27. Let Him Go

1.2K 161 85
                                    

Jika dengan pergi kamu tidak akan terluka lagi, maka tugasku hanya merelakanmu.

•••

“Gauri.”

Bukan hanya Gauri yang menoleh, tetapi Rav dan Bhaska juga. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, ada Caesar dan Pak Malik. Lalu, keduanya menghampiri Gauri yang sedang berdiri di depan lift, bersiap naik ke lantai unit apartemennya. Caesar sempat melirik laki-laki yang dibopong Gauri. Dari postur tubuhnya, Caesar tahu kalau orang inilah yang dipeluk Gauri di London Heatrow Airport.

“Maaf, Om, ada keperluan apa, ya? Sampai datang malam-malam begini.” Tanpa mempedulikan kesopanan, Gauri bertanya maksud kedatangan Pak Malik dengan nada bicara yang kurang mengenakkan. Dia sangat berharap tidak mempunyai urusan lagi dengan keluarga Caesar ataupun Pak Firza. Tapi mereka malah datang di saat yang tidak tepat. “Saya sangat lelah, Om. Ingin istirahat. Mungkin, Om bisa buat janji dulu dengan manajer saya nanti.”

“Kita sama-sama tahu kalau masalah ini harus secepatnya diselesaikan, Gauri. Bukankah lebih cepat akan lebih baik?” jawab Pak Malik dengan suaranya yang wibawa.

Sebelum mereka menjadi pusat perhatian banyak orang, Gauri harus membuat keputusan bijak. “Rav, kamu naik duluan aja sama Bhaska. Nanti aku nyusul,” ucap Gauri pada Rav. Lalu, Bhaska bergerak membopong tubuh Rav dan masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka. “30 menit, saya enggak mau negoisasi lagi.”

Meskipun kaget melihat perubahan sikap Gauri, Pak Malik bisa memakluminya. Ini adalah refleksi dari kekecewaan yang selama ini dia tahan. Bahkan, tidak menampar Bu Adel yang berulang kali memintanya menerima cinta Caesar saja sudah syukur. Jika Pak Malik ada di posisi Gauri, beliau tidak yakin akan bisa bangkit dan tumbuh menjadi orang hebat.

“Hasil tesnya positif.” Caesar mengeluarkan selembar kertas dari saku jaketnya. Membuka kertas itu dan meletakkannya di atas meja supaya Gauri bisa melihat hasil tes DNA yang dilakukan kemarin.

Gauri hanya mengangkat bahunya acuh. Dia sudah bisa memperkirakan hasilnya. Karena Gauri memang anak Adelia Lituhayu dan Firza Kuncoro. “Jadi, penuhi janji Mas. Mulai sekarang, Mas harus berhenti kejar-kejar saya. Mas juga harus menghapus semua perasaan Mas. Sampai tidak bersisa.” Lalu, Gauri beralih pada Pak Malik. “Om sendiri, mau menyampaikan apa?”

“Saya mau minta maaf,” ucap Pak Malik dengan penuh kemantapan. “Saya minta maaf karena kamu tidak bisa mendapatkan kasih sayang orang tua selama ini. Bahkan, mereka tega meninggalkan kamu. Saya merasa, saya ikut andil memberikan kesedihan pada kamu selama ini.”

Penuturan Pak Malik sukses membuat Gauri bungkam. Mengapa Pak Malik meminta maaf sementara dia tidak memiliki salah apapun pada Gauri? 2 manusia yang menghancurkan hidup Gauri pun tak kunjung datang untuk mengatakan penyesalan mereka. Pernyataan Gauri beberapa hari yang lalu layaknya hanya berita kecil.

“Om tidak perlu meminta maaf. Apa pun yang terjadi pada hidup saya, itu tidak ada sangkut pautnya sama Om. Semua ini, murni kesalahan Tante Adel sama Pak Firza.” Kemudian, Gauri terkekeh sendiri. Menyandarkan punggungnya sambil menengadah ke langit-langit kafetaria. “Wah ... bahkan saya enggak bisa memanggil mereka mama papa.”

“Ri, saya mau menanyakan sesuatu. Apakah selama ini kamu—”

“Iya, Mas. Selama ini, saya menarik ulur perasaan Mas karena saya ingin melihat Mas hancur. Dengan begitu, saya juga menghancurkan hati Tante Adel.” Gauri menatap Caesar. Jelas sekali laki-laki itu terkena imbas dari kejadian ini. Caesar pasti hancur mengetahui bahwa mamanya yang selama ini sangat penuh kasih sayang ternyata pernah berkhianat. “Saya minta maaf, Mas. Saya sudah menjadikan Mas sebagai media saya balas dendam.”

Last Present [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang