• 8- Kunci •

421 66 0
                                    

"Lo gapapa, Ka?" tanya Feby.

Cantika tersenyum, "gapapa, Feb. Gak bikin gue sakit juga kok."

"Kalau gue jadi lo sih, udah gue tarik rambutnya. Trus gue balik siram pake minuman coklat gue ke kepalanya biar lengket."

Kejamnya.

"Kan bilangnya juga gak sengaja. Ya gapapa, Feb."

"Aduuh, pengen nyebut. Masa lo gak sadar sih, Ka? Dia itu sengaja numpahin minumnya," Feby jadi gemas sendiri.

"Emang iya?" polosnya Cantika bertanya.

Feby hanya mengehela napasnya. Masih menunggu Cantika yang membersihkan baju bagian depan di wastafel toilet perempuan.

"Feb,"

Orang yang dipanggil namanya menoleh menatap Cantika, "kenapa?"

"Bajunya nerawang."

Feby melirik baju Cantika. Dan benar saja baju itu menerawang. Ck.

"Lo bawa jaket gak?" tanya Feby yang mendapat gelengan dari Cantika.

"Gue juga gabawa, Ka. Gimana ya?" Feby menggaruk pelan kepalanya.

"Kalau pinjam punya cowonya gimana?" usul Feby.

Yang dimaksud Feby tentang cowo, itu adalah sahabat Feby. Siapa lagi kalau bukan Rendi, Raihan, Juna, dan Rama. Pasti salah satu dari mereka selalu ada yang membawa jaket, karena mereka  selalu membawa motor ke sekolah.

"Emm... gimana ya?"

"Ka, gue sebenernya dari lama mau nanya soal ini ke lo. Tapi gue rada takut mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kenapa lo selalu ngejauh kalau deket sama cowo?"

"Ma–maksudnya?"

"Gini, lo dari awal duduk sama Rendi di kelas, terus lo minta pindah buat duduk di samping gue. Tadi duduk di kantin lo juga jaga jarak sama Rendi."

Ini yang Cantika takuti jika mendapat teman dan sudah menyadari perilakunya yang 'sedikit menjauhi laki-laki'. Ia hanya belum siap berbagi kisah tentang dirinya.

"Maaf, Feb. G–gue belum bisa cerita sama lo." Cantika menunduk dalam.

"It's okay. Kalau lo belum bisa cerita sama gue gapapa, gue juga gak maksa."

"Makasi, Feb," Cantika mendongak menatap Feby.

Setelahnya Feby memeluk Cantika dengan erat. Tatapan mata Cantika tersirat ada tersimpan masalah disana. Feby bisa melihatnya.

"Feb!" Cantika segera melepaskan pelukannya dengan Feby.

"Baju lo nanti basah," Cantika memastikan baju Feby apakah basah atau tidak.

"Asli, gue kira kenapa, Ka. Santuy, gak basah kok."

"Yaudah, lo mau langsung ke kelas atau tunggu sini selagi gue ambil jaket mereka. Gapapa kan lo pake jaket mereka? Daripada nerawang gini bajunya."

"Yaudah, gue pinjem jaket mereka. Tapi gue langsung ke kelas, disini serem kalau sendiri," Cantika bergidik ngeri sembari menatap sekitarnya.

Feby terkekeh, "yaudah, ayo."

🍁🍁🍁

"Woi, curut! Pinjam jaket lo pada." ucap Feby saat sudah berada di dalam kelas. Di belakangnya sudah ada Cantika yang menutup bagian bajunya sebelah kanan yang basah dengan tangan.

"Lo pinjam sama siapa, nyet?" celetuk Juna.

"Terserah. Intinya jaket."

"Kenapa sih? Lo tembus?"

Cantika Story | Eunha x Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang