26

10.2K 1.1K 41
                                    

"Aku kemarin sore pergi ke rumah sakit dengan Seokmin untuk meminta surat keterangan keperluan cuti melahirkan minggu depan. Coba kau tebak aku bertemu dengan siapa disana?"

"Dokter Shin.." jawab Wonwoo polos.

Joshua langsung tertawa. "Ya jawabanmu tidak sepenuhnya salah sih, tapi bukan itu yang aku maksud!"

"Lalu siapa?"

"Jun.. Minghao sudah melahirkan kemarin pagi."

"Oh, benarkah?"

Joshua mengangguk.

"Karena sudah terlanjur berpapasan sekalian saja kami datang untuk menjenguk, 'kan tidak enak kalau langsung pulang begitu saja. Jun sempat mengajak kami melihat bayinya di ruangan bayi. Serius, mirip sekali dengan Jun! Itu seperti Jun versi perempuan mini."

"...kemungkinan besar sangking takutnya tidak diakui oleh neneknya dia meniru wajah ayahnya secara keseluruhan!" Joshua tertawa setelah itu.

"Aku heran kenapa ibu Jun setega itu ya? Memangnya salah Minghao kalau bayinya perempuan?" tanya Joshua heran.

"...dia bahkan tidak terlihat dirumah sakit untuk menjenguk cucu dan menantunya."

"Mungkin memang belum sempat datang, hyung.." balas Wonwoo mencoba berpikir positif.

"Bukan belum sempat, tapi memang tidak akan pernah mau datang. Ah, mudah-mudahan saja suatu hari nanti pintu hatinya akan terketuk."

Semua akan baik-baik saja sebenarnya jika Jun tidak terlalu menuruti ucapan ibunya. Bagaimanapun juga sekarang dia sudah resmi menjadi seorang ayah, dia sudah seharusnya lebih peduli pada istri dan bayinya.

"Nanti setelah masa cutimu mau habis gantian aku yang ambil cuti melahirkan ya, hyung. Kita jadi tidak bisa bertemu lagi." ucap Wonwoo sedih, secara tidak langsung menghentikan obrolan mereka tentang bayi Minghao.

"Iya.. aku pasti kangen sekali padamu." balas Joshua.

"...aku pasti datang menjenguk ke rumah sakit saat kau melahirkan nanti."

••••

Minghao sudah kembali bekerja setelah masa cutinya habis, sementara Joshua telah melahirkan baby Eddo satu bulan yang lalu.

Dan Wonwoo bersiap untuk mengambil cuti, mengingat usia kandungannya telah memasuki delapan bulan.

Awal memasuki trimester ketiga kemarin Wonwoo justru baru merasakan yang namanya mual dan muntah. Setelah berkonsultasi dengan dokter Shin ternyata posisi bayinya sungsang, sehingga tulang kepalanya menekan lambung sang ibu.

Karena posisi bayinya yang sungsang, operasi caesar menjadi jalan yang harus dipilih. Operasi persalinan akan dilakukan besok pukul tujuh pagi, dengan usia kandungan tiga puluh delapan minggu.

Jadi sejak tadi sore Wonwoo dan Mingyu telah berada di rumah sakit untuk melakukan observasi terlebih dahulu, mulai dari cek darah, detak jantung ibu dan bayi, juga cek kontraksi yang ternyata memang belum ada.

Orang tua Mingyu dan Wonwoo sudah menyusul ke rumah sakit sebagai bentuk dukungan untuk Wonwoo.

Juga ada Jihoon, Soonyoung, Jiyoung, Seungcheol, Jeonghan, Seungkwan, Vernon dan juga Dino.

Wonwoo merasa bersyukur sekali karena dikelilingi oleh orang-orang baik seperti mereka semua.

"Rasanya tidak sakit kok, aku 'kan baru mengalaminya dua bulan yang lalu." ucap Jeonghan.

Wonwoo mengangguk percaya.

"Keesokan harinya Jeonghan sudah bisa berlarian." tambah Seungcheol yang mendapat tatapan tak percaya dari Seungkwan, Vernon dan Dino.

"Jangan dengarkan suamiku. Dia memang orangnya sedikit berlebihan." balas Jeonghan.

"Kalau sakit lihat saja wajah Yohan, nanti pasti sakitnya agak berkurang." ucap Jihoon.

"Nah, benar apa yang Jihoon katakan. Kau dulu juga seperti itu 'kan, sayang?" tanya Soonyoung.

"Iya."

"Lahirkan keponakanku dengan selamat ya, hyung. Aku sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Yohan." ucap Dino.

"Kapan ya aku bisa menyusul hamil lagi?" gumam Seungkwan.

"Sabar, sayang.. kita tidak boleh berhenti berusaha." balas Vernon.

Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter Shin, prediksinya bayi Mingyu dan Wonwoo berjenis kelamin laki-laki. Mereka sepakat memberikan nama Kim Yohan.

"Sayang, bagaimana perasaanmu?" tanya Mingyu yang saat itu ikut tidur diranjang pasien Wonwoo setelah semuanya pulang, termasuk para orang tua.

Mereka mengatakan akan kembali besok pagi sebelum Wonwoo memasuki ruang operasi.

"Campur aduk.." balas Wonwoo. "Takut karena ini akan jadi pengalaman pertamaku berada di meja operasi, dan bahagia karena sebentar lagi kita akan bertemu dengan Yohan."

"Kita pasti bisa melewatinya bersama-sama."

Mingyu telah berjanji akan menemani Wonwoo selama proses persalinan. Ini bukan hanya pengalaman pertama bagi Wonwoo, melainkan Mingyu juga.

Meski ada perasaan takut untuk berada diruang operasi, Mingyu mencoba menepis semuanya, dia akan melakukan apapun itu demi istri dan calon anaknya.

••••

AFTER DIVORCE | MEANIE (Completed)✓Where stories live. Discover now