Accident

312 18 0
                                    

Sudah hampir 2 bulan lalu berada di Korea bersekolah seperti biasanya. Dan selama itu pula,  aku mulai lebih dekat dengan Haechan.
Kami sudah tidak lagi berteman melainkan bersahabat. mungkin beberapa dari kalian berpikir tidak ada bedanya dari teman menjadi sahabat.

Tapi bagiku seorang sahabat itu seperti sepasang sepatu. Kemana-mana selalu bersama jika yang satu tidak ada yang lain pasti tidak bisa pergi kemana-mana.  Memang perumpamaan yang umum bagiku.

Biasanya aku makan siang dikantin hanya ditemani tiga sahabatku tapi tidak dengan sekarang bertambah 3 namja dan satu yeoja yang aku tau dia teman Renjun yang bergabung dengan kami yaitu jaemin, Jihoon, dan pastinya ada Haechan, dsn Herin.

Sejak perkenalan sepulang sekolah waktu itu kami memang hampir selalu bersama.  Jeno bilang kalau aku sudah seperti orang yang sedang pacaran.  Tapi aku selalu membantah dengan hati yang berkata semoga.

Memang Jeno,  Renjun dan Chenle sudah tahu kalau aku jatuh hati kepada Haechan tapi mereka berlagak tidak tahu dan selalu menggodaku.

Aku suka dengan sifat Haechan yang terbuka,  dia selalu mendengar cerita ku entah itu tentang cita-cita ku, keseharianku bahkan aku menceritakan sedikit kehidupanku kepadanya begitu juga dia. 

Dia dengan senang hati menceritakan semua kesehariannya,  terkadang jika memang ia sedang ingin bercerita tetapi waktu sudah malam ia akan menelponku atau video call dengan ku selama berjam-jam.

Tidak seperti yang aku kira,  ternyata dia anaknya ekstrovet, cerewet,  manja dan keras kepala. Tidak masalah dengan semua itu aku selalu menganggap semua sifatnya lucu.

Dia tidak segan-segan untuk memarahiku jika mengabaikan semua keluh kesahnya. Dia memang manja sekali jika didekatku, tapi sifatnya akan berubah 70° jika sudah bersama sahabatku dan sahabtnya.

Aku tidak tahu jika mendekatinya semudah ini,  tapi bukan berarti dia namja yang gampang didekati ya. Renju pernah bilang padaku,  kalau aku satu-satunya namja yang tidak ditolak mentah-mentah saat diajak berkenalan.

Haechan juga bercerita kalau ini pertama kalinya ia mengulurkan tangannya kepada seorang namja hanya untuk berkenlan.  Wah sepertinya memang aku mendapatkan keberuntungan.

Seperti biasa sekarang kebiasaan pupang sekolah sedikit berubah. Biasanya aku akan langsung pulang kerumah dan segera mengerjakan tugas yang diberikan saem saat di sekolah.

Setelah mengenal Haechan, kami akan selalu pergi ke taman terlebih dahulu untuk sekedar bermain dan mengobrol. Di hamparan rumput hijau aku dan Haechan merebahkan diri menatap langit yang sudah mulai sore.

Kurasa hari ini kami lebih memilih diam dari pada bercanda seperti biasa. Tapi ternyata beberapa menit kemudian Haechan bertanya kepadaku yang sulitku tanggapi.

"Mark. " panggilnya

"wae? "

"boleh aku bertanya? Tapi tidak dijawab tidak apa-apa. "

"biasanyakan kamu selalu bertanya kepadaku tanpa meminta izin."

Aku menunggu pertanyaan apa yang akan ia lontarkan kepadaku, toh biasanya dia akan bertanya absurd yang aku bahkan tidak bisa menjawab karena tidak tahan untuk tertawa keras.

"eum, kenapa kamu pindah ke Kanada waktu itu disaat kamu udah menetap disini? " tanyanya setelah sekian menit.

"kenapa kamu bertanya tentang itu?"

"ani, maksut aku, emm. Aku hanya penasaran aja. Gak dijawab juga nggak papa kok. "

"gwenchana aku akan menjawab. Sebenarnya ada beberapa faktor aku pindah.... my father's business affairs that made me move." ucapku dengan tenang.

My Full sun [MARKHYUCK]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα