04 - tolong

47 16 59
                                    

Sore ini, aku sudah berdiri didepan rumahku. Aku sengaja tidak meminta ayah untuk menjemputku disekolah tadi. Karna, aku tidak ingin ia melihat bekas kemerahan dipipiku. Untungnya, Rafi dan Rafa menghampiriku dan mengajakku untuk pulang bersama.

Raga tidak menceritakan semuanya. Namun, sikembar tetap memaksa Raga untuk menceritakan semuanya. Dengan terpaksa Raga menceritakan sedikit dari kejadian tadi membuat sikembar tercengang kaget mendengar penuturan dari mulut Raga.

Kemudian, Rafi memberikan soda dingin padaku. Ia menyuruhku untuk mengompresnya dengan kaleng dingin itu supaya bekas kemerahan dari tamparan Sargas cepat memudar

"terimakasih untuk tumpangannya" sahutku dengan tersenyum.

"it's okay" Rafi dengan tersenyum hangat padaku.

"Tidak usah dipikirkan" lanjut Rafa seraya menyenderkan kepalanya disisi jendela mobil.

"kalau begitu, sampai jumpa" sahut Rafi dengan tangan yang melambai padaku. Begitu juga dengan Rafa. Mataku mengikuti arah mobil sikembar yang melaju pergi dengan cepat.

Setelah sikembar pergi. Aku memutuskan untuk masuk kedalam rumah. Hari ini begitu lelah dan aku ingin istirahat. Namun, belum sempat melangkah aku mendengar suara deru motor yang semakin mendekat. Begitu kepalaku memutar, pandanganku fokus pada satu motor ninja hitam dengan dua orang diatasnya.

Aku melihat Morgan yang baru saja turun dari motor ninja hitamnya seraya melepas helm hitam full facenya dengan seorang wanita. Dari kejauhan aku sedikit melihat wajah Morgan yang lebam, pasti akibat kejadian tadi bergelut bersama Sargas.

Lalu, fokusku teralihkan pada seorang wanita dengan rambutnya yang hitam panjang bergelombang serta jaket denim biru tua melekat ditubuhnya.

Dahiku menyergit, penasaran siapa wanita yang bersama Morgan? Apalagi aku melihat wanita berambut hitam itu bergelayut manja pada lengan Morgan dengan kaki yang melangkah masuk kedalam rumah.

Ah, untuk apa memikirkannya, lagipula ini tidak penting bagiku, pikirku. Aku melanjutkan langkahku masuk kedalam rumah, tidak ada siapa - siapa saat ini. Mungkin, Dad dan Mom sedang keluar bersama.

Kemudian, aku masuk kedalam kamar bernuansa abu - abu dan putih tulang untuk merebahkan diriku sejenak.

Mataku hanya menatap lurus langit - langit kamarku dengan pikiran yang berkecamuk. Mulai dari Sargas yang sudah mengetahuiku sebelum aku mengenalnya lalu, apa tujuannya hingga membuntutiku di restoran saat itu? Ditambah dengan perkataan Raga yang mengatakan masa lalu, perkataan itu terus berputar dikepalaku.

Semua ini membuatku bingung.

Mataku terlalu berat hingga membuat aku terlelap dengan perlahan menuju alam bawah sadar.


🍂

Aku merasa tubuhku seperti diguncang dan aku mendengar samar - samar suara yang memanggilku.

"honey, cepat bangun. Kau tidak boleh terlambat" ucap Mom seraya bangkit untuk membuka gorden kamarku.

"Mom ini jam berapa?" tanyaku dengan mengusap mataku pelan.

Mom menghampiriku dengan berkacak pinggang, "ini sudah jam setengah delapan, honey" katanya, "cepat bersiap - siap. Kau akan terlambat" lanjutnya kemudian melangkah pergi meninggalkan kamarku.

"oh shitt, aku akan terlambat" gumamku lalu beranjak dari kasurku yang empuk dan sedikit berlari menuju kamar mandi.

HANAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang