9. Presence

1K 114 88
                                    






               
Baru saja melangkahkan kaki keluar gedung fakultas, Banyu melihat Yvonne berdiri tidak jauh dari pintu masuk, sendirian, seketika melambai ke arahnya begitu pandangan mereka bertemu.

Banyu mendekat, melihatnya menarik gelas kopi dari sebuah wadah di tangan dan mengulurkan padanya.

"Apaan nih, Von?"

"Pakai nanya. Jelas-jelas kopi. Nih!"

  Yvonne meletakkan gelas kopi itu di telapak tangan Banyu, yang ditangkapnya sigap, dan gadis itu berkata, "Salted caramel mocha."

  "Hng? Kok lo tau gue cuma minum varian ini? Gue pernah bilang ya?"

  "Enggak sih, gue cuma nebak aja," jawab Yvonne.

  "Masa sih? Hebat bener lo bisa nebak minuman yang gue doyan," ujar Banyu, masih tak percaya dengan jawaban Yvonne.

  "Bawel bener sih, Pak Dokter. Udah yuk, makan sama Dema juga."

  "Em—" Banyu mengangkat satu telapak tangan menahan langkah Yvonne.

  "Kenapa? "

  "Gue sebenernya nggak laper sih, Von. Tadi gue jam 3 baru makan siang. Ini sekarang baru jam 5 lebih dikit," ujarnya, menunjukkan jam digital yang dia pakai.

  "Trus? Lo nggak ikut nih?"

  "Hehe ... lain kali aja ya," tolak Banyu.

  Yvonne mendengus pelan. "Yah ... Bim, ya udah deh kalo gitu."

  "Hehe, nggak papa kan, Von? Lain kali deh, dan jangan dadakan, soalnya gue suka sibuk juga."

  Gadis itu mengangguk. "Hm. Ya udah nggak papa. Gue cabut nemuin Dema berarti."

  "Dema di mana?"

  Yvonne mengedikkan kepala ke arah lokasi parkir yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang. "Oke, Bim, gue cabut dulu ya."

  "Iya, Von. Thanks buat minumannya!"

  "Never mind."

  Dia mengawasi sosok Yvonne menjauh dan lenyap karena mobil penjemputnya yang melintas dan berhenti di dekatnya. Menarik sekilas ranselnya, Banyu bergegas membuka pintu belakang tanpa menunggu Pak Dedi turun seraya naik ke mobil.

  "Langsung pulang, Mas?" tanya Pak Dedi, menoleh sekilas padanya.

  "Iya, Pak. Capek, pengen cepet-cepet mandi."

  Sementara Pak Dedi menarik kemudi, Banyu menyandarkan punggung setelah mengeluarkan ponsel dari saku celana.

  "Iya, Bim?"

  Sahutan suara berat dan rendah itu membuat senyumnya terkembang begitu saja. "Lagi di mana? Masih di kampus?"

  "Iya, Bim, ini nunggu jemputan Pak Sigit. Lo udah pulang?"

  "He-em, ini Pak Dedi baru aja dateng. Barusan ketemu Yvonne, diajakin makan bareng Dema juga."

  "Trus?"

  "Ya gue baru aja makan tadi jam 3. Sampai sekarang ya belum laper lah. Jadi gue bilangin lain kali aja."

  "Yvonne nggak apa-apa?"

  "Ya ... agak nggak enak sih. Tapi ya gue sendiri nggak laper dan capek banget pengen cepet-cepet pulang," jawab Banyu, meneguk kopi dari gelas di tangan dan menambahkan, "Oh iya, tadi dibawain kopi sama Yvonne. Tau nggak? Dia beliin gue salted caramel mocha, nggak ngerti gimana dia bisa tau gue cuma minum varian itu."

Malam Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang