Our Apartment [14]

Start from the beginning
                                    

"Apa?" ketusnya. "Aku tahu wajahku cantik, tapi kau tidak harus melihatnya seintens itu. Kau mau membuatku salah tingkah?"

"Itu Zayn?"

Nicole memasukkan keripik selanjutnya dan mengangguk. "Seperti biasa. Dia menanyakan hariku, lalu menyuruhku segera beristirahat dan mengucapkan kalimat 'semoga mimpi indah'." Nicole menatap Justin. "Manis sekali, bukan?"

"Manis bokongku."

Nicole cemberut. "Kau tidak boleh menyebut-nyebut bokong di depan wanita."

Justin mengabaikan ucapan Nicole, dan berkonsentrasi pada film yang tengah tayang.

"Besok kami akan makan siang bersama."

Justin tetap diam.

"Kau tidak mau berkomentar?"

"Oh."

"Oh?" Nicole meninggikan suara. "Memangnya itu komentar?"

"Ya."

Nicole memutar bola matanya. Entah mengapa, setiap pembicaraan mereka menyangkut Zayn, wajah Justin langsung berubah keruh dan suasana langsung terasa mencekam karena aura yang menguar dari laki-laki itu. Lebih seringnya Justin terlalu tidak ambil peduli dengan siapa dia berhubungan, namun laki-laki itu kelihatan sangat tidak menyukai Zayn. "Kau tidak menyukai Zayn?"

Justin terkekeh. "Tentu saja tidak. Kalau aku menyukainya, mungkin aku sudah berpacaran dengannya semenjak SHS."

Nicole menyempatkan dirinya menendang kaki Justin sebelum membentak laki-laki itu. "Aku serius."

"Aku sudah tidak menyukainya semenjak SHS. Reputasinya buruk sekali."

"Wero dan Miley tidak bilang begitu."

"Reputasi buruknya hanya di ketahui oleh kaum laki-laki sepertiku."

"Seburuk apa?"

"Aku tidak akan mengatakannya padamu karena itu percuma. Kau tidak akan percaya."

"Tepat sekali," ujar Nicole puas. "Jadi, jangan ganggu kencan kami besok."

Keesokan harinya, tepat menjelang makan siang, Zayn menelponnya. Mengatakan kalau laki-laki itu akan menjemputnya dalam waktu 15 menit. Tentu saja hal itu membuatnya kalang kabut. Pertama, dia belum mandi. Kedua, bajunya yang ada di apartemen Justin tidak cukup bervariasi sehingga membuatnya bingung harus memakai baju apa. Ketiga, dia di apartemen Justin. Yang terakhir ini benar-benar buruk. Dia sudah memberi tahu Zayn dimana laki-laki itu harus menjemputnya.

Dia memang pernah bertemu Zayn di minimarket yang berada di lantai dasar apartemen ini, mengatakan pada Zayn kalau dia sedang bermain di apartemen temannya. Dan tidak. Dia tidak mengatakan kalau temannya itu adalah Justin. Lalu sekarang, Zayn akan menjemputnya ke depan pintu apartemen.

Setelah mandi dengan buru-buru, Nicole menyambar dress berwarna magenta dengan motif bunga-bunga kecil berwarna hitam, lengannya panjang hingga siku dan panjangnya hanya satu senti di atas lutut.

Yeah, jangan harap bisa menemukan pakaian tanpa lengan di koleksi pakaian-pakaiannya. Apalagi bikini. Ibunya adalah Kristen yang taat dan sangat mengagumi kebudayaan orang timur yang berpakaian tidak terlalu banyak memperlihatkan tubuh mereka. Tanktop adalah baju paling ekstrem yang dapat diterima Lisa, dan hot pants hanya bisa dia nikmati jika dirumah. Bahkan ketika liburan ke pantai, disaat orang lain sibuk memamerkan bikini terbaik mereka, Nicole hanya bisa pasrah dengan jeans selututnya  dan tanktop.

Nicole mengerucutkan bibirnya ketika kenangan saat liburan bersama keluarga Justin singgah di pikirannya. Saat itu umurnya 15 tahun. Dan itu adalah hari terakhir dia menginjak pantai. Ketika perpisahan High School yang memboyong seluruh siswa tahun terakhir ke pantai, Nicole melewatkannya. Meskipun dulu dia sempat mengutuk peraturan Lisa tentang tidak boleh berpakaian terbuka, sekarang dia menjalaninya dengan lapang dada.

Our ApartmentWhere stories live. Discover now