(19) Full Sun

105 8 0
                                    


Happy Reading

.

.

.

.

.

.


Suasana di ruang keluarga sangatlah hangat hari ini, bagaimana tidak pasangan suami istri dikediaman Lee sedang bersantai sambil menikmati tontonan di layar televisi dengan camilan sebagai pendampingnya, jangan lupakan pasangan satunya yang juga sedang ikut serta menonton tv menampilkan sebuah cinema keluarga.

Irine yang duduk disebelah suami dengan menyenderkan kepalanya nyaman di dada bidang Chanyeol dengan tangan kiri Chanyeol mengelus puncak kepala sang istri dengan lembut.

Berbeda dengan pasangan yang satunya dimana Mark dengan nyamannya merebahkan diri disofa Panjang sedangkan paha haechan menjadi bantalnya, dan jangan lupakan haechan yang memaminkan rambut Mark secara random.

Tawa-tawa kecil meramaikan Susana itu. Untuk anak sulung mereka sendiri yaitu Taeyong tidak ikut dalam suasana hangat ini karena sedang menyelesaikan tugas dengan teman-temannya.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam yang mengisyaratkan mereka untuk mempersiapkan makan malam bersama.

"chan-ie, bantu mommy memasak yuk!" ajak Irine setelah melihat jam digital disebelah layar tv.

"baiklah mom, hyung seben-" ucapan Haechan yang ingin meminta izin mark agar berpindah dari pahanya agar ia bisa berdiri terhenti karena tanpa sadar sejak tadi Mark tertidur dengan pulas di paha Haechan.

"eo, Mark tertidur ternyata. Dad gantikan Haechan agar dia bisa membantu Mommy." Perintah Irine.

Chanyeol menganggukan kepala dan segera mengangkat kepala mark dengan pelan agar dirinya bisa menggantikan tempat duduk Haechan dan menjadikan pahannya untuk bantal sang anak.

Irine dan haechan bergegas ke dapur untuk memasak makan malam. Menu malam ini mereka buat sederhana tetapi jangan ragukan rasanya.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam untuk menyelesaikan acara memasaknya, Irine menyuruh Hacehan menata di atas meja makan sedangkan dirinya akan memanggil Chanyeol dan Mark untuk segera menyantap makan malamnya.

"Dad tolong bangunkan Mark ya, makan malam sudah siap." Ucap Irine sebelum dirinya kembali keruang makan untuk menata makanannya.

Chanyeol yang sedang fokus melihat layar TV, hanya mengangguk untuk menjawab perintah dari istrinya.

"Mark, wake up boys" ucap lirih Chanyeol dengan merapikan anak rambut Mark yang menutupi kedua mata anaknya.

"eughh." Mark melenguh pelan merasa ada yang membangunkan dirinya dari alam mimpi.

~~

Acara makan malam sudah berakhir dari setengah jam lalu, dan sekarang waktu sudah menunjukan pukul 9 malam yang menandakan hari sudah larut untuk Haechan. Untungnya dia sudah mengganti seragamnya menggunakan pakaian Mark tadi.

Sebenarnya Irine sudah meminta Haechan untuk menginap saja, karena juga sudah terlalu malam. Tetapi Haechan baru saja menerima ditelfon dari sang mama untuk segera pulang.

"Hyung aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok." pamit Haechan yang masih menggenggam tangan Mark.

"Jangan lupa kabari hyung kalau sudah sampai." ucap Mark dan dibalasan senyuman manis dari Haechan.

Chanyeol menyuruh salah satu supirnya untuk mengantarkan Haechan pulang agar dia bisa pulang dengan selamat sampai tujuan.

Setelah mobil yang mengantar Haechan menghilang dari pandangan mark, dia segera masuk ke dalam rumah. 

"Mark, Chan-ie sudah pulang? minum obat dulu sebelum ketiduran lagi ya." perintah Irine dengan membawakan nampan yang berisi obat dan air mineral.

"sudah Mom." jawab Mark, dirinya menerima obat yang sudah disiapkan Irine dan langsung meminumnya, jujur dia sudah mengantuk lagi. 

Setelah pulang dari rumah sakit waktu itu, Mark merasa badannya mudah lelah, bahkan dirinya sering mengalami sesak secara mendadak. Tetapi Mark tidak mengatakan kepada orang lain bahkan orang tuanya sendiri.

Mark tidak ingin membuat orang tua dan hyungnya bertambah khawatir dengan keadaannya. Dia berusaha sekuat mungkin untuk menghalang rasa sakitnya sendiri dengan obat-obat yang selalu mendampinginya.

Kerap kali ia berpikir untuk berhenti dari ketergantungan obat-obat itu, tapi naas tubuhnya akan dengan cepat merespon. Mark selalu bertanya-tanya, apakah dirinya bisa sembuh atau tidak.

Jika bisa, dia akan berjuang sekuat tenaga menuju kesembuhannya. Tetapi jika sebaliknya dia memilih menyerah lebih awal dari pada mencoba bertahan dan berakhir begitu saja yang hanya menjadi beban keluarganya.

Mark selalu berdoa untuk kebahagiaan keluarganya, jika suatu hari nanti tuhan lebih memilih dirinya kembali lebih awal. Mark ingin orang-orang yang ia tinggal bisa tersenyum bahagia tanpa ada tangisan pilu yang mungkin bisa membuat ia pergi dengan rasa bersalah.


.

.

.

TBC..

Jangan Lupa Vote Ya...

Makasih buat yang udah mau mapir dan vote...

Maaf kalau ceritanya gj atau gimana & udah lama gak up...

Aku usahain buat end secepatnya..

See you...


My Full sun [MARKHYUCK]Where stories live. Discover now