0.6 Kissing kissing?

469 68 44
                                    

Jaehyun sedang berada di minibar kamar hotelnya. Jelas cowo itu kini sendirian. Jaehyun sedang berusaha menetralkan tubuhnya setelah semalaman menahan libidonya agar tidak naik karena tubuh Irene.

"Astagfirullahaladzim." Jaehyun memejamkan mata hingga kemudian kembali membukanya karena tersentak akan pintu kamar yang terbuka

Jaehyun tersenyum meperhatikan Irene yang keluar dari kamar dibalut dengan selimut.

"Lo ngapin senyum-senyum?" Irene menatap Jaehyun tajam.

"Enggak," singkat Jaehyun.

"Jae, gue mau tanya sesuatu."

"Apa?"

"Tadi malem lo tidur dikamar?"

Jaehyun mengangguk. Pria itu menegak minumannya.

"Kok bisa sih!"

"Bisa apanya? Yang nyewa kamar hotel siapa? Saya kan?"

SKAK!

Irene memutar bola matanya malas, "Iya, gue tau."

"Terus masalahnya apa, sekarang?"

"Jadi, gini, tadi malem lo--------"

"Apa? Saya kenapa?"

Irene berdeham. "Lo gitu-gituin gue enggak?" tanya Irene dengan nada suara yang tiba-tiba menjadi pelan. Bahkan hampir tidak bersuara.

"Ha? Gimana? Saya enggak denger, Ren."

"BUDEKK." Kesal Irene.

Irene mendengus pelan. "Tadi, malem lo----gue gitu-gituan?"

Jaehyun terkekeh. Pria itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan. "Gitu-gituan gimana maksudnya?"

"Jangan sok polos deh, bikin emosi aja."

Jaehyun menggelengkan kepala. "Enggak."

Irene bernapas lega. "Alhamdulillah."

"Enggak salah maksud saya."

***

"Ren?"

Irene mengerjapkan kedua matanya. Perempuan itu baru saja tersadar dari pingsannya karena mendengar ungkapan mengejutkan dari Jaehyun.

Irene masih terkejut, badannya pun  masih bergetar, tangannya juga masih terada dingin. Jaehyun jadi merasa bersalah. Niatnya hanya ingin bercanda, tapi Irene terlalu serius menanggapi.

Tapi, Jaehyun masih tidak habis pikir, kenapa Irene begitu syok seperti ia tau kalau ia akan mendapatka kamar vip di neraka? Toh jika memang Jaehyun melakukan itu, mereka juga sudah sah. DASAR IRENE.

"Nih, minum dulu." Jaehyun memberikan gelas kepada Irene. "Alay banget sampai pingsan."

Irene duduk seraya mengambil gelasnya, "Apa lo bilang? gue alay?"

Jaehyun mengangguk. "Iya saya bilang itu. Kenapa? enggak denger ya? berarti yang budek itu kamu bukan saya."

Irene menaruh gelasnya di atas meja. Perempuan itu tidak jadi minum. "Heh, dekil. Dengerin gue ya, lo kenapa sih kalau sama gue sensian banget? Sensi sama orang cantik itu langsung masuk neraka jalur expres. Lo mau?"

Jaehyun tertawa remeh, ia menatap istrinya. "Heh, bocil. Perasaan kamu yang sensian kalau lagi sama saya. Kenapa saya yang disalahin? Lagi pula situ enggak cantik. Cantikan juga mantan saya."

"Sialan! Lo mau ngibarin bendera perang sama gue, HA?"

"Indonesia sudah merdeka, buat apa? Jangan buang-buang tenaga. Mending tenaga kamu disimpen buat nanti malem perang khusus sama saya."

Me vs Husband [JJH]Where stories live. Discover now