𒆜 34 𒆜 Akibat

328 35 0
                                    

"Gue tahu gue salah. Tapi, gue nggak mau menyakiti orang lain. Maaf..."

-----


Nino mengerjap, cowok itu mencoba mencerna perkataan cewek di hadapannya. "Maksudnya?"

Yona menggigit bibir. Cewek itu mengalihkan pandangannya. "Gue pengen putus. Maaf," ulangnya semakin lirih dan sekuat tenaga untuk tak terlihat emosional.

Nino mundur selangkah. Ekspresi wajahnya tak bisa didefinisikan. Antara kaget dan kecewa.

"Tiba-tiba? Kenapa? Bukannya tadi lo lagi bahagia?" Tanya Nino bertubi-tubi. "Ah, sekarang tanggal berapa emang? April Mop ya?" Lanjutnya mencoba tersenyum lebar.

Yona menggeleng. Gadis itu menunduk.

"Gue nggak bilang kalo hari ini gue bahagia kan? Gud cuma banyak senyum aja. Gimana bisa lo salah memahami itu?"

Nino tersentak. Cowok itu berdehem dan menghela nafas sejenak.

"Kenapa? Ada apa tiba-tiba? Setidaknya kasih penjelasan dulu."

Yona mendongak dan menatap Nino tepat. "Ada cowok yang gue suka. Ada....cowok lain...."

Kali ini Yona benar-benar memalingkan wajahnya jauh-jauh. Matanya menatap keluar kelas yang sudah sepi. Ah, Yona ingin lari saja dari keadaan ini.

"Maksud lo ada cowok lain?" Nino mengerutkan keningnya. Emosinya mulai tersentil. "Maksud lo, sejak awal lo nggak suka sama gue? Trus buat apa kita pacaran?"

"Bukan gitu. Aku suka sama Nino....tapi...."

"Diam." Nino sedikit membentak hingga Yona hampir terjatuh saking kagetnya. Yona tak menyangka nada suara Nino bisa sebegitu mengerikan ini.

Cowok itu mengusap wajahnya kasar. "Sekarang biarkan gue yang bicara."

Yona menggigit bibir. Menahan sekuat tenaga untuk tidak menangis dan hanya mengangguk kecil.

"Mau lo apa? Lo mempermainkan perasaan gue?" Nino menunduk menatap Yona. "Tujuan lo apa? Bahkan waktu lo nangis waktu itu, juga bohong?"

"Enggak. Gue nggak bohong. Gue suka Nino kok.....tapi..."

"Tapi apa? Tapi apa Yona? Kalo lo suka gue, kenapa lo bilang lo suka cowok lain? Kenapa lo minta kita putus?" Nino menggeram. Cowok itu kini mundur lebih jauh dari Yona, membuat jarak lebar diantara mereka berdua. "Gue nggak tau apa yang ada di pikiran elo. Tapi, lo gila. Kalo sejak awal emang mau putus, mending kita nggak usah pernah pacaran."

Yona mendongak. "Maksud lo, lo bakal lebih seneng kalo kita nggak pernah pacaran?"

"Kalo gue bilang iya, kenapa?" Tanya Nino menantang.

Yona menunduk sekilas, lalu dengan lirih hanya menjawab. "Nggak papa kok. Syukurlah kalau gitu."

Nino tersenyum miring. "Syukurlah kata lo? Berarti emang ini yang lo mau? Keren banget Yona. Gue bahkan nggak nyangka lo kayak gini. Ternyata Yona nggak sebaik yang gue kira. Hebat!" Nino bertepuk tangan dengan senyuman mengejek. "Mungkin gue aja yang terlalu bodoh dan nggak mengira kalo lo kayak gini."

Yona menggigit bibir. Ia ingin membalas semua perkataan Nino, tapi yang ada Yona hanya diam. Dengan sekuat tenaga, cewek itu mendongak dan balas menatap Nino.

"Hm. Lo bodoh banget ya. Emang sih wajah gue keliatan polos. Lo tau gak? Sebenarnya gue mendekati elo cuma buat memastikan kira-kira cowok cupu kayak lo itu akan jatuh cinta sama gue atau enggak." Yona tersenyum lebar. "Dan ternyata lo udah jatuh cinta sama gue! Lucu banget! Gue hampir ketawa waktu lo nembak gue, untungnya gue jago akting!"

Your Love [Completed] ✅Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα