12

54 5 0
                                    

Seokjin menatap ayahnya yang terbaring di tempat tidurnya. Anehnya wajah ayahnya sangat damai, berbanding terbalik dengan Jungkook yang sedang menangis tersedu-sedu sambil menggenggam erat tangan kanan ayahnya dengan kedua tangannya, seakan dengan begitu ayahnya dapat hidup kembali. Ya, ayah Seokjin dan Jungkook baru saja meninggal.

Seokjin tentu saja merasa sedih, dia merasakan sakit yang entah datang dari mana tapi bagaimanapun juga dia tidak bisa menangis bahkan raut wajahnya pun tidak berubah, dia tetap terlihat tenang saat mendekati tempat tidur ayahnya dan mengambil tempat di sisi kirinya.

"Bagaimana kamu bisa begitu tenang?" itu suara Jungkook yang sudah terdengar serak karena terlalu lama menangis. Dia memperhatikan Seokjin dan dia tidak mengerti bagaimana seseorang bisa begitu tenang melihat kematian ayah mereka sendiri. "Ayah kita meninggal, hyung."

"Aku tahu dia meninggal." balas Seokjin, matanya tetap memandang ayahnya. "Aku tidak sempat berbicara dengannya."

"Kalau saja kamu tidak terlalu sibuk memperdaya manusia, kamu bisa memakai waktumu dengan berada di samping ayah."

"Sepertimu?"

Jungkook sangat kesal dengan jawaban Seokjin yang sekenanya itu, tapi dia terlalu terpukul untuk melawan jadi dia tidak menjawab dan setelah air mata dia benar-benar reda, dia beranjak dari sisi ayahnya. "Aku akan menyiapkan pemakaman. Buat dirimu berguna dengan mengganti baju ayah dengan setelan jas di sana." Jungkook menunjuk jas putih yang tergantung tidak jauh dari tempat tidur sang ayah sebelum dia berlalu dari kamar tersebut.

***

Taehyun menatap Kai seolah Kai sudah gila. "Kamu kenapa sih?"

"Apapun yang akan kamu lakukan kepadaku, jangan!"

"Kamu pikir aku akan melakukan apa? Menyiksamu dengan api atau sejenisnya?"

Wajah Kai mendadak pucat pasi mendengar kata-kata Taehyun. Menyadari itu, Taehyun tersenyum geli.

"Kamu terlalu banyak menonton film horror."

"Aku bahkan jarang menontonnya." gumam Kai.

"Aku hanya menggertakmu. Aku tidak bisa memaksamu, ya mungkin aku bisa mencoba meyakinkanmu tapi semua tergantung keputusanmu."

"Dia tidak pernah menyakitiku."

"Dia masih membutuhkanmu. Dengar, Kai, kita memang tidak dekat atau bagaimana tapi aku tidak bisa membiarkan kejadian seperti itu berlalu begitu saja saat aku tahu aku bisa membantu."

Saat ini Kai sangat bingung. Dia tidak tahu harus mempercayai siapa. Dia ingin mempercayai Taehyun tapi di sisi lain, dia tidak bisa meninggalkan Seokjin begitu saja. Bagaimanapun juga, Seokjin tidak seluruhnya membawa pengaruh buruk. Tanpanya, Kai tidak akan pernah tahu bahwa dia bukan saudara kandung Soobin.

"Kai, please? Kamu sayang dengan keluargamu kan?"

"Mengapa kamu menolongku?" tanya Kai tanpa memandang Taehyun. Pikirannya masih berkecamuk. "Kita bahkan baru kenal."

"Kalau aku harus berkenalan terlebih dahulu jika ingin menolong orang lain, itu akan terlalu terlambat."

Kai mengernyit mendengar nada suara Taehyun yang berubah. Apakah penyesalan?

Taehyun akhirnya menarik nafas dalam dan menghembuskannya, "Kai, aku harap kamu mau mempertimbangkan ini. Aku harap kamu akan memilih yang terbaik." Taehyun menekan salah satu tombol dari remote control yang ada di sampingnya dan pintu kamar Taehyun terbuka.

"Tunggu. Kamu membiarkanku pergi? Ada apa dengan menahanku di sini sampai aku mau melepas nephilim itu?"

"Aku yakin ayahmu dan Soobin hyung akan mencarimu. Kamu lebih baik pulang."

***

Kai sebenarnya enggan untuk pulang ke rumahnya, tapi Taehyun memastikan bahwa Kai segera pulang. Karena itu dia memesankan taksi untuk mengantar Kai pulang dan bahkan membayar terlebih dahulu biaya taksi tersebut, tentu saja Taehyun membayar lebih dari cukup dan mengatakan kepada supir taksinya untuk menyimpan kelebihan uangnya.

Sesampainya di rumah, Kai menarik napas panjang sebelum keluar dari taksi dan menuju pintu depan. Tiba-tiba rumah itu nampak asing bagi Kai, tapi Kai menekan tombol bel. Tak berapa lama, pintu terbuka dan tampaklah ayahnya yang langsung memasang wajah bingung.

"Kai? Kamu pulang lebih dulu?"

Kai mengernyit. Kai sebenarnya tidak ingin berbicara kepada siapapun termasuk ayahnya tapi dia juga tidak mungkin tidak menjawab dan juga dia penasaran dengan pertanyaan ayahnya  "Lebih dulu? Apa maksud ayah?"

"Soobin bilang bahwa kalian berdua akan menginap di rumah Yeonjun?"

"Oh?" Kai cepat-cepat memutar otaknya "Oh ya, aku baru ingat aku punya banyak pekerjaan rumah." Kai cepat-cepat memasang senyum "Boleh aku masuk?"

Junghyun tahu bahwa ada yang aneh dari Kai tapi dia membiarkan Kai masuk dan dengan secepat kilat, Kai langsung memasuki kamarnya.

★━━━━━━━━━━━━★


(slow) Are You My Guardian? [INDONESIAN LANGUAGE]Where stories live. Discover now