(18) Full Sun

108 8 0
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

.

.


Dering ponsel yang memekakan telinga membangunkan Haechan dari mimppi indahnya. Masih dengan mata terpejam, dia meraba-raba meja di samping ranjang, mencoba meraih ponselnya. Dia mendengus kesal. Akhirnya dengan terpaksa ia membuka matanya sedikit untuk melihat letak ponselnya.

"halo.."

"good morning."

Haechan yang masih setengah sadar menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia mendengar suara sapaan pagi dari orang yang sangat ia kenal. Dengan perlahan ia melihat nama siapa yang akan tertera di layer ponselnya.

"Markeu hyungg!" teriak Haechan setelah memastikan jika yang ia dengar dan yang menelfonnya adalah orang yang ia nantikan sejak kemarin.

Dengan senyuman yang mengembang seketika, samar Haechan mendengar suara tawa dari lawan bicaranya.

"hyung, kenapa baru menelponku sekarang? Hyung sudah lupa denganku ya?"

"mian, kemarin ponsel ku disita Taeyong hyung jadi tidak bisa menghubungi mu."

"alasan."

"jangan marah Haechan-ie.."

"apakah aku tidak boleh marah padamu? Bisa-bisanya tidak masuk sekolah 2 hari tanpa kabar lagi."

"aku akan menjalaskannya padamu nanti. Apakah kau sudah bersiap? Aku akan menunggu di halte dekat rumah mu."

"hyung sudah siap? Aku belum mandi!"

Terdengar lagi suara tawa Mark yang menertawai sikap Haechan.

"cepatlah bersiap, atau kita akan ketinggalan bus na-"

PIP

Belum sempat Mark menyelesaikan ucapannya Haechan sudah terlebih dahulu mematikan panggilannya dan langsung berlari menuju kamar mandi.


Mark yang sudah bersiap, tinggal menuju kebawah untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

"morning mom, dad, hyung."

"morning sayang," jawab sang ibu.

"sudah lebih baik?" tanya sang kepala keluarga.

"sudah dad, Jangan khawatir. Oh ya hyung, nanti antarkan aku sampai halte saja."

"tumben? sekalian saja sampai sekolah sayang, jangan menaiki kendaraan umum terlebih dahulu."

"aku sudah berjanji pada Haechan mom untuk berangkat bersama. Ijinkan ya mom." Ucap Mark dengan nada memohon.

Irine yang tidak bisa menolak keinginan anaknya hanya bisa mengiyakan saja. Mana bisa ia menolak jika anak bungsunya sudah memohon seperti ini.

"jangan lupakan obatmu, dad tidak mau kejadian kemarin terulang lagi." Ucap sang ayah dengan mengusap lembut puncak kepala Mark dan bergegas keluar rumah untuk berangkat bekerja.


~~~


Hari ini kebetulan mata pelajaran mereka adalah olahraga, seluruh siswa dan siswi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka.

My Full sun [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang