CCTV kantormu mati lima menit tepat sebelum kau turun ke lobi, Dex. Dari laporan yang kudapat di sekitar pos penjaga, sebelumnya ada mobil dengan warna dan plat nomor persis mobilmu yang mengantar Anna saat berangkat ke kantor. Security memberi izin masuk, karena si supir mengatakan dia adalah utusanmu." Rexonne menjelaskan, sembari terus fokus pada layar monitor di hadapannya.

Entah sudah berapa ratus kali sehari ini Dextier mengumpat, "Holy shit. Bagaimana mereka memberikan izin semudah itu?! Sialan!"

Dan mereka yang ada di ruangan komputer itu sudah tak terkejut lagi kala Dextier kembali menggebrak meja, menendang, bahkan melempar benda-benda yang berada di sana. Bahkan ruangan itu sudah tidak dapat dikatakan layak, sebab keadaannya tak jauh beda seperti kapal pecah akibat tindakan Dextier.

"Cari posisi Anna sampai dapat!" perintahnya terdengar seperti bentakan.

Pria berambut acak-acakkan itu mengambil langkah lebar menuju ruang bawah tanah yang berada di markas kedua Eagle Five. Beberapa orang yang berpapasan dengannya hanya mampu bungkam dan menunduk dalam. Dextier yang biasa dikenal tenang namun berbahaya tiba-tiba menjadi mudah berapi-api akhir-akhir ini. Dan itu semua baru dirasakannya saat mengenal seorang Anna.

Dextier berjalan melewati lorong panjang yang berderet sekat-sekat berukuran sempit di sisi kanan dan kiri. Berbeda dengan lantai atas, ruangan bawah tanah lebih mirip penjara dengan pintu-pintu kokoh yang memiliki jeruji bila penutup besi bagian atasnya digeser. Rintihan kesakitan yang dominan terdengar bagai alunan melodi dengan aroma anyir sebagai pengharum khas.

Sesampainya di pintu paling ujung, Dextier memberi kode lewat mata kepada penjaga agar dibukakan pintu. Begitu terbuka, terlihat seorang laki-laki paruh yang duduk terikat di kursi. Awalnya sepasang mata laki-laki itu tertepejam dan baru terbuka saat mendengar pintu berderit.

The Masquerade PRINCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now