My Husband (End)

12.Chef Deven.

Setelah Deven memasak untuk sarapan aku dan dia langsung sarapan.Dan ada satu rahasia yang belum ku ketahui yaitu Deven pintar memasak.Masakan makanannya sangat enak.

"Tadaaa,masakan ala chef Deven sudah jadi."ucap Deven seraya meletakkan piring saji yang berisi nasi goreng buatannya.

Setelah itu Deven duduk dan aku mengambilkan nasi goreng untuk Deven dan meletakkan di piringnya.Setelah itu kita makan.

"Kak,nasi gorengnya enak banget."ucapku.Ya walaupun hanya nasi goreng yang dimasak Deven tapi rasanya sangat enak.

"Ya dong masakan seorang Deven Kenzie Derandra selalu enak."bangganya.

"Hilihhh,sombong."ucapku membalas ucapannya.

"Udah ah,nggak usah di permasalahin di depan makanan gak baik."ucap Deven menasehatiku.

Setelah makan aku membersihkan meja makan dan menaruh piring di wastafel dan mencucinya.Setelah itu aku kembali ke meja makan dan bersiap siap untuk pegi ke kampus walau badanku masih terasa nyeri.Tapi Deven melarangku untuk pergi ke kampus.

"Kak,Ayo berangkat!"ajakku.

"Nggak nggak,adik di rumah aja."tolak Deven.

"Lho kenapa?"heranku.

"Adik kan masih nyeri jadi aku takut adek kenapa napa nanti di kampus."jawabnya.

"Tapi..."ucapku belum selesai tapi di potong oleh Deven.

"Ohh,mau dosa gara-gara nglawan suami hmmm."ucapnya.Nah kalau gini aku nggak bisa bantah ucapnnya lagi dan pada akhirnya aku menuruti apa katanya.

"Nggak,yaudah iya aku dirumah.Tapi nanti bilangin ke dosen sama sahabatku lho ya."ucapku.

"Iya,yaudah aku berangkat dulu ke kampus kamu hati-hati dirumah ya."pesannya dan kemudian mengecup puncuk kepalaku.

"Yaudah,kakak hati-hati ya di jalan awas aja kalau di kampus cari cewek lagi lho nanti aku marah."peringatku kemudian mencium punggung telapak tangan Deven.Sementara Deven terkekeh karena ucapanku.

"Iya."jawabnya.

Setelah itu aku mengantar Deven ke depan.

"Dadah."ucapku melambaikan tanganku.

"Dah."jawabnya.

Setelah Deven pergi aku langsung menuju ke kamar dengan langkah pelan karena tubuhku masi sedikit sakit.

***