• 14- Nathan •

371 57 4
                                    

"Jangan ngalihin pembicaraan." balasnya dingin.

"Lo kangen siapa?" lanjutnya.

"Ortu gue."

Mereka kembali dalam keheningan. Rendi masih setia menatap Cantika yang masih setia menundukkan pandangannya.

Perlahan tangannya mengusap puncak kepala Cantika. Membuat ia medongakkan kepala menatap Rendi yang sedang tersenyum hangat kepadanya.

"Mau cerita?"

Cantika terhanyut dalam imajinasinya. Bagaimana bisa ada makhluk seperti Rendi yang tampannya tidak wajar.

Gak gak. Gue kok malah mikir yang lain sih. Batin Cantika sambil menggelengkan kepalanya.

"Gamau cerita?"

"B–bukan, Ren."

"Tapi tadi lo geleng kepala."

"O–oh itu tadi lagi ngelamun." Cantika jadi tergagap sendiri.

Rendi mengangguk mengerti dan perlahan menurunkan tangannya dari kepala Cantika. Sebenarnya ada rasa kecewa dalam diri Cantika ketika Rendi menurunkan tangannya.

Perlakuan Rendi kurang lebih seperti Alex, hanya saja Alex lebih memanjakan dirinya. Dan Rendi sedikit cuek.

"Jadi?"

"Apanya?" Cantika malah balik bertanya.

"Gamau cerita?"

"Cuma lagi kangen papa sama mama disana. Mereka kangen gue gak ya, Ren?"

"Mungkin iya."

"Apa gue nyusul aja ya?"

"Nyusul kemana?"

"Akhirat." jawabnya lempeng.

Tak

Rendi mengetek dahi Cantika yang membuat gadis itu mengaduh sambil mengusap malang dahinya.

"Sakit Ren."

"Habisnya lo ngomongnya aneh." jawab Rendi dengan tampang watadosnya.

"Ya jangan di ketek juga kali. Sakit tau," Cantika memanyunkan bibirnya.

Rendi mengusak pelan rambut Cantika sembari tersenyum manis, "sorry."

Tanpa sadar, wajah Cantika malah memerah dengan ekspresi yang sangat lucu. Rasanya ia ingin berteriak sekeras-kerasnya untuk melepas rasa senangnya dengan perlakuan Rendi.

"Lo sakit? Kenapa mukanya merah?"

"Ha? E–enggak, ini... cuacanya lagi panas kan?" tangan kanannya mengibas ke arah wajahnya.

"Ini lagi dingin loh."

Ia memejamkan mata menahan malu. Saking malunya, ia ingin jungkir balik sambil kayang.

"Ayo balik. Ntar kita malah dicariin," Rendi sudah berdiri dan berjalan meninggalkan Cantika yang masih menahan rasa malunya.

Tak lama ia menyusul Rendi yang sudah berada sedikit jauh di hadapannya.

Mengingat kejadian tadi, membuatnya mengulum senyum tanpa Rendi ketahui. Entah mengapa ia sangat senang.

Apa ia menyukai Rendi?

Hey sadar Cantika. Saingan lo banyak. Yang kentang mundur dulu. Batinnya

"Jangan ngomong macam-macam lagi ya, Ka. Gue gak suka."

"Maksudnya?"

"Kayak tadi, bilang mau nyusul ke akhirat."

"Kan kita pada akhirnya bakal ke akhirat juga, Ren."

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Where stories live. Discover now