29

14 1 0
                                    

Taehyun dan Kai segera terdiam seutuhnya saat terdengar langkah kaki mendekat. Mereka dapat melihat bayangan seseorang di lantai semakin mendekat. Tanpa sadar, kedua pemuda itu menarik nafas dalam menunggu siapapun itu menampakkan sosoknya. Entah kenapa, mereka yakin itu bukan Jungkook.

"Siapa kalian?" tanya laki-laki tersebut setelah dia menampakkan dirinya.

Kedua pemuda tersebut terkejut melihat Seokjin di hadapan mereka. Ya, itu jelas sekali Seokjin walaupun terlihat lebih pucat dari sebelumnya, mereka tidak akan pernah bisa melupakan mata emas tersebut. Tapi kenapa Seokjin tidak mengenali mereka?

"Dimana Jungkook?" tanya Taehyun memecah keheningan.

"Siapa kalian?" Seokjin mengulangi pertanyaannya dengan nada yang sama dan ekspresi wajah yang tidak berubah.

"Kita teman Jungkook." kali ini Kai yang berbicara karena dia melihat gelagat Taehyun yang tidak akan menjawab Seokjin sebelum dia tahu keberadaan Jungkook, "Jungkook mengirimkan nama apartment ini."

"Tentu saja." Seokjin berkata lagi dan dia memiringkan badannya dan mengarahkan satu tangannya ke arah ruang tamu, "Duduklah dahulu."

Kai tersenyum sopan dan akan beranjak tapi Taehyun menahannya. Kai menoleh dan melihat wajah Taehyun masih menatap tajam ke arah Seokjin. Menyadari itu, Seokjin tersenyum tipis.

"Atau kalian memilih untuk pulang? Jungkook akan tiba sebentar lagi." tanyanya lagi.

"Ya." Taehyun dengan segera menjawab tapi Kai segera menimpali "Kami akan menunggu." dan sekarang giliran Kai yang menarik Taehyun untuk mengikutinya ke are ruang tamu dan mereka pun mengambil tempat di antara jejeran sofa panjang yang disusun setengah lingkaran.

Taehyun menyapukan pandangan ke sekeliling, entah apa yang sedang dia cari atau dia mungkin hanya waspada saja sedangkan Kai mencoba membuat suasana tidak canggung karena sekarang Seokjin juga duduk di sofa yang sama dengan mereka.

"Sepertinya kita belum berkenalan. Aku Kamal dan temanku ini Terry." kata Kai. Taehyun yang awalnya hendak memelototi Kai menjadi lega karena Kai memakai nama alias mereka yang tidak semua orang tahu. 'Pintar juga anak satu ini.' Batin Taehyun.

Seokjin tidak bereaksi apapun. Dia hanya memandang Kai sekilas sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kai pun tidak berkata apa-apa lagi setelah itu dan mereka bertiga duduk dalam diam, sampai akhirnya Taehyun mencoba menghubungi Jungkook dengan meneleponnya langsung dan terdengar dering dari arah Seokjin. Terlihat Seokjin mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dia tersenyum dan pandangannya terarah ke Taehyun.

"Jadi kamu sudah berganti nama? Jungkook lupa mengubah namamu." Seokjin menghadapkan layar ponsel yang dia pegang ke arah dua sahabat tersebut dan nama Taehyun dengan jelas tertera di layar. Tapi bagaimana Seokjin tahu yang menelepon adalah dia? Karena Taehyun tetap meletakkan ponselnya di pangkuannya.

"Di mana Jungkook? Apa yang telah kamu lakukan?" geram Taehyun pada akhirnya.

Alih-alih menjawab Taehyun, Seokjin menatap Kai dan senyumnya melebar, "Apa kabar, Kai?"

Kai seketika itu juga langsung membeku. Wajahnya memucat dan dia hanya menggelengkan kepalanya, berharap ini hanya mimpi buruk dan dia akan segera bangun tapi tidak. Seokjin pulih dan dia sama rusaknya dengan sebelumnya. Taehyun tetap mengawasi gerak gerik Seokjin just in case.

Seokjin terkekeh dan melempar ponsel Jungkook yang masih berdering tersebut ke arah Taehyun yang dengan sigap segera pemuda itu tangkap dengan kedua tangannya sebelum mematikan panggilan tersebut dari ponselnya sendiri. "Kalian benar-benar percaya aku tidak mengenali kalian? Aku yang mengirim pesan itu kepada kalian dan aku takjub karena khususnya kamu, Taehyun, kamu tidak merasa janggal dengan Jungkook yang dengan tiba-tiba mengirimkan alamat?"

"Aku tanya sekali lagi." Geram Taehyun lagi kali ini lebih tajam seperti tatapannya ke nephilim yang sedang tersenyum menang tersebut. Walaupun tampan, tapi senyumnya jauh dari menyenangkan. "Di mana Jungkook?"

Kai bergeser lebih dekat ke arah Taehyun dan meletakkan tangannya di atas bahu temannya tersebut, "Mungkin lebih baik kita pulang saja."

"Buru-buru sekali. Kita baru saja bertemu setelah sekian lama." pandangan Seokjin pindah ke arah Kai "Kai, tidakkah kamu bahagia melihat pelindungmu masih hidup?"

Sekarang giliran Kai yang menggeram dan dia menatap Seokjin dengan pandangan marah dan terluka, "Pelindung? Kamu monster, Seokjin."

Seokjin tampak terhenyak mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulut Kai tapi hanya selama beberapa detik sebelum dia kembali memasang senyum dinginnya. Taehyun yang sebelumnya merasa geram berubah menjadi bingung mendengar kata-kata tersebut dan ekspresi wajah Kai tapi saat Taehyun menatap mata Kai, Taehyun menangkap maksudnya. Menjadi sahabat selama ini membuat mereka bisa saling mengerti pikiran satu sama lain hanya dengan tatapan mata mereka.

"Kamu memperdaya manusia saat mereka sedang dalam kelemahan. Aku tidak percaya ada malaikat dalam dirimu. Beritahu kami di mana Jungkook dan berhenti mengganggu hidup manusia jika kamu tidak bisa menolong mereka."

Seokjin tertawa pelan dan Taehyun menjadi lebih waspada untuk apapun yang akan terjadi nanti. Dia tahu Kai sedang mengulur waktu agar dia dapat mengamati sekitar mencari dimana kira-kira keberadaan Jungkook.

"Kamu mau menggurui aku, Kai? Kamu tahu apa?"

"Aku tahu pasti kamu menyalahgunakan kelebihan yang kamu punya. Kamu tahu? Aku menyesal percaya kepadamu. Hidupku jauh lebih baik tanpa campur tanganmu."

"Sayang sekali gadis itu harus mati."

Sekarang Kai yang terpaku. Gadis itu? Jihae?

"Apa maksudmu? Bagaimana kamu bisa tahu? Kamu sudah mati sebelum dia!" nada suara Kai sudah meninggi dan mulai dipenuhi amarah. Kai mulai hilang fokus atas tujuan dia mengulur waktu.

"Kai, jangan! Dia hanya memancingmu." Taehyun segera berkata cepat, perasaanya tidak enak. Apalagi Taehyun dapat melihat senyum Seokjin mulai kembali. Dia harus segera mencari Jungkook.

***

"Maafkan aku."

Taehyun mengerjapkan matanya tapi dia tidak bisa fokus, sekelilingnya tampak kabur, sampai pada akhirnya dia menemukan sosok Jungkook di sebelahnya, tampak jelas.

"Jungkook? Kamu...Di mana ini? Kenapa semuanya tampak kabur?"

"Aku di alam bawah sadarmu. Maaf, hanya ini yang bisa kulakukan. Kamu tidak akan menemukanku di apartemen."

Wajah Taehyun memucat dan Jungkook tersenyum kecil melihatnya.

"Aku tidak mati, Taehyun. Nephilim tidak mati semudah itu dan juga sesama nephilim tidak akan saling bunuh."

"Tapi di mana kamu sekarang? Apa yang terjadi dengan Seokjin?"

"Seperti yang kamu lihat, Seokjin bangun."

"Apa yang terjadi?"

"Apa maksudmu, Taehyun? Kamu tahu selama ini Seokjin dalam keadaan sadar dan tidak sadar."

"Jadi tiba-tiba dia sadar begitu saja dan setelah itu mengambil ponselmu dan membuatmu berada di...dimanapun kamu berada sekarang."

"Aku bisa membantumu untuk pergi. Tapi berjanjilah bahwa kamu akan meninggalkan ini semua. Jangan mencariku lagi apalagi Seokjin."

Taehyun mengernyitkan alisnya. Ini tidak benar. Ada sesuatu yang tidak beres. Ada apa sebenarnya?

"Aku tidak ingin kalian menderita lagi. Aku tidak ingin Kai kehilangan kebahagiannya lagi."

Mendengar nama Kai, Taehyun teringat sesuatu. "Apa sebenarnya yang terjadi dengan Jihae?"

Jungkook terdiam dan memalingkan wajah. Taehyun menangkap raut wajah Jungkook.

"Jungkook, katakan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jihae?"

★━━━━━━━━━━━━★







Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : May 03 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

(slow) Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant