33. Langkah

798 127 77
                                    







              

     "Gue kangen jemput lo di stasiun hari Jumat sore ... gue kangen nungguin lo dateng di sana."

     Ternyata sangat melelahkan.

     Ternyata menyimpan semua dalam dadanya terasa begitu melelahkan, dan menumpahkannya seperti merobek kembali luka yang belum mengering.

     Dan hening tanpa jawaban itu semakin menyakiti Banyu. Adinda tidak merindukannya sama sekali. Iya 'kan? Memutus sambungan itu, Banyu melempar ponselnya hingga mengenai lampu di atas nakas sisi tempat tidur, membuat benda itu pecah terguling jatuh ke lantai.

     Sementara di ujung lain, setelah mendengar Banyu memutus sambungan mereka begitu saja, sebelum dia sempat menjawab, perlahan Adinda meletakkan ponselnya dan mendekap dirinya sendiri.

     Adinda mendekap dirinya sendiri erat-erat, membiarkan air matanya mengalir tanpa suara hingga tuntas. Dia sudah terbiasa dengan itu. Dan dia tahu dia tidak akan apa-apa.

     Malam semakin larut ketika Adinda memutuskan untuk keluar.

     Dengan membawa sekantong makanan kucing, dia melangkah menuju playground di sisi lain komplek di mana dia menemukan kucing-kucing liar berkumpul di sudut taman bermain itu. Adinda menemukan mereka beberapa waktu sebelumnya, saat dia menuruti kekalutannya berjalan mengelilingi jalanan komplek pada satu malam, dan dia mensyukuri penemuan itu.

     Setidaknya, bertemu mereka dan memberikan mereka makanan yang cukup menjadi sebuah penghiburan.

Kucing-kucing itu mengeong bersahutan saat Adinda datang seolah mengenalinya dan tahu bahwa dia membawakan makanan untuk mereka. Malam itu empat ekor kucing segera mendekat, duduk di dekat kakinya dengan tatapan penuh harap ke arahnya.

Adinda membuka penjepit yang menutup rapat kantong makanan kucing yang dibawa lalu menekuk lutut dan merogoh segenggam untuk dibagikan pada kucing-kucing itu.

Memperhatikan kucing-kucing itu menunduk memakan makanan mereka, Adinda mengulurkan tangan dan mengelus kepala mereka satu per satu.

"Aku juga punya kucing di rumah. Namanya Berry. Dia pasti seneng kalo bisa ketemu kalian," ujarnya pelan, menambahkan segenggam lain untuk kucing-kucing itu.

Dia duduk di sana untuk beberapa saat. Berbicara dengan mereka. Menenangkan perasaannya.






***



     Dia telah menebak; Adinda tidak pulang untuk ulang tahunnya.

"Happy birthday ya, Bim."

Biasanya Adinda selalu datang membawa kejutan untuknya. Biasanya Adinda akan merentangkan tangan dan memeluk lehernya setelah memberikan hadiah, membisikkan ucapan panjang umur dan sehat selalu serta doa-doa lain. Biasanya Adinda ada di setiap pergantian usianya.

Malam Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang