𒆜 38 𒆜 Kembali Normal

572 40 1
                                    

"Hidup biasa saja memang menyenangkan. Tidak perlu punya banyak hal. Asalkan bahagia, itu sudah cukup."

-----

Yona melirik, lantas tersenyum tipis melihat sosok Nino kembali di sisinya.

Pagi ini, Nino dan Yona berangkat sekolah bersama lagi. Mereka bicara dengan santai seolah tak pernah terjadi apa-apa.

"Cie yang udah berangkat sekolah bareng lagi." Lucas menyeruak begitu saja lantas tersenyum lebar dengan kerlingan menggoda seperti biasanya. "Kayaknya cowok di sebelah gue ini kemarin lagi marah-marah deh. Kok sekarang malah senyum-senyum ya? Horor." Goda Lucas tak tahan melihat wajah Nino yang lebih cerah.

"Lagi di depan pacar, nggak boleh berkata kasar." Nino mengelus dadanya mencoba sabar.

"Emang sejak kapan lo bisa berkata kasar? Jarang banget."

"Iya, gue jarang berkata kasar. Tapi kalo sama lo rasanya mau mengumpat melulu." Nino mendecih dan menggenggam tangan Yona membuat Lucas termundur ke belakang.

"Yah, gue ditinggal. Jahat kalian." Cowok bertubuh kurus itu segera menyusul dan berjalan di sebelah Nino.

"Lucas, lo berangkat pakai mobil yang kemarin?" Tanya Yona.

Nino menoleh. "Lo udah boleh naik mobil?"

Lucas mendecih. "Gue belum 18 tahun, jadi kalau ke sekolah naiknya motor. Tapi kalo yang kemarin itu, gue iseng aja mau pamer."

Nino membelalakkan matanya. "Lo dibolehkan naik mobil? Kok enak. Kalo gue nggak dibolehin karena nanti gue bakal mengajak semua teman gue ke rumah. Merepotkan katanya."

Lucas tertawa mengejek. "Lagipula mobilnya bakal dibawa ngebut. Jelas nggak boleh lah."

"Berarti kemarin lo mau pamer mobil sama gue? Buat apa? Toh mobilnya nggak dikasih ke gue." Yona memajukan bibir bawahnya.

Lucas menepuk jidat. "Gini nih kalo lo cuma berpikiran buruk sama gue." Cowok itu mengelus dadanya mencoba sabar.

Lucas menoleh ke arah Nino. "Lo tau nggak? Yona itu hampir tunangan sama Devan kalo bukan gue yang mencegah! Jadi sebaiknya lo baik-baik sama gue mulai sekarang."

"Beneran?" Nino mengerjap. Dia menolehkan kepala ke arah Yona dan Lucas bergantian.

Yona meringis dan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

Lucas memandangi kedua temannya itu. "Gue duluan ya. Males gue jalan sama pasangan baru. Gatel-gatel nih." Cowok itu lantas berlalu dan meninggalkan Yona dan Nino berjalan berdua saja.

Yona diam. Nino juga diam. Tak ada yang hendak membuka suara hingga akhirnya mereka sampai di kelas mereka.

June yang pertama kali melihat langsung menghampiri mereka. Disusul dengan Arin yang langsung lari padahal sedang mencoba lipstik keluaran terbaru milik Fanya.

"Lah? Kok barengan? Katanya putus?" June mengekor mengikuti Nino dan Yona yang bergegas mengambil tempat duduk.

"Putus? Sejak kapan?" Arin mengangkat alis. Dia satu-satunya yang tidak tahu bahwa Nino dan Yona sempat putus.

"Heh, jawab kalo ditanya tuh! Jangan bikin orang penasaran!" June mendesak.

Nino menghela sejenak. "Panjang ceritanya. Gue males menjelaskannya." Jawabnya acuh tak acuh.

Yona tersenyum. "Biar gue aja yang cerita." Katanya menawarkan diri membuat Arin dan June langsung menyeret kursi mendekat begitu pula dengan Nino.

"Kenapa lo ikut?" Tanya June sewot melihat Nino yang ikut memenuhi meja Yona.

Your Love [Completed] ✅Where stories live. Discover now