O2

228 20 2
                                    

Setahun yang lalu...

"Apakah kamu sudah melihat adik dari Soobin?" tanya Taehyung kepada Yoongi dan Beomgyu saat istirahat makan siang

"Aku mendengar tentang dia." jawab Yoongi.

"Aku baru saja mendengar banyak yang membicarakannya. Wajahnya yang katanya sangat tampan, bahwa dia merupakan jenius piano yang telah meraih banyak lomba, dan otaknya juga tidak kalah pintar."

"Aku tidak percaya. Aku pikir aku sudah akan bebas dari bayangan Soobin." geram Yoongi "Sekarang adiknya juga akan menarik perhatian seperti kakaknya."

Taehyung tiba-tiba tersenyum licik "Aku mendengar tentang mereka bukan saudara kandung. Mereka berbeda ayah. Kamu bisa memakai itu untuk mematikan adiknya."

"Bukankah itu terlalu kejam?" Beomgyu angkat bicara.

"Aku hanya menekankan bahwa dia mungkin tidak sesempurna Soobin." Taehyung segera membela diri.

Beberapa hari kemudian...

Kai baru saja mengambil beberapa buku dari lokernya untuk pelajaran hari itu dan dia melihat Jihae yang tidak sengaja terpeleset, dengan sigap dia menahan lengan Jihae agar tidak jatuh. Mereka bertatapan sejenak sebelum Kai melepaskan genggamannya dan Jihae segera mengucapkan terima kasih dan berlalu. Kai hanya tersenyum dan dia menutup lokernya sebelum berlalu pergi juga. Yoongi melihat itu dan dia sangat geram dengan Kai.

***

Sebelumnya, Kai biasanya akan bercerita tentang harinya di sekolah dan Soobin akan bertanya jika Kai mengalami kesulitan dengan pekerjaan rumah atau apapun terkait akademisnya. Tapi malam itu Kai tidak berkata apa-apa, ketika ditanya pun dia hanya menjawab sekenanya.

"Kai, ada apa? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Junghyun dengan nada khawatir.

"Aku tidak apa-apa, ayah." jawab Kai sambil tersenyum kecil dan kemudian dia menyibukkan diri dengan makan malamnya.

Junghyun menoleh ke arah Soobin tapi Soobin hanya mengangkat bahu karena dia sendiri juga tidak mengetahui penyebab Kai menjadi pendiam seperti itu dan dia juga tidak menanyakan apa-apa saat itu.

***

Kai mencoba untuk mengerjakan PRnya, tapi pikirannya terus terdistraksi oleh kejadian yang dialaminya sepulang sekolah. Dia menatap ke arah jendela kamarnya dari meja belajarnya sambil bertanya-tanya dalam hati tentang pria misterius bernama Seokjin dan bahwa pria itu bisa membantunya. Pria misterius itu, siapakah dia? Kenapa dia bisa menyembuhkan lukanya secepat itu?

Lamunan Kai terbuyar oleh ketukan di pintu kamarnya dan Kai mengenali nada ketukan itu. "Ya hyung, kamu boleh masuk, aku tidak mengunci pintunya."

Daun pintu kamar Kai terbuka sedikit dan Soobin menampakkan setengah badannya dari balik pintu. "Aku hanya ingin memastikan apakah kamu baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa hyung."

"Apa kamu butuh bantuan mengerjakan PR?"

Kai tersenyum ke arah kakaknya itu. "Hyung, aku benar-benar tidak apa-apa, oke? Aku hanya agak mengantuk."

Soobin menatap Kai selama beberapa saat sampai akhirnya dia mengangguk "Baiklah, beritahu aku atau ayah jika kamu butuh sesuatu oke? Apapun itu."

Daun pintu menutup setelah Kai menganggukkan kepalanya dan senyum Kai hilang saat itu juga. Dia tidak ingin merepotkan kakak tersayangnya itu. Soobin sudah terlalu banyak berkorban untuknya tanpa mengeluh.

Kai tidak ingin menambah beban Soobin, apalagi ayahnya. Dia beranjak dari meja belajarnya dan berjalan menuju tempat tidurnya untuk merebahkan dirinya di sana.

(slow) Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora