O8

116 8 0
                                    

Kai merasa sedikit terganggu. Dia baru menyadari bahwa Taehyun juga mengambil kelas matematika yang sama dengan dia. Padahal Taehyun sama sekali tidak melakukan apa-apa, dia hanya mengambil tempat di belakang Kai tapi Kai dapat merasakan tatapan Taehyun selalu terarah ke dirinya, seperti sedang mengawasi sesuatu. Bahkan saat kelas selesai dan sekolah berakhir, Taehyun tidak beranjak sama sekali. Sepertinya menunggu Kai.

Kai bangkit dari bangkunya dan dia merasakan Taehyun melakukan hal yang sama.

"Kamu ada masalah apa denganku?" tanya Kai dan dia memutar badannya menghadap Taehyun yang sama sekali tidak terlihat terkejut dengan sentakan tiba-tiba Kai. Wajahnya tetap tenang dengan ekspresi yang sulit dibaca.

"Aku tidak mengerti maksudmu." Jawab Taehyun dengan nada yang sama datarnya.

"Oh ayolah, berhenti bersikap bodoh. Aku tahu kamu mengawasiku sepanjang hari. Kamu jatuh cinta?"

Ujung bibir Taehyun berkedut tapi dia tetap tidak berekspresi. "Maaf, kamu bukan tipeku dan juga, aku bukan mengawasimu." pandangan Taehyun terarah ke belakang Kai sebelum dia menatap Kai kembali, "Tapi, sepertinya dia sudah tidak bersamamu lagi." dan dengan itu Taehyun berjalan dan berlalu dari kelas, meninggalkan Kai yang terpaku di tempatnya berdiri.

"Apa maksudnya?" gumam Kai pada dirinya sendiri

***

"Apa yang kau lakukan itu salah! Kamu tidak bisa membuat manusia itu melawan keluarganya sendiri!"

"Dengar, keluarga dia satu-satunya adalah ibunya yang telah meninggal dan ayah kandungnya yang entah di mana keberadaannya. Dia selama ini hidup dalam kebohongan. Aku menolongnya, Jungkook."

"Tidak. Kalau kamu mau menolongnya, kamu tidak akan memperdaya dia untuk mengundangmu masuk dan mengontrol dia seperti boneka."

"Dia berhak tahu yang sebenarnya."

"Biarkan kakaknya atau ayahnya yang melakukannya!"

"Maksudmu, kakak beda ayah dan ayah tirinya?"

"Seokjin hyung, kamu keterlaluan. Hanya karena kita berbeda ibu bukan berarti kamu dapat meluapkan dendammu seperti ini!"

Seokjin menatap Jungkook tajam. "Kamu mau tahu sesuatu, Jungkook?"

Jungkook tidak menjawab tapi dia balas menatap Seokjin.

"Aku muak denganmu dan sikapmu seolah kamulah yang sempurna di antara kita berdua. Aku muak dengan akting anak baikmu di hadapan ayah. Aku muak kamu selalu menentukan yang baik dan salah. Aku muak kamu selalu memandangku sebagai troublemaker. Hanya karena ibuku tidak mempunyai derajat tinggi seperti ibumu, bukan berarti kamu bisa bertindak seperti ini."

Tatapan Jungkook berubah dari bertanya menjadi tidak percaya "Ini tidak ada hubungannya dengan itu! Hyung, berhentilah menjadi anak kecil, kamu mau tahu kenapa aku seperti ini? karena ayah yang memintaku!"

Seokjin hanya diam dan langsung pergi meninggalkan Jungkook.

***

Kai memasuki rumahnya dan melihat Soobin dengan Beomgyu? ada apa ini? Kai terpaku di tempatnya berdiri, berusaha mencerna apa yang dilihatnya. Kombinasi yang aneh baginya: kakak (tiri) nya dengan salah satu kakak kelas yang mem-bully-nya. Kai tahu pasti bahwa mereka menunggu Kai.

Soobin tersenyum dan berdiri "Ah, ini dia Kai. Baiklah, aku tinggal kalian berdua ya. Aku ada di kamar dengan temanku jika kalian mencariku."

Kai tidak mengatakan apa-apa sampai Soobin berlalu dan dia hanya memandang Beomgyu yang balik memandangnya dari sofa.

"Apa kamu akan tetap berdiri di situ?" tanya Beomgyu dengan nada yang bisa dibilang lebih ramah dibanding yang biasanya dia pakai.

"Mau apa kamu di sini?" tanya Kai kepada Beomgyu dengan nada yang tidak bisa dibilang ramah.

"Tidak bisakah kamu duduk dulu? Aku tidak akan melukaimu." ucap Beomgyu, masih dengan nada ramah.

Alis Kai bertaut melihat sikap Beomgyu yang sangat berbeda dari biasanya. Tapi akhirnya dia mengambil tempat di mana Soobin sebelumnya duduk.

Tidak ada yang berbicara selama beberapa saat, sampai akhirnya Beomgyu angkat bicara.

"Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan selama ini kepadamu. Aku tidak mewakili siapapun kalau kamu bertanya-tanya. Aku tidak yakin Yoongi atau Taehyung akan setuju dengan apa yang kulakukan ini, tapi aku tidak peduli. Aku akan lulus dan pergi dari kota ini. Aku tidak ingin mempunyai kenangan buruk."

"Apa ini karena aku melawan Yoongi tempo hari?"

Beomgyu tampak bingung, sepertinya dia tidak mengetahui tentang itu. "Sudah lama aku ingin meminta maaf atas kemauanku sendiri, Kai."

"Baguslah kalau salah satu dari kalian masih berpikiran waras." kata Kai pelan tapi dia tidak menatap Beomgyu.

"Apa itu berarti kamu memaafkanku?"

"Hmm...." Kai masih menatap ke arah tangannya sendiri. "Tapi mengingat kamu tidak pernah memukulku, baiklah, aku memaafkanmu."

"Terima kasih." kata Beomgyu sambil mendesah lega.

Kai mengangguk. "Apa ada lagi yang akan kamu bicarakan? Aku sangat capek dan aku butuh istirahat."

***

"Yang benar saja..." Soobin menggerutu tiba-tiba. Soobin dan Yeonjun sedang mengerjakan proyek kelompok mereka di dalam kamar Soobin saat Jungkook kembali menampakkan diri.

Yeonjun mendongak dari laptopnya "Ada apa Soobin?"

Soobin tidak menjawab, dia hanya memandang ke arah Jungkook yang sedang duduk bersila di pintu kamar Soobin yang tertutup. Yeonjun mengarahkan pandangannya dan tersentak saat melihat Jungkook.

"Jangan bilang itu hantu." kata Yeonjun pelan.

Jungkook menarik nafas panjang sebelum berkata, "Tenang, aku bukan hantu. Aku nephilim dan sebelumnya aku dan Soobin sudah bertemu."

"Aku masih tidak tahu cara membantumu." kata Soobin datar.

"Ya, aku sudah menduganya. Aku sendirian sama sekali tidak bisa menghentikan kakakku. Kakakku tidak akan melukai Kai, tapi dia bisa sangat persuasif."

"Jangan berbelit-belit. Apa yang kamu mau?"

Jungkook merapatkan bibirnya sebelum akhirnya berkata "Jika kamu masih ingin Kai bersamamu, kita harus bisa bekerja sama."

"Maksudmu kamu mau merasuki Soobin?" tanya Yeonjun tiba-tiba dan membuat Soobin tersentak, tapi Jungkook tersenyum lemah.

"Aku tidak tahu pasti tapi Kai mungkin dapat menyuruh Seokjin keluar jika dia ingin kamu selamat." kata Jungkook, mata peraknya berkilat.

Soobin terpaku tapi Yeonjun langsung naik darah "Apa maksudmu? Kamu mau melukai Soobin? Tidak semudah itu, mata pucat." lalu dia menatap Soobin "Jangan berikan dia ijin, sobat. Kita bisa menolong Kai dengan cara lain. Mungkin Kai hanya dalam fa—"

"Tidak ada cara lain." Soobin memotong kata-kata Yeonjun "Aku telah berjanji kepada diriku sendiri, aku akan selalu memastikan Kai selamat dengan cara apapun."

Yeonjun menggeleng pelan, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak percaya. "Jangan, Soobin."

"Aku harus melakukannya. Ini satu-satunya cara."

"Dia bahkan tidak yakin rencana ini berhasil!" Nada suara Yeonjun meninggi sambil menunjuk ke arah Jungkook yang hanya mengangkat bahu.

"Paling tidak pantas dicoba." sahut Jungkook sambil berdiri dan otomatis Soobin juga berdiri.

"Hei hei!" Yeonjun terjatuh sebelum ikut berdiri juga. "Soobin, kamu tidak serius kan?"

"Aku serius." Soobin sama sekali tidak menatap Yeonjun, malah dia melangkah semakin dekat ke arah Jungkook.

Yeonjun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya terpaku dengan wajah pucat menunggu apa yang akan terjadi.

★━━━━━━━━━━━━★

(slow) Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE]Where stories live. Discover now