• 20- Perpustakaan •

297 45 0
                                    

"Feb, temenin gue ke perpus yuk. Ada buku yang mau gue cari."

"Ayo."

"Gue sama Rendi ikut dong." ucap Rama.

"Kuy lah."

Feby melirik ke arah Juna dan Raihan yang sibuk menyalin tugas Feby dan Rendi.

"Lu bedua ikut kaga?" tanya Feby.

"Sibuk. Jangan ganggu." Jawab keduanya dengan kompak.

Akhirnya hanya mereka berempat. Cantika, Feby, Rendi, dan Rama. Feby dan Cantika berjalan bersampingan. Disusul Rendi dan Rama dibelakangnya.

Saat berada di depan perpustakaan. Mereka bertemu dengan Nathan dan Joshua. Tatapan Cantika dan Nathan bertemu. Sampai akhirnya mereka saling menyunggingkan senyum.

"Lama nih gue gak ketemu Cantika." Nathan menegurnya lebih dulu.

"Gue juga lama gak liat lo. Gue kira udah gak disini." canda Cantika. Nathan tertawa.

"Gue sama yang lain masuk duluan ya," Feby menepuk pundak Cantika. Cantika hanya mengangguk.

Mungkin hanya Rama yang sadar jika Rendi menahan cemburunya melihat interaksi Cantika dan Nathan. Rama terkekeh dan menarik paksa Rendi untuk masuk ke dalam perpustakaan. Walaupun Rendi tidak mau masuk.

"Mau kemana?" tanya Cantika.

"Ke hatimuuu.."

Joshua berdeham, "gue masih disini ges. Jan jadikan gue cuma bayangan disini."

Nathan dan Cantika tertawa. Cantika menganggap perkataan Nathan hanya sebatas candaan saja.

"Gue mau ke kelas X-IPA 4. Disuru panggil ketua kelasnya." ucap Nathan.

"Kalo lo mau kemana?"

"Mau ke perpus aja sih, Jo. Ada buku yang gue cari."

"Gitu, Nat. Yang dicari buku, bukan cecan. Dasar pakboy." Cantika tertawa.

"Idih sembarangan aja. Yodah kita duluan ya, Can."

"Oke." Nathan berlalu meninggalkan Cantika. Tetapi ia kembali berbalik dan memanggilnya.

"Can!"

"Apa?"

"Hati-hati." peringatnya.

"Hati-hati?"

"Nanti nabrak angin."

"Garing, Nat," tetapi Cantika malah tertawa saking tidak lucunya.

"Tapi lo ketawa."

"Karna garing, Nat."

Cantika langsung masuk ke dalam perpustakaan. Tingkah Nathan semakin absurd. Sudah lama ia tidak bertemu dengannya. Ternyata tingkahnya masih sama.

Hawa dingin kini menyentuh kulitnya. Senang rasanya jika berada di perpustakaan. Suasananya tenang, dingin, dan punya banyak buku yang ia butuhkan.

Dapat ia lihat jika Feby sudah duduk di salah satu kursi sambil membaca buku. Cantika pun menghampirinya.

"Baca apa?" Feby menoleh.

"Novel."

"Gue kira buku pelajaran, Feb."

"Gumoh gue baca buku pelajaran terus. Sekali sekali baca novel buat hiburan." Cantika mengangguk paham.

"Yaudah, gue mau nyari buku sejarah dulu. Btw Rama sama Rendi mana?"

"Gatau, masih nyari buku kayaknya."

"Ooh. Gue kesana ya."

Cantika berjalan ke arah rak-rak buku yang terususun buku sejarah. Matanya masih mencari buku yang sesuai dengan kelasnya. Dan... dapat!

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum