07 Little Secret√

449 80 18
                                    

Btw ada notifnya gak?

Happy reading ^^








Benar saja, esok harinya Baekhyun mengalami demam tinggi. Padahal kemarin dia sudah meminum obat penurun demam. Tapi, mungkin karena kondisi badannya yang memanglah lemah.

Baekhyun bergelung di dalam selimutnya. Jam di dalam kamarnya menunjukkan pukul 06.30 waktu setempat. Tapi dia tidak ada niatan beranjak dari atas ranjang.

Jangankan turun untuk ke kamar mandi, untuk mengubah posisi menjadi duduk di atas ranjangnya saja rasanya ia sangat lemas.

Mungkin ia tidak masuk sekolah terlebih dahulu. Dia izin karena kondisinya yang memanglah tidak memungkinkan. Padahal selama dia bersekolah, dia paling enggan untuk meminta izin tidak masuk. Sungguh rajin sekali.

Tok

Tok

Tok

Suara pintu kamar diketuk dari luar. Setelah beberapa detik tak ada sahutan dari sang empu kamar, akhirnya pengetukan kamar tersebut langsung memasuki kamar Baekhyun.

Pelaku pengetukan pintu tersebut berjalan menghampiri sosok yang terbungkus selimut. Tangannya terulur menyentuh dahi Baekhyun untuk memastikan suhu tubuhnya sudah menurun atau tidak.

Namun nihil, suhu tubuh Baekhyun tetaplah tinggi. Dan terasa lebih panas dari kemarin.

"Baekie sayang, kamu gak masuk sekolah dulu aja ya? Badan kamu panas banget begini."

"Eung~~" Baekhyun menggeliat tidak nyaman dalam tidurnya.

"Eomma~~" Rengek Baekhyun manja.

"Kenapa hm?" Tanya seseorang yang merupakan eomma dari Baekhyun.

"Badan Baekie rasanya gak enak. Pusing. Tenggorakan juga rasanya sakit dan pahit." Dengan suara serak dan mata sayunya Baekhyun menjawab.

"Kita periksa ke rumah sakit ya?" Bujuk sang eomma.

"No, Baekie gak mau kalau harus ke rumah sakit." Ujarnya keras kepala.

Bukan hanya sekali dua kali sang eomma membujuk anaknya agar mau diperiksakan di rumah sakit. Tapi Baekhyun tetap saja Baekhyun. Jika ia tidak mau, maka tidak ada seorang pun yang bisa membujukanya.

Kecuali dengan dia.

Dia yang membuat hati Baekhyun terombang-ambing bagai wahana roller coaster.

"Tapi Bee, badan kamu panas banget loh ini? Kalau begitu eomma panggil aja Jongdae untuk kesini."

"Tapi eomma.... Hyung pasti sibuk di rumah sakit, pasti banyak pasien juga disana. Lagi pula Baekie tidak apa-apa kok. Nanti juga sembuh."

"Sssttt. Tak ada penolakan. Hyungmu satu itu pasti akan datang bagaimanapun juga. Dia tidak mungkin mengabaikan adik bungsunya yang sedang sakit." Ujar sang eomma Byun dengan tegas.

Baekhyun hanya menghela nafas dan membiarkan eomma nya. Sifat keras kepala Baekhyun ternyata menurun dari sang eomma.

Beberapa jam kemudian terdengar suara mobil yang masuk ke halaman rumah Byun. Pemilik mobil lantas keluar dan berjalan terburu-buru ke dalam rumah.

"Eomma dimana Baekhyun?" Tanya seorang pria yang mengenakan jas putih khas seorang dokter kepada eomma Byun.

"Adikmu ada dikamarnya. Cepat kamu periksa gih. Badannya panas banget. Dia gak mau eomma bawa ke rumah sakit. Maafkan eomma, eomma jadi merepotkanmu."

"Eomma bicara apa sih, aku sama sekali gak kerepotan, apalagi ini menyangkut keluargaku."

"Kalau begitu aku naik ke atas dulu eomma. Mau periksa adik nakal ku dulu." Lanjutnya.

"Oke." Pria berjas putih hendak melangkah meninggalkan ruang tengah. Dimana dia dan eomma Byun dari berbincang. Sebelum suara eomma Byun menginterupsi langkahnya.

"Jongdae-ya setelah kamu periksa adikmu, kamu sarapan dulu disini ya? Eomma tau kamu belum sarapan sejak berangkat dari apartemenmu."

"Em... eomma, aku naik dulu." Pamitnya sekali lagi.

Sekarang Jongdae sudah ada di dalam kamar Baekhyun. Baru saja selesai dengan acara memeriksa kondisi sang adik.

"Kok bisa sakit sih Bee? Kamu kenapa?" Tanyanya sambil mendudukan di sisi ranjang yang kosong sambil mengelus kepala Baekhyun sayang.

"Kemarin Baekie hujan-hujanan hyung. Hehehe." Jawabnya disertai kekehan lemah.

"Yaak kau itu sudah besar Bee, sudah dewasa. Kenapa masih main hujan huh? Kau seharusnya bisa jaga diri mu sendiri. Kalau sudah begini, kamu sendiri kan yang nanggung? Terus bikin semua orang khawatir huh?" Ucap Jongdae panjang lebar dengan suara khas nya yang melengking.

Baekhyun hanya mampu menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya. Demi apapun suara hyungnya benar-benar luar biasa.

"Hyung....." Lirih Baekhyun memotong ceramah dari hyungnya.

Ini lah alasan sebenarnya mengapa Baekhyun enggan untuk diperiksa oleh hyungnya.

"Huh... Jangan ulangi lagi oke? Kamu sekarang istirahat, jaga pola makan jangan memakan sembarang makanan dulu. Terus obat yang sudah hyung beri harus diminum." Titahnya yang hanya mendapat respon anggukan lemah dari Baekhyun.

"Hyung turun dulu sekalian pamit, hyung masih ada tugas di rumah sakit. Jaga kesehatan oke?" Lanjutnya sembari mencium kening Baekhyun lembut sebelum beranjak turun ke lantai bawah.

"Eomma, maaf sepertinya aku tak bisa ikut sarapan, karena barusan aku mendapat panggilan dari rumah sakit. Sekali lagi maaf eomma." Ujar Jongdae menyesal karena menolak ajakan sarapan bersama.

"Hah~~ sudah eomma duga. Ini eomma buatkan bekal untukmu. Kalau kamu ada cuti, pulanglah sebentar. Bagaimanapun eomma, appa, dan adikmu merindukanmu. Eomma juga rindu sama si kembar cucu eomma. Ajaklah kesini dengan istrimu. Arraseo?"

"Nee eomma. Aku berangkat dulu. Terimakasih bekalnya. Eomma jaga kesehatan juga ya, dan bilang ke appa jangan terlalu sering berkencan dengan berkas-berkas kantor. Aku berangkat eomma."

"Nee hati-hati di jalan Jongdae-ya."










◎••••••••••◎TBC◎••••••••••◎

Thx sudah membaca
Sorry for typo

Vote + Comment ^^
See U~

Little SecretOnde as histórias ganham vida. Descobre agora