O5

130 15 0
                                    

Kai menatap gedung sekolah yang menjulang di hadapannya. Halaman depan sekolah sudah sepi, walaupun masih ada 15 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Tepat saat dia akan melangkah, badannya terhuyung ke depan, ada yang menabraknya dari belakang secara sengaja.

Kai menoleh setelah mendapatkan keseimbangannya kembali dan melihat tiga wajah yang sangat dikenalnya dan ketiga wajah tersebut terlihat sangat terkejut melihat Kai yang tampak baik-baik saja tanpa goresan sedikitpun. Kai tidak mengatakan apapun dan segera melanjutkan langkahnya memasuki gedung sekolah, meninggalkan ketiga pemuda tersebut terpaku.

"Aku bilang apa? Dia punya kekuatan sihir." Celetuk Beomgyu.

"Diam atau kamu yang akan aku pukul." Gerutu Yoongi dan dia pun memasuki gedung sekolah.

"Jangan memperkeruh suasana." Kata Taehyung ke Beomgyu sebelum dia menyusul Yoongi.

Beomgyu hanya mengangkat bahu "Aku kan cuma bilang. Kenapa semua orang mudah sekali marah."

***

Bel makan siang berbunyi. Biasanya Kai menunggu sampai kelas sepi sebelum dia melangkah ke cafetaria sekolah, dengan begitu dia dapat mengambil meja di sudut, dan menikmati makan siangnya dengan tenang.

Saat ini, Jihae berdiri di samping meja Kai, dengan senyumannya yang membuat Kai otomatis tersenyum juga. "Kai, ayo makan siang bersamaku."

Tidak lama, Kai sudah menikmati makan siangnya dengan Jihae dan dua orang dari kelas lain yang sepertinya merupakan sahabat Jihae. Nama mereka adalah Nara dan Taehyun. Walaupun agak canggung tapi Kai akhirnya dapat menyesuaikan diri dan dia merasa bebannya berkurang. 

Saat itu pandangan dia bertemu dengan pandangan Yoongi yang mejanya tidak jauh dari meja mereka dan sangat kentara dia sedang memperhatikan Jihae (dan Kai). Kai dan Yoongi berpandangan selama beberapa saat dan tiba-tiba saja pandangan Kai berubah dan dia menyunggingkan senyum kecil ke arah Yoongi sebelum dia menoleh ke arah Jihae.

"Ada sesuatu di bibir kamu." katanya pelan dan menyeka sudut bibir Jihae yang sama sekali tidak ada apa-apa, dengan ibu jarinya.

Jihae terkejut "Terima kasih." katanya cepat dan dia segera menunduk, wajahnya memerah karena kejadian tersebut sangat tiba-tiba.

Kai dapat melihat wajah Yoongi yang menahan amarah dari sudut matanya dan senyumnya melebar.

***

"Kemana saja kamu?" tanya Jungkook saat Seokjin mendarat tepat di sampingnya.

"Pekerjaan."

"Lucu sekali. Kamu mencoba membohongiku?"

"Kamu sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya?"

"Aku mau mendengar jawaban darimu."

"Kamu jangan ikut campur."

"Memperdaya manusia tidak membuatmu lebih baik dariku."

"Aku menolongnya."

"Tidak terlihat seperti itu. Kamu membuat dia melawan kakaknya."

"Diamlah Jungkook. Kamu urus saja urusanmu sendiri."

"Oh ha-ha-ha, kamu bercanda hyung? Selama ini aku yang harus membereskan semua masalah yang kamu buat!"

"Aku tidak membuat masalah! Kamu saja yang tidak pernah mengakui bahwa aku lebih baik dari padamu."

"Hyung, kamu sulit dipercaya." dan dengan kata-kata tersebut, Jungkook melesat pergi meninggalkan Seokjin dengan keras kepalanya.

***

Junghyun menurunkan Kai di depan rumah karena dia harus segera pergi lagi, tidak lama setelah mobil Junghyun melaju, Kai melihat sebuah sosok mendatanginya, Kai menoleh dan mendapati Yoongi. Kai dapat merasakan aura kemarahan menyelimuti Yoongi, dan insting dia adalah segera berlari masuk ke dalam rumah tapi sesuatu menahannya di tempat dan dia memutar badannya menghadap Yoongi.

"Mau apa kamu?" tanya Kai dan membuat Yoongi bahkan dia sendiri tersentak.

Yoongi tersenyum sinis. "Kau pikir kamu hebat berhasil mengambil Jihae dariku?"

"Aku tidak melakukan apa-apa."

Senyum Yoongi menghilang. Dia jelas tidak menyangka Kai akan seberani ini "Kamu sudah mulai berani rupanya ya? Kamu lupa aku siapa?"

"Memangnya kamu siapa?" balas Kai, dia mendekat ke arah Yoongi, matanya menatap ke arah Yoongi dan melihat Yoongi tidak menjawab, dia melanjutkan "Oh, kamu adalah bocah manja yang tidak tahu berterimakasih. Kamu pikir dunia hanya berpusat kepadamu?"

"Kamu sudah bosan hidup rupanya." Yoongi menggeram, jelas-jelas dia merasa tersinggung dengan kata-kata Kai.

"Bunuh aku." Kai merentangkan kedua lengannya dengan senyum mengejek "Ayo, bunuh aku." tapi Yoongi tidak melakukan gerakan apapun, Kai menurunkan lengannya. "Sudah kuduga, hubungi aku kalau kamu benar-benar siap membunuhku, oke?" dan dengan kalimat tersebut, Kai berjalan masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Yoongi yang hanya dapat menendang udara saking kesalnya.

Soobin melihat seluruh kejadian dari jendela kamarnya dan dia tidak mempercayai kelakuan Kai yang baru saja dia saksikan. Apa yang terjadi dengan Kai?

***

Kai menutup pintu kamarnya, dan segera menguncinya. Jantungnya berdegup kencang, wajahnya pucat.

"Kamu...Seokjin, apa yang baru saja kamu perbuat?"

"Melindungimu tentu saja."

"Aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri!"

"Kalau aku biarkan kau pegang kontrol, kamu akan berlari seperti pengecut."

"Lebih baik daripada menyulut peperangan!"

"Kamu tidak akan bisa menang jika seperti ini terus!"

"Aku hanya ingin hidup tenang!"

"Dengan terus berlari? Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa kalau kamu tidak berani membela dirimu sendiri."

Kai terdiam, kata-kata Seokjin benar. Dia selama ini membiarkan dirinya ditindas. Dia pikir dengan begitu mereka akan bosan tapi itu tidak juga terjadi. Ya, dia harus bertindak dan Seokjin dapat membantunya.

★━━━━━━━━━━━━★

(slow) Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE]Where stories live. Discover now