2. Rumormonger

1.8K 213 39
                                    

Orang di bawah senang membicarakan orang di atas. Orang yang di atas senang membodohi orang di bawah. Tapi yang paling berbahaya adalah orang yang ada di antara keduanya, yang senang melebihkan fakta dari atas dan melenyapkan suara dari bawah.

•••

"Ri, bangun!"

Gauri mendengkus saat sebuah bantal dilemparkan ke kepalanya. Bukannya bangun, dengkuran halus itu justru semakin terdengar setelah tangannya memeluk bantal. Mata Gauri masih sangat berat, dia masih sangat membutuhkan tidur setelah perjalanan panjang dari London. Saking lelahnya, Gauri tidak sempat berganti baju atau membersihkan make up. Begitu datang, dia langsung melemparkan ankle boots yang dipakainya ke sembarang arah, dan meletakkan jaket denimnya di samping ranjang.

"Gauri Fidelya memeluk mesra seorang laki-laki di London Heatrow Airport. Mungkinkah dia adalah pacar rahasia Gauri?"

Mata Gauri langsung terbuka saat mendengar kalimat itu. Dia melemparkan bantal yang menutupi wajahnya dengan asal. Langit-langit kamar berwarna putih yang menjadi pemandangan selanjutnya. Meski sangat malas, Gauri tetap memaksa tubuhnya untuk duduk. Dan sekarang, dia bertukar pandang dengan perempuan yang menjadi musuh terbesar di hidup Gauri.

"Apaan itu?" tanya Gauri dengan suara serak, khas seseorang yang baru bangun tidur. Dia menggaruk kepalanya tanpa minta, membuat rambut hitam panjang bergelombang itu semakin berantakan. "Gosip baru?" Sekali lagi Gauri bersuara, nadanya terdengar terlalu santai untuk menghadapi rumor tentangnya.

"Astaga, Ri. Lo nyebelin banget, sumpah!" Perempuan itu duduk di ujung kasur Gauri yang berukuran besar. Dia harus menghabiskan stok kesabarannya pagi-pagi begini karena gadis menyebalkan bernama Gauri Fidelya. "Semua akun gosip di berbagai aplikasi udah upload artikel dengan judul serupa, dilengkapi foto lo yang lagi peluk Rav di bandara. Dan lo masih bisa nguap berulang kali kayak gini?"

Sambil berdecak keras, Gauri kembali menutup mulutnya yang terbuka karena menguap. Dia memicingkan mata pada perempuan yang menggunakan baju tidur bergambar Hello Kitty. "Lo kaget banget sama gosip kayak gini, Len? Udah biasa gue jadi headline news kayak gini, 'kan? Nggak usah didengar, nanti juga berhenti sendiri."

Gauri merangkak menuju ujung ranjang. Kemudian berlenggang dengan santai menuju kamar mandi. Dia tidak mempedulikan perempuan Hello Kitty itu yang berteriak frustasi memanggil namanya.

Memang benar adanya perkataan Gauri itu. Rumor berkencan adalah hal yang lumrah untuk public figure seperti dirinya. Semakin rumor itu berusaha ditepis, semakin orang-orang akan mempercayainya. Lebih baik dibiarkan saja, pasti akan berlalu karena tertumpuk dengan rumor-rumor yang lain. Ini adalah bumbu dunia hiburan. Gosip adalah makanan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Saat Gauri pergi ke kamar mandi, perempuan kimono Hello Kitty itu juga mengekorinya. "Dan lo lihat sekarang? Rav juga nelpon gue!" ketusnya sambil memperlihatkan mana Rav yang tertera di layar ponselnya. "Kalian emang paling bisa bikin kepala gue meledak!" Sialnya, Gauri hanya mengangkat bahunya acuh mendengar perkataan itu.

"Kak, apa maksud berita itu?" Suara tenang Rav langsung terdengar begitu panggilan itu tersambung. Suaranya begitu berat, tetapi malah terkesan lembut.

"Menurut lo?" Perempuan itu kembali masuk ke kamar. Misuh-misuh sendiri dengan bencana baru yang nantinya harus dia selesaikan. "Kalian berdua yang pelukan di bandara, kalian yang ada di foto itu, kalian yang jadi pemberitaan media, kenapa malah nanya sama gue? Ya ampun, Rav, gue bisa mati muda gara-gara itu bocah. Dan lo tahu? Dia masih bisa nyanyi-nyanyi di kamar mandi. Otaknya ketinggalan di apartemen lo kayaknya."

Last Present [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang