19

9.9K 1.2K 24
                                    

Bulan madu di hotel selama dua hari nyatanya sudah cukup bagi Mingyu dan Wonwoo, meski Wonwoo mendapat cuti menikah selama satu minggu dari perusahaan namun rasanya hari berlalu dengan sangat cepat.

Setelah pulang dari hotel, Mingyu dan Wonwoo menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah baru yang rencananya akan segera mereka tinggali dalam waktu bulan ini.

Baik kolam renang maupun taman bunga yang pernah Mingyu janjikan telah rampung pembangunannya, jadi selama sisa cuti Wonwoo habiskan dengan memilih perabotan untuk mengisi rumah baru mereka.

Perkiraan Mingyu, minggu depan semuanya sudah selesai, namun ibu Mingyu belum mengizinkan mereka pindah secepat itu. Beliau masih ingin merasakan tinggal bersama sang menantu.

"Sayang, bekal makan siangnya jangan lupa dimakan ya! Sudah ku buatkan ekstra untuk Joshua hyung sekalian."

"Iya. Aku masuk dulu ya?"

Mingyu mengangguk, ia menyempatkan diri mencium kening Wonwoo sebelum pasangannya itu keluar dari mobil.

Didepan pintu kantor Wonwoo sempat melihat Jun dan Minghao, mereka tampak sedikit berselisih.

Wonwoo tidak mau ikut campur, hubungan Jun dan Minghao yang kurang harmonis itu memang sudah cukup terkenal dikalangan para pegawai.

"Pagi, hyung.."

Wonwoo menyapa Joshua begitu sampai di area kerjanya.

"Hai, pengantin baru. Auramu tampak beda ya?"

"Beda bagaimana?"

"Berseri-seri dan bahagia hehe.."

"Oh ya, tadi suamiku membuatkanku bekal makan siang, sekalian untukmu juga ada, hyung."

"Wah, benarkah? Mingyu hebat sekali ya, serba bisa."

Wonwoo memberi salah satu kotak bekal untuk Joshua.

"Nanti siang kita makan bersama ya? Jangan lupa ucapkan rasa terima kasihku pada suamimu."

"Iya, hyung."

"Jadi Wonwoo, bagaimana?"

"Apanya?" Wonwoo balik bertanya heran.

"Malam pertama kalian."

Wonwoo hanya tersenyum menanggapi.

"Kau ini, seperti tidak ada pertanyaan yang lain saja!"

"Aku serius!"

"Eum.." Wonwoo tampak berpikir.

"—rahasia."

Joshua mendesah kecewa.

"Padahal aku ingin dengar ceritanya darimu secara langsung."

"Mesum sekali! Ingat, kau itu sedang hamil, jangan suka bersikap yang aneh-aneh, nanti berpengaruh pada calon bayimu."

Joshua buru-buru mengelus-elus perutnya.

"Ayo, hyung. Ikut tidak?" tawar Wonwoo.

"Kemana?"

"Toilet."

"Kukira kau mau mengajakku ke kantin perusahaan." dia berkata seperti itu sembari memakan cokelat isi kacang almond.

"Makanan terus yang kau pikirkan."

"Orang hamil butuh banyak asupan, Wonwoo-ya. Coba rasakan sendiri nanti jika kau hamil."

Wonwoo mengangguk paham, semenjak hamil Joshua memang banyak sekali makan. Wonwoo sampai merasa kagum melihatnya.

Lebih baik seperti ini daripada saat hamil si kembar dulu, mual dan muntahnya parah sekali sampai-sampai dia sering kali absen dan hampir resign dari perusahaan.

Wonwoo melihat Minghao yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet, wajahnya pucat dan banyak berkeringat, dia hampir saja limbung namun beruntung Wonwoo dengan sigap menahan tubuhnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Wonwoo khawatir.

"Wonwoo.." balas Minghao lemah.

"Ayo kita cari tempat duduk dulu."

Wonwoo menuntun Minghao menuju area kerjanya, karena tempat itu yang paling dekat.

"Ada apa ini?" tanya Joshua setelah Minghao duduk dikursi Wonwoo.

"Hyung, jaga dia sebentar, aku akan buatkan minuman hangat."

Joshua mengangguk meski tampak sekali tidak menyukai keberadaan Minghao disana.

Tidak ada lima menit Wonwoo sudah kembali dengan segelas teh hangat.

Menyodorkan pada Minghao yang meminumnya beberapa tegukan.

"Sudah mendingan?" tanya Wonwoo.

Minghao mengangguk pelan.

"Kalau sedang tidak enak badan seharusnya tidak pergi kerja saja 'kan?" ucap Joshua.

Minghao tidak menjawab, terdiam sembari menunduk. Wajahnya masih pucat dan rambutnya menjadi lepek karena terus berkeringat dingin.

"Setidaknya pikirkan calon bayimu!"

"Hyung.." Wonwoo memberi tatapan agar Joshua tidak berbicara lagi.

"Kau mau pulang? Atau mungkin beristirahat di klinik perusahaan untuk sementara waktu? Aku bisa mengantarmu kesana." tawar Wonwoo.

"Aku akan kembali ke ruanganku, terima kasih atas bantuanmu."

Minghao hampir berdiri namun Wonwoo mencegahnya.

"Disini saja dulu sampai kau benar-benar merasa mendingan."

"Apa kau merasa mual dan muntah sepanjang hari?" tanya Joshua.

Sebagai orang yang sama-sama hamil, Joshua merasa prihatin akan keadaan Minghao, karena dulu dia juga pernah merasa sangat tersiksa oleh morning sickness.

"Sepertinya aku menyimpan vitamin untuk mengurangi gejala morning sickness dari dokter kandunganku."

Joshua merogoh isi tasnya, dengan cepat menemukan apa yang dia cari.

"Coba saja minum dan bawa sisanya, karena sepertinya aku tidak begitu membutuhkannya."

Minghao menuruti saran dari Joshua.

Beberapa saat kemudian ia merasa tubuhnya sudah jauh lebih mendingan.

"Aku akan kembali ke ruanganku sekarang."

"Sudah enakan?" tanya Wonwoo.

"Iya, berkat kau. Shua hyung juga. Terima kasih karena kalian sudah mau membantuku."

Joshua dan Wonwoo serempak mengangguk.

"Lihatlah kelakuan Jun! Istri sedang hamil bukannya disayang-sayang malah di sia-siakan!" ucap Joshua setelah Minghao pergi.

"Kasihan sekali Minghao." gumam Wonwoo.

"Anak perempuan Minghao sekarang ikut ayah kandungnya di China."

"Oh ya?"

"Iya. Kabarnya Minghao terpaksa menyerahkan Jia kesana karena ibu mertuanya benar-benar anti pada cucu perempuan. Di jaman modern begini masih saja ya ada orang yang seperti itu!"

"Aku yakin selain kelelahan Minghao juga pasti merasa sangat stres pada kelakuan Jun dan keluarganya!"

"Minghao tidak pernah mau memeriksakan kandungannya, takut mengetahui fakta jika ternyata anak yang dia kandung berjenis kelamin perempuan."

"Sampai seperti itu?! Wah, parah sekali!" Wonwoo menggeleng tidak percaya mendengar cerita Joshua.

Wonwoo sudah pernah berada di posisi itu namun ia masih saja merasa ngeri membayangkan hal yang di alami Minghao saat ini.

Satu hal yang Wonwoo tau, Minghao itu kuat.

Lebih kuat dari Wonwoo yang lebih memilih untuk menyerah.

"Kalau aku lebih memilih bercerai saja daripada hidup berdampingan dengan manusia tidak punya hati seperti Jun dan ibunya!" ucap Joshua tiba-tiba.

Padahal Wonwoo tidak bicara apa-apa. Joshua seperti memiliki kemampuan untuk membaca pikiran.

••••

AFTER DIVORCE | MEANIE (Completed)✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن