Bab 8 - Arya?

55.8K 5.1K 333
                                    

Haiii selamat membaca dan semoga sukaa!!

Selamat lebaran semuanyaa🙏🏻🙏🏻

Jangan lupa untuk vote sebelum membacaa cerita iniii...

Foto diatas itu Arya🥰
**************

Degg....

Acacia tau ia menantikan hal ini sudah dari lama, tapi ternyata saat waktunya tiba, entah kenapa Acacia sedikit tidak rela.

Selama ini Acacia hanya hidup berdua dengan papanya walaupun frekuensi ia dan papaya bertemu itu minim, tetapi Acacia tidak pernah kekurangan kasih sayang dari satu-satunya orang tua yang ia miliki saat ini. Acacia rasa ia hanya belum siap membagi kasih sayang papanya kepada orang lain.

Bagaimana kalau calon mamanya itu memiliki anak juga? Apalagi kalau perempuan? Bagaimana kalau nanti papanya malah lebih menyayangi calon saudara tirinya itu?

Melihat diamnya Acacia membuat Gavin menghela napasnya pelan.

"Papa gak maksa Acacia terima, semua keputusan Papa serahkan ke Aca. Tapi Papa minta Aca mencoba kenal dulu ya dengan dia?"

Acacia kembali menoleh kearah papanya itu. Melihat raut wajah cemas papanya membuat Acacia tidak tega. Masa iya, hanya dengan keegoisan dia yang tak mau berbagi membuat ia rela melihat wajah cemas papanya?

"Apa... calon Mama Aca, emm... punya anak?" tanya Acacia ragu.

Gavin mengangguk membuat Acacia menghela napasnya gusar.

"Anaknya cowok, sepantaran sama kamu sepertinya atau mungkin lebih tua dari kamu," ucapan Gavin membuat Acacia sedikit merasa lega.

Kalau cowok gamungkin manja-manjaan sama papanya kan? Apalagi sudah seusianya. Paling kalau lelaki itu punya hobi otomotif kan yang berkurang duit papanya, bukan kasih sayang papanya. Acacia merasa sedikit lega dengan fakta itu.

"Besok Papa rencananya akan makan malam dengan dia dan anaknya, kamu ikut ya Ca? Coba kenalan dulu. Kalau emang kamu gak cocok, Papa gak akan maksa. Seperti yang Papa bilang, kamu tetap prioritas nomor satu Papa,"

Tuhkan, bahkan Papanya masih mementingkan kemauan Acacia dibanding dirinya sendiri. Bagaimana Acacia bisa tega menolak kalau seperti ini. Lagian benar kata Papanya, apa salahnya mencoba kenalan dulu? Siapa tau calon mama nya itu sehangat mamanya dulu. Acacia tau dari dalam dirinya, biarpun kasih sayang Papanya tak terbatas, namun ia tetaplah seorang anak perempuan yang juga membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu.

"Oke kita temuin calon Mama Aca besok," balas Acacia sambil tersenyum membuat Gavin menghela napas lega. Kemudian papanya itu memeluk Acacia sembari mengucapkan terimakasih.

********

Acacia melangkahkan kakinya dengan senyuman menyusuri koridor sekolahnya yang masih lumayan sepi karena masih pagi. Ia menenteng kotak bekal yang sengaja ia bawa untuk Rezvan. Tentu saja bukan ia yang buat. Ia pagi-pagi sudah merepotkan Sinta dengan meminta tolong membuatkan bekal untuk ia bawa kesekolah.

Acacia itu tidak bisa memasak. Sejak kecil ia tak pernah berurusan sama yang namanya dapur. Selain karena Papanya terlalu over dengan dia, Acacia sendiri juga tak memiliki waktu untuk melakukan itu. Tapi pasti suatu saat nanti ia akan meminta bantuan Sinta untuk mengajarkannya memasak. Acacia kan juga ingin membuat makanan sendiri untuk pacarnya itu.

CASTOR [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang