(7). Haikal di hukum

13 5 0
                                    

***

"Tan.."

"..."

"Tan" Nayla terus menerus memanggil nama Tania tetapi sang empunya tidak merespon.

"Tan..."

"..." masih belum ad respon

"ck. Tan..."

"..."

"TANIA..." pekik Nayla yang membuat seisi kelas menoleh kearahnya.

"apa sih lo," ucap Tania kesel

"lo kok dari tadi gw panggil gak nyaut, lo masih marah sama gw?"

"gak" jawab Tania acuh

"lah terus kok lo dari tadi gak ngerespon gw?"

"lah lo manggilnya 'Tan' emang lu kira gw setan apa? Makanya kalau manggil nama tuh yang lengkap, TANIA" ujar Tania dan menekan kata terakhir.

Bukannya merasa bersalah Nayla malah cengengesan gk jelas, emang mirip Devan sifatnya, kayaknya mereka berdua mesti di jodohin, sama-sama rada gila, eh

Tania hanya memutar kedua bola matanya malas melihat kelakuan Nayla yang bisa di katakan kurang normal.

Sebenarnya Tania sudah tidak marah lagi dengan Nayla, ia hanya malas meladeninya, karna Nayla itu
Salah satu manusia yang di luar kata normal.

"apaan lu manggil-manggil gw" tanya Tania

"gk papa"

"lah? Terus ngapa lu dari tadi manggil gw, Devan......" Tania sendiri geram dengan Nayla, karena manggil-manggil tanpa kepastian. Kayak dia yang datang tanpa kepastian. Eh

"loh... Kok Devan.... Gw kan Nayla bukan Devan si gila itu, gimana sih lu" Nayla tidak terima ia di panggil Devan oleh Tania karana menurutnya Devan itu rada gila, (dasar gk nyadar).

"kan lu sama-sama gila" gumam Tania pelan sehingga nyaris tak terdengar.

Tak lama kemudian bel berbunyi dan datang seorang guru fisika yang rada botak serta kumis yang melekat di bawah hidung, dengan seorang siswa yang memakai kacamata di belakangnya bisa di bilang itu siswa caper. eh

Sementara di tempat lain dengan waktu yang sama, Haikal tengah terburu-buru memakai sepatunya. Karna hari ini ia telat, entah karena apa.

"heh........ Haikal" panggil winda bundanya Haikal.

"apa sih bun...."

"ih ih, nih anak di panggil ama orang tua bukannya di jawab baik-baik"

"iya iya maap, emang kenapa sih" Haikal masih terburu buru memakai sepatunya.

"gk jadi, sana kamu berangkat sekolah" ucap winda kemudian berlalu meninggalkan Haikal yang sedang cengo.

"eh anjy... Gw telat" Haikal langsung berdiri dan berlari keluar rumah tanpa memperdulikan ayahnya yang ada di ruang tamu (durhaka).

"kebiasaan" gumam adit ayahnya Haikal.

Tanpa pikir panjang Haikal langsung menancap gas dan pergi meninggalkan pekarangan rumahnya dengan laju motor yang bisa di bilang di atas standar.(ngeprank malaikat maut dia).

Haikal berangkat ke sekolah tanpa membawa tas yang di dalamnya berisi perlengakapan sekolah yang tidak lengkap.

Udah telat gk bawa buku lagi, emang dasar si Haikal, prinsipnya dia yang penting pinter dan ganteng. Emang pinter sih kecuali dalam bidang matematika. Tapi sama aja.

DirimuWhere stories live. Discover now