16

9.6K 1.2K 12
                                    

"Mingyuㅡ"

Wonwoo terkejut setengah mati dengan reaksi Mingyu yang tiba-tiba berlutut dihadapannya.

"Kumohon jangan berkata seperti itu." ucap Mingyu lirih seolah tanpa tenaga.

"Berdirilah, kau tidak pantas merendahkan diri dihadapanku seperti ini!" Wonwoo memaksa tunangannya itu untuk bangkit dari posisinya.

"Aku tidak akan menemui Kyulkyung lagi. Aku bersumpah!"

"Iya, aku tau."

Dengan sedikit paksaan pada akhirnya Wonwoo berhasil membuat Mingyu berdiri, mereka kemudian memilih untuk duduk disebuah kursi agar bisa membicarakan masalah ini lebih lanjut.

"Ini bukan salahmu." tegas Wonwoo.

"Ini salahku."

"Bukan! Sudah aku katakan nantinya kau akan kesusahan dengan sifatku yang seperti ini, sampai kapanpun bayang-bayang masa lalu itu akan terus menghantuiku!"

"Lantas mengapa? Aku sudah bertekad akan berusaha untuk bisa lebih mengerti keadaanmu."

"Ini tidak akan mudah."

"Mari kita buat semuanya menjadi mudah."

"Kau tidak mengerti!"

"Dimana letak hal yang tidak ku mengerti?!"

"Mingyu, hentikan! Percuma saja, perdebatan ini tidak akan ada ujungnya." pinta Wonwoo.

"Aku tidak akan membatalkan pernikahan kita. Tidak akan pernah! Aku tidak peduli! Bahkan jika kau menghilang ketika saat itu tiba, aku bersumpah akan berhasil menemukanmu dan menyeretmu ke altar!"

"KIM MINGYU!"

"APA?!"

Wonwoo menghela nafas dalam-dalam, dia tidak boleh ikut terbawa emosi. "Aku akan menemui ibumu besok." ucapnya dengan nada lebih tenang.

"Wonwoo.." lidah Mingyu mendadak keluh, dia ingin sekali menyangkal ucapan Wonwoo namun bersamaan dengan itu Mingyu merasa begitu kesusahan.

"...mari anggap pembicaraan malam ini tidak pernah terjadi." Mingyu berdiri dari tempatnya duduk, berjalan dengan pandangan kosong.

"Mau kemana?" tanya Wonwoo.

Lelaki itu tidak membalas, namun Wonwoo tau tujuan Mingyu adalah pulang.

Yang membuat Mingyu terkejut Wonwoo berlari mendekatinya, merogoh saku celana Mingyu, tempat biasa ia menyimpan kunci mobilnya, meraih benda itu untuk dia simpan.

"Wonwoo, kembalikan!"

"Aku tidak akan membiarkanmu pulang dalam keadaan seperti ini. Itu bisa membahayakan dirimu sendiri dan pengguna jalan lainnya."

"Soonyoung-ah!" merasa dipanggil, Soonyoung segera menghampiri Wonwoo dan Mingyu disana.

"Ada apa kakak ipar?" tanya Soonyoung.

"Tolong antar Mingyu pulang." balas Wonwoo.

"Oh, oke. Aku ambil kunci mobil dulu didalam. Sebentar ya.."

Wonwoo mengangguk singkat.

"Untuk sementara kunci mobilmu akan kubawa. Aku tidak mau kau mengendarai mobil dengan pikiran yang melayang entah kemana. Besok akan ku kembalikan sekalian bertemu dengan ibu."

"Begini caramu balas dendam padaku?" tanya Mingyu pelan.

"Tidak." balas Wonwoo.

"Wonwoo, kau tau? Sekarang ini aku merasa sedih sekali. Aku kecewa.." dia berkata jujur, terlihat jelas dari sorot kedua matanya.

"Maafkan aku.."

Mingyu hendak membuka mulutnya lagi namun Soonyoung keburu datang, dia kemudian memilih untuk pulang bersama Soonyoung.


•••

"Hyung, ada apa?" serbu Jihoon begitu Wonwoo masuk kedalam rumah.

Wonwoo tersenyum singkat. "Tidak ada apa-apa."

"Bohong! Kenapa sekarang kau jadi tertutup padaku begini sih, hyung?" tanyanya sebal.

"Bukan begitu. Memang tidak ada yang perlu diceritakan, Jihoonie.."

Jihoon bisa melihat sorot kedua mata Wonwoo yang tampak sedih dan lelah, sebenarnya tadi dia sempat menguping dengan Soonyoung tapi tidak secara keseluruhan karena Jiyoung mendadak rewel.

Dari yang bisa Jihoon tangkap, sepertinya masalah Wonwoo dan Mingyu kali ini sangat serius.

"Ayah dan ibu kapan pulang?" ini semakin memperkuat tebakan Jihoon.

"Ada apa?"

"Ingin membicarakan sesuatu." balas Wonwoo.

"Besok sore."

"Oh.."


•••

Wonwoo terpaksa terbangun dari tidur singkatnya karena dering ponselnya, ada sebuah panggilan masuk.

Dia tidak bisa menutupi rasa terkejutnya ketika menemukan nama kontak 'Calon Ibu Mertua' pada layar ponselnya.

"Ya, bu?" ucap Wonwoo dengan suara serak.

"Baru bangun?" tanya ibu Mingyu diseberang sana, seperti biasa suaranya terdengar begitu tenang.

"Iya."

"Ibu menganggu tidak?"

"Tidak. Ada apa, bu?"

Apa jangan-jangan Mingyu sudah menceritakan semuanya? Itu sebabnya beliau menelfon Wonwoo sepagi ini.

"Ibu mau minta tolong padamu."

"Minta tolong apa?"

"Sebelum itu, apa kemarin Mingyu datang menemuimu?"

"Iya."

"Kalian sudah baikan 'kan?"

"Y-ya.."

"Ah, syukurlah.. Ibu khawatir sekali anak itu tidak bisa meminta maaf dengan benar padamu. Kau tau, Wonwoo-ya? Ibu sudah tidak sabar ingin menyambutmu dirumah ini sebagai calon menantuku, dua minggu terasa lama sekali."

Wonwoo hanya bisa tertawa canggung disana.

Dugaannya salah, ternyata Mingyu belum bercerita pada ibunya. Sama seperti Wonwoo..

"Jadi begini, Wonwoo-ya, nanti siang ibu harus pergi ke Busan untuk pertemuan keluarga besar. Bisa tidak kau datang kerumah sekalian menginap."

"Menginap?"

"Iya, karena ibu pulangnya baru lusa. Tengah malam tadi kesehatan Mingyu tiba-tiba menurun."

"Mingyu sakit?!"

"Hanya demam biasa, jangan terlalu khawatir, tapi ibu juga tidak tega jika harus meninggalkan dia sendirian dirumah. Kau bisa datang kemari 'kan, Wonwoo-ya?"

"Iya, bu."

"Ya sudah, ibu tunggu kedatanganmu."

•••

Langsung Lanjut... (☞^o^) ☞

AFTER DIVORCE | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang